logo batamtoday
Selasa, 22 Oktober 2024
BANK BRI


Percepat Uji Klinis di Indonesia, Kemenkes RI Luncurkan INA-CRC
Sabtu, 19-10-2024 | 13:44 WIB | Penulis: Redaksi
 
Kemenkes resmi meluncurkan Indonesia Clinical Research Center (INA-CRC) sebagai pusat uji klinis terintegrasi, Rabu (16/10/2024). (Kemenkes)  

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) resmi meluncurkan Indonesia Clinical Research Center (INA-CRC) sebagai pusat uji klinis terintegrasi.

Peluncuran ini berlangsung di Gedung Eijkman, Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada Rabu (16/10/2024), dengan tujuan mempercepat akses terhadap obat dan vaksin baru yang aman bagi masyarakat Indonesia.

INA-CRC, yang beroperasi di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dan Balai Besar Biomedis dan Genomika Kesehatan (BB Binomika), dirancang sebagai one-stop solution untuk mengoordinasikan penelitian klinis di rumah sakit seluruh Indonesia.

Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof Dante Saksono Harbuwono, menyatakan inisiatif ini merupakan langkah besar dalam menjadikan Indonesia sebagai pusat penelitian klinis internasional. "Kita melihat negara-negara tetangga seperti Thailand telah berhasil meningkatkan uji klinis mereka secara signifikan. Dengan peluncuran INA-CRC, Indonesia memiliki potensi untuk melampaui pencapaian tersebut, terutama dengan keunggulan demografis serta keragaman genetik yang kita miliki," ujar Prof Dante, demikian dikutip laman Kemenkes.

INA-CRC diluncurkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/1458/2023 tentang Penyelenggaraan Penelitian Klinik di Rumah Sakit. Fasilitas ini akan mendukung pengembangan inovasi medis global dengan mengoordinasikan Clinical Research Units (CRU) di seluruh Indonesia. Saat ini, INA-CRC diharapkan mampu mendukung sekitar 3.000 rumah sakit dan mempercepat birokrasi penelitian klinis, membuat Indonesia lebih kompetitif sebagai destinasi riset bagi industri kesehatan domestik maupun internasional.

Prof Dante menambahkan, Indonesia masih tertinggal dalam jumlah uji klinis dibandingkan negara lain di Asia Tenggara, meskipun memiliki populasi besar dan fasilitas kesehatan yang mumpuni. "Dengan INA-CRC, kita dapat mempercepat akses ke inovasi bioteknologi, seperti yang telah dibuktikan oleh uji klinis vaksin kanker mRNA di berbagai negara," ungkapnya.

Data menunjukkan bahwa sejak 2012, hanya 18% obat baru tersedia di Indonesia dan hanya 4% dari total uji klinis di Asia Tenggara dilakukan di Indonesia. Sementara itu, pada 2018, Indonesia hanya mengelola 414 uji klinis, jauh tertinggal dari Thailand yang mencapai 2.300 uji klinis.

INA-CRC menawarkan berbagai layanan strategis, seperti fasilitasi penelitian klinis di seluruh Indonesia, penyederhanaan proses persetujuan etik, serta pengembangan registri nasional untuk riset klinis. Dengan dukungan Tony Blair Institute for Global Change (TBI), INA-CRC diharapkan meningkatkan kapasitas riset dan inovasi kesehatan di Indonesia, sejalan dengan agenda transformasi kesehatan nasional.

Dengan peluncuran INA-CRC, Indonesia berkomitmen untuk menjadi pemain utama dalam penelitian klinis global, mempercepat inovasi kesehatan, serta meningkatkan daya saing sektor kesehatan di tingkat internasional.

Editor: Gokli

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2024 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit