BATAMTODAY.COM, Batam - Wakil Ketua l DPRD Provinsi Kepri Rizki Faisal menyebutkan, sebagai kota industri, Batam membutuhkan sentuhan tenaga teknik yang handal di berbagai bidang.
Hal itu diungkapkan politisasi senior Partai Golkar ini dalam acara silaturahmi yang dibungkus dengan Halal bihalal Ikatan Alumni Teknik (IKATEK) Unhas Chapter Sumatra dan Ikatan Sarjana Perkapalan (ISP) Chapter Batam di restoran Golden prown, kecamatan Bengkong, Kota Batam, Sabtu (8/7/2023) malam.
"Seperti disampaikan oleh Ketua ISP Batam, Asnawi, ada ratusan alumni perkapalan yang saat ini berkarya dan bekerja di Batam. Artinya, peran alumni dari Sulawesi ini sangat besar di kota industri ini," ujar Rizki Faisal.
Rizki berharap, keberadaan IKATEK dan ISP di Batam dan Provinsi Kepri pada umumnya, bisa menularkan ilmu dan keahlian bagi pekerja yang masih berada dibawah level mereka.
Menurutnya, di kota Batam masih banyak pekerja yang hanya mengandalkan ijazah SMA atau SMK, artinya dengan adanya pola teknokrat yang dimiliki oleh para alumni Teknik Unhas, diharapkan bisa membimbing para tenaga muda untuk lebih profesional.
Terlebih, kata Rizki, alumni teknik Unhas ini banyak yang berkarya di berbagai bidang teknik, seperti Classification Societies, Energy, Oil & Gas, Entrepreneurs, Marine Consultant, Marine Inspector, Shipyard dan Baginya bidang-bidang tersebut membutuhkan keahlian khusus.
"Ilmu teknik itu ilmu berdasarkan data, ilmu pasti. Ini bisa ditularkan ke para pekerja pemula atau anak-anak Batam. Sehingga keberadaan alumni ini lebih bermanfaat dan mempunyai nilai lebih dimata masyarakat," ungkap Rizki Faisal yang juga berdarah Sulawesi ini.
Dilokasi yang sama, Sekertaris Daerah (Sekda) kota Batam Jefridin Hamid menyebutkan, pada dasarnya, keberadaan orang Sulawesi atau Bugis sulit untuk dibilang orang rantau di Provinsi Kepri dan kota Batam.
Hal itu bisa dilihat dari situs sejarah kerajaan Melayu. Dimana, mulai dari Raja Dipertuan Agung Pertama adalah orang Bugis yang bernama Daeng Marewah. Yang saat ini makamnya ada di Tanjungpinang.
Dengan kata lain, alumni teknik Unhas harus punya rasa memiliki di kota Batam, sehingga mampu berkontribusi yang lebih di kota industri ini.
"Bugis dan Melayu bagaikan mata hitam dan mata putih, ibarat sesuatu yang sukar untuk dipisahkan. Satu terusik yang satunya ikut merasakan," kata Jefridin Hamid
Jefridin yang juga sebagai keturunan Bugis Bone ini melanjutkan, alumni Unhas jangan merasa asing di kota Batam. Karena andil orang Bugis sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.
"Kita adalah orang Batam yang berasal dari Sulawesi. Ketika perasaan ini tertanam di hati kita, maka rasa memiliki dan kontribusi akan semakin erat. Mari kita bergandeng tangan dalam membangun kota Batam lebih baik. Jangan lagi merasa merantau disini, tapi inilah daerah kita, daerah leluhur kita," terang Jefridin Hamid.
Sementara, Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (kKSS) kota Batam, Masrur Amin mengapresiasi Kekompakan warga Sulawesi yang ada di kota Batam. Dengan kebersamaan dan saling bergandeng tangan, kontribusi warga Sulawesi semakin nyata dalam pembangunan kota Batam.
"Dari berbagai sudut dan profesi, warga Sulawesi ada disini. Dengan semakin eratnya persatuan kita, maka kita akan menjadi salah satu komunitas yang diperhitungkan. Ewako," pungkas Masrur Amin SH. MH.
Editor: Surya