BATAMTODAY.COM, Batam - Salah satu dampak dari pengembangan pulau Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam, melalui mega proyek Eco City, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam segera merelokasi sejumlah sekolah yang ada di kawasan terdampak.
Rencana pembangunan Eco City di Rempang akan disegerakan. Ground breaking dijadwalkan akhir tahun ini, sehingga diperlukan sterilisasi di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Tri Wahyu Rubianto mengatakan, sektor pendidikan termasuk salah satu yang terdampak dari rencana pembangunan kawasan Rempang. Menurutnya, terdapat tiga sekolah menengah pertama (SMP), dan 12 sekolah dasar (SD) negeri. Namun, secara keseluruhan total SD di Rempang-Galang itu ada 24 sekolah termasuk sekolah swasta.
"Makanya kami lagi petakan yang di Rempang ya khususnya. Karena itu yang akan terdampak, dan itu yang akan direlokasi ke lokasi lain," kata Tri usai mengikuti upacara peringatan HUT ke-78 RI tingkat Kota Batam di Dataran Engku Putri, Kamis (17/8/2023).
"Ini yang lagi kami akan rapatkan. Bagaimana solusi dari sekolah swasta ini khususnya, dan sekolah keseluruhan yang ada di Rempang yang memang terdampak oleh rencana pembangunan kawasan Eco City ini," sambungnya.
Lanjut Tri, adanya rencana pembangunan kawasan Rempang ini, memang tidak bisa terlepas dari dunia pendidikan disana. Untuk rencana relokasi sekolah, dan pelajar yang ada di wilayah terdampak, akan dipindahkan ke Galang atau lokasi yang bebas, dan tidak masuk dalam perencanaan pembangunan Eco City di Rempang.
"Kami ingin memastikan, walaupun ada relokasi anak-anak ini jangan sampai terganggu, dan kami memastikan mereka tetap bisa menikmati dan mendapatkan pendidikan," bebernya.
Untuk itu, sebelum pemindahan warga, dan anak sekolah, pihaknya harus menyiapkan gedung atau bangunan sekolahnya. Pembangunan sekolah baru di Galang ini akan menjadi prioritas dari Pemko Batam.
Sebelum siswa benar-benar dipindahkan, Disdik harus menjamin tempat baru mereka. Karena tidak mungkin mereka pindah, namun gedungnya tidak ada. Hal ini yang harus dimatangkan, dan akan segera dibahas, sekaligus mencari solusi untuk sekolah di Rempang yang terdampak.
"Kami tidak mungkin ujug-ujug memindahkan anak-anak, apalagi tempat baru belum ada. Makanya kami ingin pastikan dulu ini," ungkapnya.
Mengenai jumlah pelajar yang terdaftar bersekolah di wilayah terdampak, Tri menyebutkan masih dalam pendataan. Meskipun sudah ada bayangan angka bahwa total 24 sekolah di sana, namun pihaknya harus memastikan berapa data ril anak yang menempuh pendidikan di sana.
"Untuk bangun sekolah tentu tidak bisa langsung. Sebab harus masuk dalam usulan dulu. Jadi sebisa mungkin, dan semaksimal mungkin kami akan manfaatkan segala bentuk fasilitas yang ada, yang bisa digunakan untuk mendukung sistem pembelajaran di lokasi baru," pungkasnya.
Editor: Yudha