BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah Indonesia menyampaikan kecaman keras terhadap serangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Lebanon Selatan yang melukai dua personel pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) asal Indonesia.
Kedua prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) tersebut tergabung dalam misi UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) dan mengalami luka ringan saat bertugas di menara pemantau di markas kontingen Indonesia di Naqoura, wilayah yang terletak di perbatasan 'Blue Line' antara Lebanon dan Israel.
Kementerian Luar Negeri Indonesia melaporkan kedua personel tersebut segera mendapatkan perawatan medis di rumah sakit terdekat dan kini dalam kondisi stabil. Mereka terluka akibat tembakan yang diluncurkan dari tank Merkava milik IDF. Menlu RI langsung berkomunikasi dengan komandan kontingen Garuda di Lebanon untuk memantau perkembangan situasi.
UNIFIL sendiri telah mengeluarkan pernyataan yang mendesak IDF untuk mematuhi kewajiban internasional, termasuk memastikan keselamatan personel dan fasilitas PBB. Dalam pernyataannya, Indonesia juga mengingatkan IDF tentang pentingnya penghormatan terhadap pasukan dan properti UNIFIL, serta menegaskan bahwa serangan terhadap penjaga perdamaian merupakan pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang menjadi dasar mandat UNIFIL di Lebanon.
"Pemerintah Indonesia menyerukan penyelidikan mendalam atas insiden ini dan meminta agar pihak yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban. Selain itu, Indonesia mendesak semua pihak yang terlibat untuk menghormati hak-hak inviolability atau tidak dapat dilanggarnya wilayah PBB dalam setiap kondisi," tulis Kemlu, dalam laman resminya, Kamis (10/10/2024).
Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan perbatasan, memperlihatkan betapa pentingnya kehadiran pasukan perdamaian dalam menjaga stabilitas regional.
Editor: Gokli