BATAMTODAY.COM, Batam - Polda Kepri bersama Ministry of Public Security (MPS) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) masih terus mendalami kejahatan lain yang dilakukan 88 WN China, yang berhasil digerebek di Cammo Industrial Park, Kota Batam, Selasa (29/8/2023).
Hal ini disampaikan Direskrimsus Polda Kepri, Kombes Pol Nasriadi, terkait kemungkinan ke-88 WN China itu terlibat kejahatan perjudian online maupun kejahatan lainnya.
"Masih kita dalami bersama dengan Polisi China. Sampai saat ini kejahatan yang mereka (88 WN China) lakukan masih love scamming dengan modus video call sex (VCS) dan penipuan online," kata Kombes Pol Nasriadi, lewat pesan WhtasApp, Rabu (30/8/2023).
Penangkapan terhadap puluhan WN China ini merupakan lanjutan atau hasil dari kegiatan ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) ke-17 di Labuan Bajo. Serta kerja sama penyelidikan dari Interpol Polri dalam hal ini Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) dengan MPS RRT (Kementerian Keamanan Publik Tiongkok).
"Dari hasil kerja sama dua negara yakni RI dan RRT, yang telah melakukan penyelidikan, berhasil menemukan tempat ini. Penangkapan 88 WN Tiongkok itu dipimpin Dirreskrimsus Polda Kepri," jelas Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Pol Zahwani Pandra, saat konferensi pers di lokasi penggerebekan (Cammo Industrial Park), Rabu (30/8/2023).
Lebih lanjut, Kombes Zahwani menjelaskan, jaringan love scamming ini kerap merekam aktivitas para korban yang sebelumnya sudah dilakukan profiling atau pemeriksaan latar belakang oleh para pelaku.
Kemudian, setelah berhasil merekam aktivitas korban, jaringan ini kembali menghubungi para korban, dan meminta sejumlah uang dengan ancaman akan menyebar foto telanjang para korban.
"Modusnya mereka merekam aktivitas saat VCS. Dari 88 WNA ini ada perempuan yang dijadikan model untuk aktivitas tersebut," terangnya.
Zahwani menyebutkan, Kawasan Cammo Industrial Park merupakan kawasan tertutup. Hal itu memudahkan para pelaku untuk melakukan aktivitasnya. "Tempat ini sangat tertutup sekali. Namun, ada kegiatan seperti ini di gedung yang berlantai tiga ini," sebutnya.
Dari hasil pemeriksaan sementara, 88 WNA China yang diamankan terdiri dari 83 pria, dan 5 lainnya merupakan wanita. Saat ini seluruh jaringan masih ditahan di lokasi, dengan mendapat pengawasan penuh dari pihak Polda Kepri.
Terkait adanya korban dari warga negara Indonesia (WNI) pihak Polda Kepri masih melakukan pendalaman. Kesemua warga Tiongkok yang sudah diamankan tersebut kini sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, tentunya juga bekerja sama dengan Interpol Polri.
"Hasil identifikasi 83 pria, dan lima wanita. Saat ini pemeriksaan kita lakukan masih di sini," katanya.
Ditambahkan Kombes Zahwani, Batam merupakan daerah perbatasan, oleh karena itu wilayah ini kerap kali dijadikan sebagai lokasi kejahatan internasional. "Batam ini jadi areal strategis mereka. Kerja sama ini akan terus kita laksanakan, khususnya di wilayah hukum Polda Kepri," tutup Kombes Pol Zahwani Pandra.
Editor: Gokli