logo batamtoday
Jum'at, 27 Desember 2024
Panbil Group


Prabowo dan Erdogan Berseteru di KTT D8, Erdogan Walk Out Sampai Senggol Kursi Prabowo, Amarah Prabowo Memuncak!
Minggu, 22-12-2024 | 09:32 WIB | Penulis: Redaksi
 
Presiden Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tiba-tiba mendadak keluar atau walk out dari forum KTT D-8 pada Kamis (19/12/2024) waktu setempat, saat Presiden Prabowo Subianto baru memulai pidato (Foto: Tangkapan Layar)  

BATAMTODAY.COM, Jakarta-Presiden Prabowo Subianto menyoroti perselisihan yang sering terjadi di antara negara muslim pada Sesi khusus terkait Palestina dan Lebanon di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-11 Developing Eight (D-8) di Istana Kepresidenan New Administrative Capital, Kairo, Mesir, Kamis (19/12/2024), waktu setempat.

Namun, pada saat Presiden Prabowo Subianto baru memulai pidato, Presiden Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tiba-tiba mendadak keluar atau walk out dari forum KTT D-8 terssebut. Prabowo berbicara terkait dengan ajakan negara-negara sahabat anggota KTT D8 untuk berpihak kepada Palestina.

Tak hanya sekedar walk out, Erdogan bahkan juga sengaja menyenggol dan mendorong kursi Prabowo saat berpidato. Sikap Erdogan walk out , rupanya diikuti beberapa delegasi dari negara lain turut keluar forum.

Erdogan terlihat emosi kepada Prabowo, karena pidato Prabowo Subianto menyentuh isu pembelaan terhadap Palestina dan persatuan negara-negara Islam serta himbauan untuk tidak mempercayai Barat.

Beberapa sumber di media sosial menyatakan bahwa Erdogan sengaja menyenggol kursi Prabowo saat keluar dari forum tersebut, yang bisa diinterpretasikan sebagai tanda ketidaksetujuan atau demonstrasi politik

Kendati begitu Prabowo tak gentar dan tetap lantang berpidato membahas konflik di Palestina, Lebanon, dan Suriah. Dalam pidato itu, Prabowo langsung menegaskan dukungannya terhadap Palestina.

Sementara Menteri Seskab Mayor Teddy yang duduk tepat di belakang Prabowo melongok kaget, saat Erdogan meninggalkan forum KTT D8. Ekspresinya tampak heran dan sedikit kesal, seperti kita ketahui Mayor Teddy sangatlah protektif terhadap Prabowo.

Menurut Prabowo, hal ini lah yang membuat negara muslim saat ini tidak dihormati, sehingga sulit untuk memberikan pengaruh terhadap negara yang sedang berkonflik seperti Palestina.

"Realitas situasi ini adalah bahwa dunia muslim tidak dihormati, populasi muslim di dunia mencapai 2 miliar orang, yaitu 25% dari populasi dunia," katanya.

Negara muslim juga memiliki sumber daya yang besar. Namun menurut Prabowo jika tidak bersatu dan sering berselisih paham, maka negara muslim tidak bisa memberikan bantuan kepada Palestina.

"Kita sering berselisih di antara kita sendiri, dan ketika saudara-saudara kita dihancurkan maka hanya (bisa) memberikan deklarasi dukungan dan kemudian mengirimkan bantuan kemanusiaan," kata Prabowo.

Menurut Prabowo Devide et Impera atau politik adu domba adalah hukum imperialisme yang telah berlaku selama ribuan tahun, yang membuat negara muslim terpecah.

"Setiap hari kita melihat Sudan, pemimpin muslim melawan pemimpin muslim, Kita melihat Libya pemimpin muslim melawan pemimpin muslim. Kita melihat Yaman, pemimpin muslim melawan pemimpin muslim. Kapan ini berakhir? kapan kita bisa membantu Palestina jika kita harus berselisih di antara kita sendiri," katanya.

Ia juga mengungkapkan sering menghadiri berbagai pertemuan internasional. Namun yang sampai saat ini bisa dilakukan hanya memberikan deklarasi dukungan.

