BATAMTODAY.COM, Batam - Suasana pagi di RT 1, RT 2, RT 4 / RW 7 Kavling
Sei Tering, Kelurahan Tanjung Sengkuang, Kecamatan Batu Ampar, Senin
(27/1/2014) sekitar pukul 10.00 WIB mendadak ramai. Ratusan warga
bersiap menggeruduk PT Union Batam Abadi, menuntut kompensasi akibat
banjir lumpur yang tak kunjung terealisasi.
Ratusan warga yang tampak kesal dan sudah tak sabar dengan janji-janji pihak perusahaan yang sebelumnya bersedia membayar ganti rugi akibat cut and fill (pematangan lahan) yang berimbas banjir lumpur merendam rumah warga.
"Kami menuntut janji perusahaan yang bersedia membayar kompensasi atas banjir lumpur yang merendam pemukiman kami," kata Siti Fatimah, warga Sei Tering kepada wartawan.
Berdasarkan hasil pertemuan dengan pihak perusahaan yang dimediasi Polsek Batu Ampar pada Jumat (13/12/2013) lalu, perusahaan bersedia membayar kompensasi sebesar Rp3 juta per kepala keluarga. Namun yang baru dibayarkan senilai Rp1 juta.
"Perusahaan hanya membayar 1 juta. Padahal janjinya mereka bersedia membayar 3 juta per KK," kata Siti Fatimah.
Selanjutnya, warga bersedia menurunkan harga pembayaran sisa kompensasi dari Rp2 juta menjadi Rp1,6 juta. Namun juga tak kunjung ada etikad baik dari perusahaan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Hasil rapat warga Sei Tering memutuskan, menuntut PT Union Batam Abadi melaksanakan pekerjaan pembangunan batu miring sepanjang 200 meter yang sudah berlangsung sesuai hasil perundingan sebelumnya dan menuntut sisa konpensasi sebesar Rp1,6 per kepala keluarga.
"Warga sudah bersedia menurunkan harga kompensasi, tapi sepertinya mereka juga tak kunjung hendak membayarkan uang ganti rugi itu," kata Adi, warga lainnya.
Aparat kepolisian Polsek Batu Ampar yang mengetahui akan ada unjuk rasa warga langsung turun ke TKP. Hingga berita ini diunggah sedang berlangsung antara perwakilan warga dan perusahaan yang digelar di PT Union Batam Jaya.
Sebelumnya, peristiwa banjir lumpur ini terjadi pada Rabu (4/12/2013) sekitar pukul 4.00 WIB, karena aktivitas cut and fill oleh perusahaan-perusahaan yang ada di wilayah Kavling Sei Tering, salah satunya PT Union Batam Abadi tanpa memikirkan dampak lingkungan, sehingga merendam rumah sebanyak 180 kepala keluarga (KK) hingga Kamis (5/12/2013).
Akibatnya, peralatan dan perabot rumah tangga seperti kompor, kulkas, kasur, karpet, lemari pakaian, sofa, peralatan sekolah, kendaraan bermotor dan alat-alat elektronik rusak dikarenakan banjir lumpur setinggi lutut orang dewasa merendam rumah warga.
Editor: Dodo