BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Masyarakat Tanjungpinang merasa kaget dan kecewa setelah mendapat kabar dari pihak sekolah bahwa seragam gratis yang dijanjikan untuk tahun ini tidak jadi dibagikan. Pembatalan ini disebabkan kekurangan anggaran dari pemerintah, yang memicu protes dari banyak orang tua siswa.
Yuni, salah satu orang tua siswa di salah satu SDN Tanjungpinang Timur, mengaku sangat miris dengan keputusan Pemko Tanjungpinang. "Padahal ini sudah kami tunggu-tunggu sejak beberapa bulan lalu. Kami sengaja tak beli seragam banyak, karena pihak sekolah bilang nanti akan ada seragam gratis dari dinas," ujarnya, Selasa (13/8/2024).
Yuni menambahkan, anaknya baru saja masuk SD tahun ini dan sangat membutuhkan seragam gratis yang dijanjikan.
Ia juga mengungkapkan, dua tahun lalu, ketika putri sulungnya masih di kelas 1, mereka menerima seragam gratis dari pemerintah saat Hj. Rahma menjabat sebagai Wali Kota Tanjungpinang. "Kalau anak saya yang nomor satu sudah kelas 3, dia dapat dua tahun lalu waktu masih zaman Ibu Rahma yang Wali Kota," katanya.
Protes serupa juga disampaikan oleh wali murid lainnya, seorang warga Kecamatan Bukit Bestari. Ia merasa sangat terbantu dengan program seragam gratis ini, dan pembatalan tersebut sangat mengecewakannya.
- BACA JUGA: Rahma Tunaikan Program Seragam Sekolah Gratis Tahun Kelima, Ada 7.410 Siswa Jadi Penerima
"Katanya seragam gratis ternyata cuma prank doang. Padahal ini sudah kami nanti-nanti sejak lama ternyata tidak ada," kesal wali murid itu.
Program seragam gratis ini pertama kali diluncurkan Pemko Tanjungpinang pada masa kepemimpinan (Alm) Syahrul bersama Hj. Rahma. Selama Hj. Rahma menjabat sebagai Wali Kota, seragam gratis selalu dibagikan setiap tahun. Namun, setelah Hj. Rahma tidak lagi menjabat, program ini dihapus oleh Pemko saat ini.
Mendengar kabar tersebut, Hj. Rahma terkejut dan merasa prihatin terhadap orang tua yang telah lama menunggu dan berharap agar anak-anak mereka mendapatkan seragam sekolah gratis. "Kasihan orang tua yang sudah berharap. Bahkan sudah sempat diukur anak-anak di sekolahnya masing-masing," keluh Rahma.
Editor: Gokli