BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kesadaran masyarakat akan pentingnya kualitas udara terus meningkat, memicu hadirnya inovasi di sektor perlindungan kesehatan. Salah satunya adalah pengembangan fine dust blocking product, produk penyaring udara yang mampu menangkal partikel debu halus.
Untuk mendukung kualitas dan kepercayaan terhadap produk ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Balai Besar Standardisasi dan Pengujian Jasa Industri (BBSPJI) Tekstil kini memiliki fasilitas laboratorium uji yang dirancang khusus.
"Kami telah memiliki laboratorium pengujian di BBSPJI Tekstil Bandung yang fokus pada fine dust blocking product. Fasilitas ini memungkinkan pengujian menyeluruh terhadap daya saring partikel, efisiensi filtrasi, hingga kenyamanan dan keamanan produk bagi konsumen," ujar Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Andi Rizaldi, Senin (25/11/2024), demikian dikutip laman Kemenperin.
Laboratorium ini adalah hasil kerja sama antara Badan Standardisasi Nasional (BSN) dengan Korea Conformity Laboratories (KCL), yang dilanjutkan dengan kolaborasi teknis antara KCL dan BBSPJI Tekstil pada tahun 2023. Sebagai bagian dari program ini, hibah alat uji canggih diserahkan kepada BBSPJI Tekstil pada 2024. Fasilitas ini diharapkan menjadi pusat pengujian inovasi bagi industri tekstil medis dan alat kesehatan dalam negeri.
"Kami sudah menyelesaikan proses uji profisiensi dan kalibrasi dengan dukungan KCL, serta sedang mengajukan perluasan lingkup akreditasi ke Komite Akreditasi Nasional (KAN)," ungkap Kepala BBSPJI Tekstil, Cahyadi.
Menurut Cahyadi, tren penggunaan produk perlindungan kesehatan, seperti masker medis dan pakaian pelindung, membuka peluang besar bagi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) lokal. "Industri TPT harus terus berinovasi dan menghasilkan produk yang memenuhi standar medical grade untuk menunjang sektor alat kesehatan," tegasnya.
Meski pandemi Covid-19 telah berlalu, sektor alat kesehatan tetap tumbuh signifikan. Penyerapan produk lokal meningkat tajam, dari 12 persen pada 2019 menjadi 48 persen pada 2024. Industri alat kesehatan juga menunjukkan lonjakan delapan kali lipat dalam empat tahun terakhir, dengan total 1.199 industri per Juni 2024.
Laboratorium baru ini diharapkan tidak hanya mendukung industri alat kesehatan, tetapi juga meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global. Dengan standar pengujian yang tinggi, konsumen dapat merasa lebih yakin terhadap keamanan dan kualitas produk kesehatan dalam negeri.
"Fasilitas ini adalah langkah nyata dalam membangun ekosistem industri alat kesehatan yang kuat, sekaligus memastikan ketersediaan bahan baku lokal untuk memenuhi kebutuhan domestik," tambah Cahyadi.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen Kemenperin dalam mendukung inovasi industri berbasis kesehatan, sejalan dengan visi pemerintah untuk memperkuat daya saing nasional. Dengan fasilitas pengujian kelas dunia, Indonesia semakin siap menjadi pemain utama dalam sektor alat kesehatan dan tekstil medis global.
Editor: Gokli