BATAMTODAY.COM, Jakarta - China merilis peta baru terkait wilayah di Laut China Selatan (LCS) pada pekan ini. Kementerian Sumber Daya Alam China mengumumkan peta baru Kota Sansha yang berbatasan dengan Filipina pada Minggu (10/11/2024) lalu.
Peta baru ini juga menunjukkan label baru distrik Xisha dan Nansha yang sebelumnya tak ada dalam peta 2020, demikian dikutip South China Morning Post (SCMP).
Kota Sansha terdiri dari dua gugus pulau yang disengketakan di Laut China Selatan terutama dengan Filipina, yakni Kepulauan Paracel yang disebut China sebagai Kepulauan Xisha dan Kepulauan Spratly yang disebut Nansha.
Kementerian Urusan Sipil juga menetapkan kode pos untuk distrik Nansha dan Xisha. Kode-kode itu digunakan untuk mengidentifikasi tempat keperluan sensus dan administrasi.
China post mengumumkan pemberian kode pos baru ke distrik Nansha. Sementara itu, tiga pulau berpenghuni di distrik Xisha akan terus menggunakan kode masing-masing.
Ketiga pulau itu di antaranya Pulau Woody, Pulau Tree, dan Pulau Jinqing.
China meresmikan Kota Sansha pada 2012. Kini, wilayah itu memiliki sekolah, pengadilan, bioskop, bank, rumah sakit, kantor pos, hingga restoran.
Pada 2020, penduduk di Sansha berjumlah 2.300 jiwa. Sekitar 1.000 jiwa berada di Pulau Woody, atau Pulau Yongxing dalam Bahasa Mandarin, dan menjadi pusat pemerintahan kota.
Namun, pulau-pulau itu menjadi subjek sengketa antara China, dan negara-negara tetangganya.
Pulau Woody di Kepulauan Paracel diklaim oleh Vietnam dan Taiwan. Sementara itu, Kepulauan Spratly diklaim Filipina, Brunei Darussalam, Malaysia, Vietnam, dan Tawan.
UU Zona Maritim mengakui sebagian besar Kepulauan Spratly bagian dari Filipina dan mengklaim 22 km dari garis dasar kepulauan itu sebagai laut teritorial negara Asia Tenggara ini.
China murka dan mendesak Filipina untuk mengakhiri segala perselisihan yang bisa memperumit situasi di LCS.
Editor: Surya