BATAMTODAY.COM, Batam - Rencana relokasi warga di 16 titik Kampung Tua Pulau Rempang dan Galang guna pengembangan Rempang Eko-City yang merupakan proyek strategis nasional (PSN), masih menuai penolakan.
Ribuan masyarakat Melayu dari berbagai daerah melakukan aksi damai di kantor BP Batam untuk menyuarakan penolakan relokasi tersebut, Senin (11/9/2023).
Aliansi Pemude Melayu juga sebelumnya merencanakan aksi damai hari ini. Namun dengan berbagai pertimbangan dibatalkan, sebagaimana diasampaikan Koordinator Umum Aliansi Pemude Melayu, Dian Arpiandi, saat konferensi pers di Mapolresta Barelang, Minggu (10/9/2023) malam, yang juga dihadiri oleh Walikota/Kepala BP Batam Muhammad Rudi bersama Kapolresta Barelang Kombes Pol Nugroho Tri Nuryanto.
Dari pantauan BATAMTODAY.COM, masyarakat Melayu berkumpul di Kantor LAM Batam, kemudian melaksanakan longmarch menuju BP Batam dan dikawal oleh kepolisian.
"Saya dari Pekanbaru, kami ramai juga dari sana, yang saya tau hari ini ribuan yang turun," ujar Zein, masyarakat Melayu dari Pekanbaru.
Zein melanjutkan, masyarakat melayu Provinsi Riau dari berbagai daerah yang datang ke Batam dengan tujuan menunjukkan solidaritas suku Melayu. Baginya, kedatangan ke Batam karena mendengar berbagai informasi akan penindasan masyarakat Melayu Rempang dan Galang yang akan digusur dari tanah leluhur.
"Kami datang dari berbagai daerah, seperti Siak, Dumai, Tembilahan dan banyak lagi dari daerah Riau Daratan. Termasuk yang dari Kalimantan (Pontianak) juga banyak yang datang. Kami buktikan solidaritas kami," tegas Zein.
Hingga berita ini dipublikasi, masyarakat Melayu baru tiba di Kantor BP Batam.
Editor: Gokli
