BATAMTODAY.COM, Jakarta-Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memprediksi kenaikan harga sejumlah komoditas pangan, seperti cabai, minyak goreng, dan daging, selama bulan Ramadan.
Ekonom Indef, Tauhid Ahmad, menjelaskan lonjakan harga ini dipicu oleh meningkatnya permintaan serta keterbatasan pasokan di pasar.
Menurut Tauhid, komoditas pangan yang kerap mengalami kenaikan harga menjelang Ramadan meliputi minyak goreng, daging, cabai, dan bawang. Ia mencontohkan harga minyak goreng yang seharusnya berada di kisaran Rp 15.700 per liter berpotensi naik menjadi Rp 16.000 hingga Rp 17.000.
Sementara itu, harga daging yang biasanya Rp 130.000 per kilogram bisa melonjak hingga di atas Rp 140.000.
"Biasanya komoditas yang dibutuhkan, seperti minyak goreng dan daging, cenderung naik karena keterbatasan stok di tingkat ritel. Meskipun stok nasional cukup, permintaan yang meningkat dalam waktu bersamaan menyebabkan harga melonjak," ujar Tauhid, Sabtu (1/3/2025)
Tauhid menambahkan ketidakstabilan harga pangan selama Ramadan terjadi akibat lonjakan permintaan dalam waktu singkat. Meski demikian, beberapa komoditas seperti telur relatif lebih stabil karena persiapan yang dilakukan oleh peternak mandiri.
"Peternak biasanya sudah menyiapkan stok telur menjelang Ramadan, sehingga kenaikan harga masih dalam batas wajar, sekitar Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per kilogram. Berbeda dengan cabai dan bawang yang sering mengalami lonjakan harga tinggi," jelasnya.
Salah satu perhatian utama adalah harga cabai yang diprediksi melonjak drastis akibat cuaca ekstrem. Tauhid menjelaskan curah hujan tinggi menyebabkan banyak tanaman cabai gagal panen, sehingga stok di pasaran menipis.
"Curah hujan tinggi membuat bunga cabai tidak berkembang dengan baik, sehingga hasil panen terbatas. Akibatnya, harga bisa naik 5% hingga 10% atau lebih. Jika harga cabai mencapai Rp 70.000 hingga Rp 80.000 per kilogram menjelang Idulfitri, dampaknya akan terasa di kantong masyarakat," ungkapnya.
Untuk mengatasi persoalan kenaikan harga pangan, seperti cabai dan minyak goreng ini, Tauhid menekankan pentingnya inovasi dalam sektor pertanian, seperti pengembangan industri rumah kaca untuk mengantisipasi perubahan iklim. Namun, ia mengakui investasi di bidang ini masih terbatas dan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak.
Editor: Surya