BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menilai rangkaian pelaksanaan kampanye pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) pada Pemilu 2024 berlangsung damai.
Kedamaian ini diharapkan bisa berlanjut pada saat hari pencoblosan dan hari-hari ke depan. Sehingga dapat melahirkan pemerintahan dan parlemen yang kuat, serta menjadi momentum kebangkitan baru bagi Indonesia.
"Alhamdulillah kita telah mengakhiri seluruh rangkaian kampanye Pilpres dan Pileg dengan damai. Kita berharap mudah-mudahan kedamaian ini, akan terus berlanjut sampai momen pencoblosan 14 Februari yang akan datang dan seterusnya," kata Anis Matta dalam keterangannya, Senin (12/2/2024).
Pemilu 2024 di Indonesia, menurut Anis Matta, menjadi salah satu pemilu terpenting di dunia, karena berada di tengah perjalanan krisis global dan kekacauan geopolitik yang sangat akut.
"Dunia sedang berjalan menuju tatatan dunia baru, yang tidak satupun dari kita yang mengetahui keadaan tatanan dunia baru itu yang akan datang," ujar Anis Matta.
Karena itu, Ketua Umum Partai Gelora ini mengajak seluruh masyarakat Indonesia yang memiliki hak pilih untuk ikut berpartisipasi dalam Pemilu 2024, dan menggunakan hak pilihnya, apapun pilihannya.
"Semoga Allah SWT memberkahi pilihan kita semuanya dan menjadikan Pemilu kali ini sebagai momentum kebangkitan baru bagi Indonesia. Melahirkan pemerintahan dan parlemen yang kuat," tandasnya
7 Catatan Penting
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah memberikan 7 catatan penting terkait pelaksanaan Pemilu 2024. Pertama adalah Koalisi Indonesia Maju (KIM) digagas dan direncanakan dalam rangka untuk menyelamatkan negara dari krisis global, serta menghindari perpecahan bangsa pasca dua Pilpres sebelumnya.
"Dimana rekonsiliasi antara Pak Prabowo (Prabowo Subianto) dan Presiden Jokowi (Joko Widodo) yang berjalan dengan sangat baik dan dapat menjawab tantangan yang begitu besar yang kita hadapi sepanjang perjalanan kirisis global dari 2019 hingga sekarang," kata Fahri Hamzah.
Konsep rekonsiliasi, kata Fahri, sesungguhnya untuk kepentingan bangsa dan negara, sehingga patut untuk dilanjutkan. Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka adalah simbol dari kelanjutan rekonsiliasi tersebut.
"Kedua, koalisi lainnya terjadi karena insiden, karena kekecewaan dan kemarahan. Mereka menjadi kandidat hanya memanfaatkan pertarungan politik untuk kepentingan elektoral semata, tidak ada konsepnya sama sekali," katanya.
Sehingga KIM adalah satu-satunya koalisi yang memiliki konsep untuk melanjutkan Indonesia Maju melalui Program Indonesia Emas 2045, seperti yang dicita-citakan Partai Gelora menjadi negara superpower baru
"Ketiga, seluruh survei membuktikan bahwa koalisi ini sangat didukung oleh rakyat, sehingga elektablitas pasangan Prabowo-Gibran diatas 50 persen. Besar kemungkinan Pilpres ini akan dimenangkan Koalisi Indonesia Maju," katanya.
Keempat, lanjut Fahri, adalah mulai banyaknya serangan dari luar ke Koalisi Indonesia Maju dan Prabowo Subianto. Serangan ini datang dari mereka yang tidak ingin melihat Indonesia kuat dan berwibawa di masa akan datang.
"Ingat pesan dari Bung Karno. Jika ada pemimpin Indonesia yang dibenci oleh negara asing pilihlah dia, karena dia yang akan membelamu nanti. Tetapi, kalau dia dipuji negara asing, berhati-hatilah karena sesungguhnya dia sedang digunakan oleh kekuatan asing," katanya.
Kelima, semua pihak diharapkan berkomitmen membuat Pilpres berlangsung satu putaran, untuk memastikan pada 14 Pebruari 2024, semua intervensi asing diakhiri dan pemain-pemain global tidak mengganggu Indonesia lagi.
"Keenam, setelah Pilpres 2024, semua diharapkan bersatu lagi melanjutkan sisa kepimimpinan Presiden Jokowi sampai Oktober 2024. Kita bersatu dan menyatukan masa depan kita, kita harus solid," katanya.
Ketujuh, adalah secara bersama-sama menatap masa depan Indonesia yang gilang gemilang dengan transisi kepemimpinan yang damai.
Seehingga Indonesia akan mampu menkonsilidasi dirinya menjadi bangsa yang kuat, berwibawa dan menjadi negara superpower baru.
"Hal ini seperti dimimpikan oleh para pendiri bangsa, menjadi negara merdeka, berdaulat, adil dan makmur. Maka di hari-hari masa tenang ini, kita akan memasuki TPS dengan perasaan kita bersatu, menyatukan bangsa kita untuk menghadapi masa depan Indonesia," pungkasnya.
Editor: Dardani