BATAMTODAY.COM, Batam - Untuk menjaga stabilitas iklim investasi di tengah ketidakpastian ekonomi global, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kota Batam menjamu rombongan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Kepulauan Riau dalam kunjungan kerja di Menara Arya, Jumat (16/5/2025) pagi.
Pertemuan tersebut menjadi forum dialog terbuka antara pengusaha dan pemerintah mengenai berbagai isu strategis ketenagakerjaan dan investasi.
Pertemuan dipimpin langsung oleh Pelaksana tugas (Plt) Kadisnakertrans Kepri, Jhon Andarista Barus, bersama pejabat terkait. Kunjungan ini disebut sebagai ajang silaturahmi sekaligus penyampaian aspirasi dan pemutakhiran informasi menyangkut dunia usaha.
"Kami ingin memastikan iklim usaha Batam tetap kondusif, sekaligus mendengar langsung masukan pelaku usaha mengenai regulasi dan dinamika ketenagakerjaan," ujar Jhon Barus dalam sambutannya.
Ketua APINDO Batam, Rafki Rasyid, menyambut baik forum tersebut dan menyampaikan sejumlah isu penting yang menjadi perhatian pelaku usaha. Menurutnya, gejolak ekonomi Amerika Serikat yang tak menentu memicu investor untuk bersikap menunggu dan menilai situasi (wait and see), sehingga Batam dituntut lebih sigap beradaptasi dan menarik investasi.
"Posisi ekonomi global bisa berubah cepat. Batam harus gesit memperkuat daya saing, apalagi kita bersaing langsung dengan kawasan industri di Johor, Malaysia," ujar Rafki, Selasa (20/5/2025).
Dalam pertemuan tersebut, APINDO juga menyampaikan aspirasi seputar ketenagakerjaan, seperti pembatasan usia kerja, sinkronisasi regulasi pasca-putusan Mahkamah Konstitusi, serta perlunya penyederhanaan prosedur perizinan agar tidak menghambat masuknya investasi.
Topik lainnya yang turut disorot adalah rencana pemerintah menjadikan Batam, termasuk wilayah Rempang, Galang, dan pulau-pulau sekitarnya, sebagai kawasan transmigrasi baru. Namun, Rafki menegaskan bahwa pihaknya masih menunggu kepastian regulasi.
"Kami siap bersinergi, tetapi tetap menanti regulasi resmi terkait program transmigrasi tersebut," jelas Rafki.
Lebih jauh, APINDO menegaskan komitmennya membangun hubungan industrial yang harmonis dengan seluruh pemangku kepentingan. Upaya ini sejalan dengan penurunan tingkat pengangguran terbuka di Kepri dan upaya peningkatan kualitas tenaga kerja.
"Kalau investasi naik, lapangan kerja ikut terbuka. APINDO berkomitmen menjaga kondusivitas industri agar Batam tetap jadi magnet investasi regional," ungkap Rafki.
Sementara itu, Jhon Barus menambahkan bahwa kunjungan ini juga menjadi wadah untuk menyelaraskan program pelatihan dan pemagangan dengan kebutuhan industri. Pemerintah Provinsi Kepri, kata dia, berkomitmen mencetak sumber daya manusia (SDM) yang kompeten melalui pelatihan berbasis kebutuhan pasar kerja.
"Link and match antara lulusan pelatihan dan dunia usaha akan terus kami dorong. Dunia industri membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian spesifik, dan pemerintah hadir menyiapkannya," terang Jhon.
Sebagai tindak lanjut, APINDO dan Disnakertrans akan menggelar forum triwulanan sebagai sarana pemantauan perkembangan investasi dan ketenagakerjaan. Forum ini juga akan memfasilitasi sosialisasi regulasi terbaru, serta menyinergikan data lowongan kerja dan kompetensi tenaga kerja agar program pemagangan lebih tepat sasaran.
Pertemuan strategis ini menegaskan pentingnya kolaborasi antara dunia usaha dan pemerintah dalam menjaga pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja di Batam dan Kepulauan Riau.
Editor: Gokli