BATAMTODAY.COM, Jakarta - Seni dan budaya tradisional Indonesia mencuri perhatian pada 48th World Conference of International Council for Traditions of Music and Dance (ICTMD) yang berlangsung di Wellington, Selandia Baru, dari 9 hingga 15 Januari 2025.
Dalam ajang bergengsi yang mengangkat tema pelestarian musik dan tari tradisional dunia ini, Indonesia tampil dengan berbagai aktivitas budaya yang memukau.
Kontribusi Indonesia terasa di setiap sudut acara, mulai dari pertunjukan seni tari dan musik, pameran batik dan tenun, pemutaran film dokumenter, hingga presentasi akademik oleh peneliti musik Indonesia.
Kelompok seni Triardhika Productions dari Jakarta menyuguhkan pertunjukan tari tradisional, seperti Bedhaya Catur Sagotra, Klana Topeng, dan Gambyong Pareanom, yang diiringi alunan gamelan dari Padhang Monchar dan Taniwha Jaya, kelompok gamelan asal Wellington. Sementara itu, kelompok gamelan Bali Mekar Bhuana menyajikan tarian khas Bali, seperti Gabor dan Legong, lengkap dengan gamelan antik yang membawakan nuansa magis Bali.
KBRI Wellington turut menyemarakkan acara dengan sesi Angklung Interaktif, pameran batik dan tenun, serta pemutaran dua film dokumenter: 'Goong: Sound Through Fire', yang menggambarkan proses pembuatan gong di Sukoharjo, dan 'Nyejerang Swara', yang menyoroti musik tradisional yang hampir punah di Karangasem, Bali.
Di sisi akademik, Indonesia juga menonjol melalui presentasi Mahdi Bahar dari Universitas Jambi dan Dr. Megan Collins dari Selandia Baru, yang membahas tradisi musik dan syair Minangkabau, Sumatera Barat.
Sebagai konferensi akademik yang berafiliasi dengan UNESCO, ICTMD rutin digelar sejak 1948 untuk membahas perkembangan dan pelestarian seni musik dan tari tradisional dunia. Tahun ini, konferensi pertama kalinya diadakan di Wellington, bekerja sama dengan Victoria University of Wellington, dan dihadiri oleh ratusan akademisi serta praktisi kebudayaan dari berbagai negara.
Selama satu minggu, para peserta tak hanya berdiskusi tetapi juga menampilkan pertunjukan seni tradisional, membuka wawasan dunia tentang kekayaan budaya yang beragam.
"Partisipasi aktif Indonesia di ICTMD ke-48 tidak hanya menegaskan posisi Indonesia sebagai pusat kekayaan budaya tradisional dunia, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam pelestarian seni budaya Nusantara di kancah internasional," tulis Kemlu, dalam laman resminya, Kamis (16/1/2025).
Dengan berbagai kegiatan yang menyentuh banyak aspek seni, Indonesia berhasil membawa semangat keberagaman budaya ke panggung dunia, sekaligus menginspirasi pelestarian tradisi secara global.
Editor: Gokli