BATAMTODAY.COM, Batam - Pembuangan limbah sembarangan yang dilakukan PT China Communications Construction (CCCI) di kawasan pemukiman penduduk yang juga berdekatan dengan sekolah di Kelurahan Sei Binti, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, perlu penanganan serius.
Demikian disampaikan salah seorang perwakilan warga, Jefrie Muju, saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi III DPRD Batam, Kamis (14/9/2023).
Menurut dia, perusahaan asal China yang bergerak di bidang penyediaan jasa kontruksi besar dan produksi tiang pancang berukuran besar itu, telah membuang limbah diduga jenis B3 ke kawasan pemukiman penduduk.
Bahkan, sebelum diadakannya RDP, persoalan limbah itu sudah diketahui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam dan sejumlah Anggota Komisi III DPRD Batam. Namun, hingga kini tindak lanjut penanganan limbah yang mengancam keselamatan masyarakat itu belum ada.
"Sampai sekarang tak ada jaminan dari pemerintah, bahwa limbah yang dibuang PT CCCI itu bukan jenis B3. Karena hal ini, kami menjadi resah. Harusnya, DLH dan Anggota Dewan yang sudah turun ke lapangan, menindaklanjutinya, sehingga masyarakat tidak khawatir," ungkap dia, dalam RDP itu.
Dikatakan Jefrie, saat membuang limbah, transporter atau pengangkut limbah itu melakukan pembuangan ke area bangunan yang digunakan dalam aktivitas pendidikan. Antara lain di SMKN 8, SMKN 5, SMPN 60, Pondok Pesantren Al Ustmaniyah Daur-12, dan tempat lain yang jadi pusat pendidikan. Kondisi ini sangat memprihatinkan.
"Seharusnya sudah ada sampel dari DLH, apa kandungan dari limbah itu, ini sampai sekarang tak ada. Jangan-jangan DLH atau Komisi lll ini sudah masuk angin atau sudah terima uang?" tanya Jefrie, yang juga mantan Satpam di perusahaan itu.
Dilanjutkannya, perusahaan yang mayoritas pekerjanya itu WN Tiongkok disinyalir membuang limbah cair ke laut. "Saya tahu ke mana saja dibuang limbah itu. Kami juga tau siapa saja yang masuk ke PT itu," ucapnya.
Ketua Komisi III DPRD Batam, Joko Mulyono, tak membantah pihaknya sudah pernah sidak ke lokasi PT CCCI. Hanya saja, kata Joko, saat itu mereka hanya menemukan limbah padat bekas semen dan pasir sisa produksi.
"Soal limbah cair saya baru dengar sekarang. Saat kami Sidak hanya ada bekas semen dan pasir. Kami juga tidak mendapatkan keterangan yang detail, karena di perusahaan itu tidak ada yang bisa Bahasa Indonesia, sementara kami juga tidak bisa Bahasa Mandarin," ungkap Joko Mulyono.
RDP itu pun belum bisa mengahasilkan suatu rekomendasi, lantaran PT CCCI belum bisa hadir. Untuk itu, RDP akan dilanjutkan pada 21 September mendatang.
Editor: Gokli