BATAMTODAY.COM, Batam - Usai empat hari mati total, suplai air bersih ke Perumahan Bukit Raya berlahan mulai normal. Meski pun belum lancar, setidaknya air bersih sudah mengalir.
Warga Perumahan Bukit Raya, Ully, menuturkan air mulai mengalir pagi ini sekitar pukul 05.00 WIB. Untuk hari pertama ini, air hanya mampu mengalir sampai keran depan rumah.
"Sementara untuk kran cuci piring, dan kamar mandi belum mengalir seperti pada kondisi normal. Meski masih kecil, setidaknya tidak mati total," kata dia, Selasa (24/1/2023).
Untuk sementara ini, para warga masih bergantian mengangkut air bersih dari teras ke dalam untuk memenuhi bak mandi. Hal ini dilakukan warga untuk berjaga-jaga, karena belum ada kepastian dari pihak pengelola air bersih, gangguan tidak akan terjadi lagi.
"Takutnya masih mati lagi, jadi mumpung masih hujan, kami bikin dulu ember tampungan di depan rumah. Jadi kalau tiba-tiba mati lagi, kami ada stok air buat bebersih-bersih," ujarnya.
Ully bersama warga lainnya masih merasa trauma karena mati air selama kurang lebih empat hari. Pasalnya pengeluaran membengkak untuk memenuhi kebutuhan air.
Hari pertama, ketika belum ada hujan, dia dan warga lainnya berlomba-lomba memesan air galon. "Sampai penjual air galon kehabisan stok. Sebab semua warga pada beli. Setelah ada hujan, kami tampung air hujan untuk kebutuhan rumah tangga. Kemarin saja sampai menumpang mandi di rumah teman," katanya.
Ia meminta kepada pengelola air bersih Batam untuk bisa menjamin kebutuhan air warga. Pelanggan air selalu membayar tagihan tepat waktu, sehingga sudah seharusnya mereka menjamin tidak ada gangguan suplai air bersih ini.
"Bayar tidak pernah telat. Jangan lah ada mati air lagi. Sungguh menderita kami, dan ini sangat mengganggu," bebernya.
Eka, warga lainnya juga mengaku air sudah mengalir meskipun kecil. Alasan masih menampung air hujan adalah, karena air bersih belum mengalir maksimal. Air mulai mengalir pukul 05.30 WIB, hingga kini masih kecil.
"Sekarang masih kecil. Kalau bisa jangan mati lagi lah, cukup empat hari ini mati," imbuhnya.
Editor: Gokli
