BATAMTODAY.COM, Batam - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Kepri menggelar sosialiasi dan edukasi 'Cinta, Bangga dan Paham Rupiah', Kamis (25/8). Kegiatan yang dikemas dalam even Bahari Kepri dilaksanakan serentak di tujuh kabupaten/kota se-Kepri.
Di Batam, kegiatan ini dipusatkan di Pondok Pesantren An Ni'mah Kampung Tua Dapur 12, Kecamatan Sagulung. Ada dua agenda besar lain yang digelar secara bersamaan dengan sosialisasi dan edukasi di Pondok Pesantren An Ni'mah, yakni peresmian Kampung Tua Dapur 12 sebagai Kampung Cinta, Bangga dan Paham Rupiah kedua di Kepri, serta pencatatan rekor Museum Rekor Indonesia (Murid) untuk pembuatan dapur arang menggunakan 6.666 kue khas Kepri yakni luti gendang.
Kepala Perwakilan BI Kepri Suryono menuturkan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cinta, bangga dan paham terhadap mata uang rupiah. Kegiatan ini dilakukan serentak di 120 titik pulau yang tersebar di Kepri.
"Edukasi ini sangat penting agar mata uang rupiah tetap sebagai alat transaksi utama kita. Tidak ada lagi mata uang lain selain rupiah di negara yang kita cintai ini," ujar Suryono.
Sesuai UU nomor 7 tahun 2011 tentang Mata Uang menegaskan kedudukan rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah dalam perekonomian nasional. Maka, rasa cinta, bangga dan paham rupiah harus ditanam di setiap warga negara Indonesia.
"Cinta, bangga dan paham rupiah merupakan perwujudan dari kemampuan untuk mengenal karakteristik dan desain rupiah, memperlakukan rupiah secara tepat, menjaga diri dari kejahatan uang palsu. Gerakan cinta rupiah ini memang harus dibudayakan karena rupiah ini merupakan salah satu simbol negara dan juga pemersatu bangsa," ujar Suryono.
Hal senada disampaikan Sekretaris Daerah Kota Batam Jefridin --yang hadir mewakili Wali Kota Batam Muhammad Rudi. Uang rupiah, katanya, salah satu simbol negara dan satu-satunya alat pembayaran yang sah di Indonesia.
"Kita semua harus menjaga kehormatan rupiah dan merawatnya, karena rupiah sama halnya dengan kedaulatan negara," ujarnya.
Oleh sebab itu, uang yang layak edar akan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengenali keaslian uang rupiah. "Mari kita senantiasa menjaga dan merawat rupiah dengan baik melalui 5 metode, jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distapler, jangan diremas, dan jangan dibasahi," imbau Jefridin.
Terkait kampung Cinta, Bangga dan Paham Rupiah yang diresmikan tersebut Suryono menjelaskan, "Kampung ini nantinya akan menjadi tolak ukur bagi masyarakat Batam untuk rasa cinta, bangga dan paham terhadap rupiah. Kampung ini nanti juga disediakan tempat penukaran uang lesu dari BI."
Editor: Gokli