"Indonesia telah berusaha melakukan yang terbaik dengan apa yang bisa kami lakukan. Tapi saya menyerukan persatuan. Saya menyerukan kerja sama. Saya menyerukan agar negara-negara muslim menyadari bahwa kita tidak dihormati, suara kita tidak didengarkan," tutur Prabowo.

KTT D8 ini, selain dihadiri Presiden Turki Racep Tayyip Erdogan, juga dihadiri Presiden Mesir Abdul Fattah El-Sisi, hingga Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dan kepala negara lainnya.

Anwar Ibrahim Dukung Sikap Prabowo

Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim memberikan dukungan terhadap Presiden RI Prabowo Subianto terkait pernyataan kerasnya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-11 Developing Eight (D-8) di Istana Kepresidenan New Administrative Capital, Kairo, Mesir, yang berlangsung Kamis (19/12/2024).

Sebagai gambaran, KTT ke-11 D-8 itu dihadiri juga oleh Presiden Mesir Abdul Fattah El-Sisi, Presiden Turki Racep Tayyip Erdogan, hingga Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dan kepala negara lainnya.

"Saya sampaikan dukungan penuh terhadap ucapan sahabat karib saya, Presiden Prabowo Subianto semasa Sidang Kemuncak D-8 baru-baru ini di Kaherah, Mesir," terang Anwar Ibrahim melalui akun instagram resminya @anwaribrahim_my, dikutip Sabtu (21/12/2024).

Anwar Ibrahim menegaskan, bahwa Presiden Prabowo telah menyampaikan kebenaran yang pahit namun penting untuk dikedepankan dengan baik dan bijaksana. Terutama berkaitan dengan hak kenegaraan Palestina yang merdeka dan berdaulat.

"Justru, Malaysia dengan tuntas dan tegas mendukung kepengerusan Bapak untuk D-8 pada tahun 2026. Saya menantikan kerjasama erat dengan Indonesia untuk memastikan ia menjadi organisasi yang lebih dinamik dan terangkum,"

"Sebagai negara serumpun, Malaysia akan bersama dalam lipatan sejarah ini bagi mengangkat suara rakyat negara-negara membangun," tegas Anwar Ibrahim.

Sebagiamana diketahui dalam Presiden Prabowo Subianto menyoroti perselisihan yang sering terjadi di antara negara muslim pada Sesi khusus terkait Palestina dan Lebanon di KTT Ke-11 D-8 itu.

Menurut Prabowo hal ini lah yang membuat negara muslim saat ini tidak dihormati, sehingga sulit untuk memberikan pengaruh terhadap negara yang sedang berkonflik seperti Palestina.

"Realitas situasi ini adalah bahwa dunia muslim tidak dihormati, populasi muslim di dunia mencapai 2 miliar orang, yaitu 25% dari populasi dunia," katanya.

Negara muslim juga memiliki sumber daya yang besar. Namun menurut Prabowo jika tidak bersatu dan sering berselisih paham, maka negara muslim tidak bisa memberikan bantuan kepada Palestina.

"Kita sering berselisih di antara kita sendiri, dan ketika saudara-saudara kita dihancurkan maka hanya (bisa) memberikan deklarasi dukungan dan kemudian mengirimkan bantuan kemanusiaan," kata Prabowo.

Menurut Prabowo Devide et Impera atau politik adu domba adalah hukum imperialisme yang telah berlaku selama ribuan tahun, yang membuat negara muslim terpecah.

"Setiap hari kita melihat Sudan, pemimpin muslim melawan pemimpin muslim, Kita melihat Libya pemimpin muslim melawan pemimpin muslim. Kita melihat Yaman, pemimpin muslim melawan pemimpin muslim. Kapan ini berakhir? kapan kita bisa membantu Palestina jika kita harus berselisih di antara kita sendiri," katanya.

Ia juga mengungkapkan sering menghadiri berbagai pertemuan internasional. Namun yang sampai saat ini bisa dilakukan hanya memberikan deklarasi dukungan.

"Indonesia telah berusaha melakukan yang terbaik dengan apa yang bisa kami lakukan. Tapi saya menyerukan persatuan. Saya menyerukan kerja sama. Saya menyerukan agar negara - negara muslim menyadari bahwa kita tidak dihormati, suara kita tidak didengarkan," tutur Prabowo.

Editor: Surya

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2024 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit