BATAMTODAY.COM, Batam - Tidak hanya merek kaca mobil milik ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) terkenal di Indonesia saja yang dipalsukan pengusaha Batam, Ak. Bahkan, pengusaha ini juga memalsukan logo SNI (Standar Nasional Indonesia). Karena itulah, bagi masyarakat yang akan membeli kaca mobil di Batam, agar lebih berhati-hati.
Demikian ungkap sumber BATAMTODAY.COM yang mengetahui seluk beluk praktik pemalsuan kaca-kaca mobil yang diimpor Ak dari China itu. "Kaca mobil palsu produksi Ak sangat sulit dideteksi masyarakat umum. Karena memang hasil kerjanya halus dan bagus sekali" ungkapnya.
Praktik pemalsuan kaca mobil dengan modus mengganti merek China menjadi sama persis dengan logo ATPM terkenal di Indonesia ini memang masih terus berlangsung di Batam sejak sekitar 20 tahun lalu. Meskipun pihak dari ATPM sudah mengajukan protes secara resmi kepada pihak berwenang.
Ironisnya, praktik ilegal ini tergolong 'aman-aman' saja berlangsung hingga puluhan tahun, dan terkesan luput dari sentuhan aparat penegak hukum, untuk tidak mengatakan tidak tersentuh.
"Meski dikabarkan pernah berurusan dengan aparat hukum, namun proses hukumnya hampir tak terdengar ujung pangkalnya," ungkap Sumber, belum lama ini.
"Kaca mobil diimpor dari China. Begitu tiba di gudang, merek kaca mobil asli dihapus dengan menggunakan alat grafir khusus yang dilengkapi dengan kompresor," ungkap sumber, baru-baru ini.
Tidak sembarangan alat yang digunakan untuk memalsukan merek kaca mobil tersebut. Alat grafir dan kompresornya pun didatangkan langsung dari China.
"Media yang digunakan untuk merontokkan merek asli di kaca mobil tersebut adalah pasir khusus. Juga diimpor dari China Tidak semua karyawan di gudang kaca itu yang bisa menggunakan alat tersebut," tambahnya.
Sayangnya, saat dikonfirmasi BATAMTODAY.COM melalui nomor selulernya, pengusaha Ak memilih untuk tidak merespon. Bahkan, sudah diberi kesempatan lebih dari sepekan, konfirmasi tersebut tidak dijawab.
Seorang pengusaha ekspedisi di Batam mengaku perusahaannya pernah mengangkut kaca mobil impor dari China milik Ak. Tetapi, sekarang sudah tidak lagi menggunakan jasa ekspedisinya.
"Ak tidak cengli (jujur) dalam berbisnis, barang yang sudah sampai di gudangnya tidak langsung dibayar, tetapi menunggu dibongkar dulu, setelah itu minta potongan ongkos pengiriman, alasannya ada kaca yang pecah," tuturnya.
BATAMTODAY.COM masih berupaya melakukan konfirmasi ke aparat penegak hukum untuk mencari tahu kasus pemalsuan merek kaca mobil dan logo SNI yang sudah digeluti Ak selama puluhan tahun tersebut.
Editor: Gokli