BATAMTODAY.COM, Batam - Pemerintah Kota (Pemko) Batam terus berupaya mencari solusi untuk mengatasi masalah banjir yang kerap melanda wilayahnya, terutama pada 12 titik rawan genangan saat musim hujan.
Dalam menghadapi tantangan ini, Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, berencana melakukan studi banding ke DKI Jakarta, yang dinilai berhasil menangani sebagian besar permasalahan banjir.
"Kalau sesuai jadwal, sekitar tanggal 23 saya akan ke DKI untuk melihat langsung bagaimana penanganan banjir di sana," ujar Amsakar, saat meninjau dan memberikan bantuan di kawasan Tanjung Riau dan Sei Harapan, Minggu (19/1/2025).
Menurut Amsakar, studi banding ini akan difokuskan pada aspek teknis seperti pembangunan landing station, pengelolaan sumur resapan, hingga penggunaan pompa banjir. Ia berharap pengalaman DKI Jakarta dalam mengurangi titik banjir dapat menjadi referensi penting untuk diterapkan di Batam.
"Di sana, titik banjir sudah banyak berkurang. Kami akan mempelajari bagaimana sistem pompa, sumber resapan air, hingga desain teknisnya dibuat. Semua itu penting untuk memastikan solusi di Batam bisa efektif," jelasnya.
Berdasarkan hasil survei, Pemko Batam mencatat ada 21 titik rawan banjir, dengan prioritas awal pada 12 titik utama. Untuk menangani masalah ini, diperlukan setidaknya 12 pompa, dengan estimasi anggaran mencapai Rp 19 miliar. Anggaran tersebut mencakup pengadaan pompa, pembangunan sumur resapan, hingga desain teknis engineering.
Langkah ini juga menjadi bagian dari komitmen politik Amsakar bersama Wali Kota Batam, Li Claudia Chandra, yang menempatkan isu banjir sebagai salah satu prioritas utama pemerintahannya. "Angka Rp 19 miliar itu sudah termasuk kebutuhan teknis seperti pompa, landing station, hingga desain engineering detail. Dengan dukungan semua pihak, kami optimistis bisa membawa perubahan besar," tambahnya.
Dengan studi banding ke DKI Jakarta, Pemko Batam berharap dapat segera merealisasikan rencana mitigasi banjir, memberikan kenyamanan bagi masyarakat, sekaligus memperkuat infrastruktur kota dalam menghadapi cuaca ekstrem.
Editor: Gokli