BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memperkuat posisinya di pasar global dengan meyakinkan otoritas Amerika Serikat bahwa produk perikanan Indonesia memenuhi standar mutu dan keamanan internasional.
Dalam pertemuan dengan United States Food and Drug Administration (US FDA), KKP menyampaikan langkah konkret yang telah dilakukan untuk memastikan kualitas produk perikanan Indonesia dari hulu hingga hilir.
Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) memaparkan berbagai inisiatif, mulai dari investigasi hingga pendampingan teknis terhadap tiga eksportir yang sempat masuk daftar Detention Without Physical Examination (DWPE) oleh otoritas AS. Hasilnya, dua perusahaan telah dikeluarkan dari daftar tersebut, sementara satu perusahaan sedang menyelesaikan persyaratan administratif.
"Kami memahami bahwa Amerika Serikat menetapkan standar tinggi demi memastikan hanya produk berkualitas dan aman yang masuk ke negaranya," ujar Kepala BPPMHKP, Ishartini, dalam keterangan resmi, demikian dikutip laman KKP, Minggu (24/11/2024).
Ishartini juga menjelaskan langkah pengendalian dari sisi hulu hingga hilir. Di tingkat hulu, Ditjen Budi Daya dan Ditjen Perikanan Tangkap membina pembudidaya, kapal penangkap ikan, serta tempat pendaratan ikan.
Sementara itu, di tingkat hilir, Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) melakukan pembinaan terhadap pengangkut ikan, pemasok, hingga unit pengolah ikan (UPI). "Proses dari hulu ke hilir ini dijalankan dengan penerapan standar mutu dan keamanan yang ketat," tambahnya.
KKP juga memastikan produk perikanan Indonesia memiliki sertifikasi sesuai standar internasional, seperti Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP), dan Sertifikat Penerapan Distribusi Ikan (SPDI). Selain itu, laboratorium pengujian mutu yang dilengkapi peralatan canggih digunakan untuk menjamin akurasi hasil pengujian.
"Laboratorium kami memiliki sensitivitas tinggi, sehingga hasil pengujian valid dan akurat," tegas Ishartini.
Menurut Ishartini, KKP berhasil menjaga tingkat penerimaan produk perikanan Indonesia di pasar internasional hingga lebih dari 99%. "Kurang dari 1% produk perikanan kita ditolak di pasar global, dan itu menunjukkan komitmen kami dalam menjaga kualitas," ungkapnya.
Pasar Amerika Serikat menjadi salah satu tujuan utama ekspor perikanan Indonesia. Pada semester pertama 2024, dari total ekspor komoditas perikanan sebesar 658 juta ton, sebanyak 100,7 juta ton dikirim ke AS. Nilai ekspor perikanan periode Januari–September 2024 tercatat mencapai USD 4,23 miliar, naik 3,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Langkah KKP ini tidak hanya untuk memenuhi standar ekspor, tetapi juga sebagai wujud tanggung jawab terhadap pemerintah dan konsumen internasional. "Pemenuhan jaminan mutu dan keamanan adalah bagian dari komitmen kami kepada masyarakat dan pasar global," tutup Ishartini.
Dengan pengawasan ketat, pembinaan menyeluruh, dan kerja sama lintas unit, Indonesia optimistis memperkuat daya saing produk perikanannya di pasar internasional, khususnya Amerika Serikat.
Editor: Gokli