BATAMTODAY.COM, Batam - Pihak perusahaan PT Union Jaya Abadi membantah pernyataan perwakilan warga Kavling Sei Tering, Kelurahan Tanjung Sengkuang, terkait konpensasi imbas dari banjir lumpur yang merendam ratusan rumah warga akibat cut and fill (pematangan lahan) dari kawasan industri yang berada di Batu Ampar itu.

Menurut kuasa hukum PT Union Batam Abadi, Robby Handi Surya Batubara berdasarkan rapat direksi perusahaan telah memberikan tawaran berupa dua opsi pilihan kepada warga Sei Tering, namun sayang niat baik perusahaan ditolak perwakilan warga.

Robby menjelaskan, opsi pertama yang ditawarkan, yakni PT Union Batam Abadi bersedia untuk melakukan normalisasi parit di Sei Tering (pekerjaan sedang berlangsung), PT Union Batam Abadi bersedia melakukan pembangunan batu miring sepanjanng 200 meter. Pembangunan dilakukan secara bertahap yakni 50 meter pertahun hingga selesai dan PT Union Batam Abadi bersedia untuk memberikan kompensasi tambahan sejumlah Rp1 juta kepada 179 per kepala keluarga (KK).

Sedangkan opsi kedua, PT Union Batam Abadi bersedia untuk melakukan normalisasi parit di Sei Tering (pekerjaan sedang berlangsung), PT Union Batam Abadi bersedia melakukan pembangunan batu miring sepanjang 100 meter. pembangunan langsung dikerjakan untuk 100 meter dan PT Union Batam Abadi bersedia untuk memberikan kompensasi tambahan sejumlah Rp2 per kepala keluarga (KK).

"Tapi sayang kedua opsi yang kami tawarkan ditolak perwakilan warga Sei Tering dan mengancam menggelar demo ke perusahaan kami," kata Robby, Senin (27/1/2014).

Robby menambahkan, bahwa bukan PT Union Batam Abadi hendak lepas tangan dan bertanggungjawab, tapi selama ini perusahaan sudah mengakomodir tuntutan warga, salah satunya memberikan konpensasi sebesai Rp1 juta sesuai dengan keputusan dari perwakilan warga yang dinamai tim 12.

Namun diluar dugaan, lanjut Robby,  tim 12  mengundurkan diri dengan alasan mereka tidak sanggup mengatasi permasalahan ini dan sekarang proses mediasi masalah warga Sei Tering ditangani oleh tim 16.

Masih kata Robby, jika permasalahan ini terus mencuat tim Pengelola kawasan industri yang menangani 60 perusahaan yang beraktivitas didalamnya sangat menyangkan hal tersebut.

"Masalah ini bisa mengganggu perusahaan. Kami berharap kasus ini bisa diselesaikan guna memberikan kenyamanan berusaha, dan menghimbau warga agar bisa mendapatkan win-win solution dalam menyelesaikan permasalahan ini," harap Robby.

Diberitakan sebelumnya, ratusan warga di RT 1, RT 2, RT 4 / RW 7 Kavling Sei Tering, Kelurahan Tanjung Sengkuang, Kecamatan Batu Ampar, Senin (27/1/2014) sekitar pukul 10.00 WIB bersiap menggeruduk PT Union Batam Abadi, menuntut kompensasi akibat banjir lumpur yang tak kunjung cair.

Ratusan warga yang tampak kesal dan sudah tak sabar dengan janji-janji pihak perusahaan yang sebelumnya bersedia membayar ganti rugi akibat cut and fill (pematangan lahan) yang berimbas banjir lumpur merendam rumah warga.

Editor: Dodo