logo batamtoday
Senin, 25 November 2024
Panbil Group


Dr Aqua Dwipayana Soal Anggota Polri dan Prajurit TNI Perlu Latihan Pengamanan Pemilu
Selasa, 01-08-2023 | 08:04 WIB | Penulis: Redaksi
 
Sharing Komunikasi dan Motivasi dengan tajuk  

J5NEWSROOM.COM, Pekalongan - Menjelang pelaksanaan pesta demokrasi di Tanah Air pada 2024, anggota Polri dan TNI perlu diberikan pelatihan dan pendidikan untuk pengamanan pemilu.

Kegiatan ini meliputi aspek hukum terkait pemilu, etika dan profesionalisme dalam tugas-tugas pemilu, serta taktik dan strategi saat penanganan situasi-situasi khusus ketika pemilu berlangsung. Juga memberikan pengetahuan tentang proses Pemilu

Anggota Polri dan TNI harus mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang proses pemilu, termasuk peraturan dan tata cara pelaksanaan pemilu. Mereka perlu mengetahui tahapan-tahapan pemilu, tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta potensi masalah dan tantangan yang mungkin terjadi selama pemilu.

Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana menyampaikan hal itu menjelang sharing komunikasi dan motivasi dengan tajuk 'Peningkatan Kemampuan SDM Polres Pekalongan Kota dalam Rangka Persiapan Pemilu Tahun 2024' di Polres Pekalongan Kota, Jalan Diponegoro No. 19, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (28/7/2023).

Sharing tersebut dibagi dalam dua sesi. Secara keseluruhan pria dengan jejaring pertemanan sangat luas tersebut akan berbicara kepada 500 personel Polres Pekalongan Kota, anggota Kodim Pekalongan, Bhayangkari, dan Persit.

Perjalanan silaturahim serta kiprah Sharing Komunikasi dan Motivasi Dr Aqua Dwipayana terus berlanjut. Setelah berbicara dalam serangkaian sesi sharing kepada jajaran pegawai hotel berbintang di berbagai kota dan kabupaten di Tanah Air, rumah makan, serta media, pada Jumat 28 Juli 2023 ini doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran berbicara di Polres Pekalongan Kota.

Kamis malam sekitar pukul 21.10 Dr Aqua Dwipayana tiba di Kota Pekalongan. Wakapolres Pekalongan Kota Kompol Pariastutik menjemputnya di stasiun kereta. Setelah itu mereka ketemu Kapolres Pekalongan Kota AKBP Albertus Recky Robertho di Kafe Coffee and Beyond.

Kamis kemarin Dr Aqua Dwipayana sejak pagi melakukan perjalanan panjang. Mengawalinya dari Bali ke Surabaya. Di Kota Pahlawan itu agendanya cuma satu. Mempertemukan Wakil Gubernur Akademi Angkatan Laut Laksma TNI Dato Rusman Sutan Nurdin dan Pengusaha Sukses Sonny Njonoriswondo. Kedua pria rendah hati itu teman akrab Dr Aqua.

Mereka ketemu di resto Thailand Chao Praya Surabaya. Mereka jumpa lebih dari 3 jam. Ngobrolnya akrab sekali, seperti teman lama.

Pertemuan lanjutan rencananya di kantor Dato. Tentatif minggu depan, sebelum Adhi Makayasa 94 pindah tugas ke Jakarta.

Seusai pertemuan itu Dr Aqua Dwipayana ke Stasiun Pasar Turi Surabaya. Pukul 16.05 naik Kereta Gumarang ke Kota Pekalongan. Perjalanannya sekitar 5 jam.

Saat sekitar 7 jam di Surabaya, mulai pukul 09.00 sampai 16.00, sebelum menemui dua karibnya itu, Dr Aqua Dwipayana istirahat di "rumahnya" Hotel Mercure Surabaya Grand Mirama.

Pemilik Hotel Mercure Surabaya Grand Mirama Yohan Setia Putra selalu memberikan kamar yang terbaik. Sebagai wujud menghargai Dr Aqua Dwipayana.

"Hotel Mercure Surabaya Grand Mirama dan Hotel Grand Mercure Malang Mirama adalah "rumah" Pak Aqua di Surabaya dan Malang. Jadi setiap saat silakan menginap di dua hotel itu," ujar Yohan berkali-kali.

Kepada kedua General Manager hotel itu: Andreas Riyadi dan Sugito Adhi, Yohan selalu berpesan agar Dr Aqua Dwipayana diberi kamar suite setiap nginap di hotel bintang 4 dan 5 tersebut.

Penanganan Konflik

Selanjutnya ujar Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat Bidang Komunikasi Publik ini adalah penanganan konflik dan keamanan. Anggota Polri dan TNI perlu dilatih dalam penanganan konflik dan pemeliharaan keamanan selama masa kampanye dan pemilu berlangsung. Mereka harus mampu mengidentifikasi potensi ancaman dan risiko keamanan, serta dapat merespon secara cepat dan tepat jika terjadi gangguan keamanan.

Berikutnya kata Dr Aqua Dwipayana, anggota Polri dan TNI harus menjalin kerjasama yang erat dengan instansi terkait lainnya, seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Koordinasi yang baik antarinstansi dapat memastikan kelancaran proses pemilu dan penanganan masalah yang mungkin muncul.

"Anggota Polri dan TNI agar optimal memanfaatkan teknologi dan sistem informasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas tugas dalam pemilu. Misalnya, penggunaan sistem pelaporan online untuk pencatatan insiden, pemantauan, dan analisis data," ungkap Dr Aqua Dwipayana.

Selain itu, lanjut pria yang hobi membaca ini, harus siap menghadapi dan menangani berbagai bentuk pelanggaran pemilu, termasuk pelanggaran kampanye, politik uang, intimidasi pemilih, dan kecurangan lainnya. Langkah-langkah penegakan hukum yang tegas dan adil harus diterapkan untuk memastikan kelancaran pelaksanaan pemilu.

Di samping itu menurut Dr Aqua Dwipayana, anggota Polri dan TNI perlu meningkatkan hubungan dengan masyarakat. Melibatkan masyarakat dalam kampanye keamanan pemilu dan menggali informasi terkait potensi gangguan keamanan akan membantu mengoptimalkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga ketertiban selama pemilu.

"Juga harus memiliki rencana darurat untuk menghadapi kemungkinan situasi darurat yang berpotensi terjadi selama pemilu, seperti kerusuhan atau gangguan keamanan lainnya. Hal itu sebagai langkah antisipasi," ucap pria yang tinggal di Bogor, Jawa Barat ini.

Setelah semuanya dilaksanakan Dr Aqua berpesan agar jangan lupa melakukan evaluasi menyeluruh. Ini sangat penting sebagai pembelajaran jika melakukan hal yang sama di tahun-tahun mendatang.

Kompetensi Komunikasi

Khusus Kompetensi komunikasi menurut Dr Aqua merupakan hal yang sangat penting bagi setiap anggota polisi karena memiliki urgensi yang tinggi dalam berbagai aspek tugas dan tanggung jawab mereka. Oleh karena itu, komunikasi adalah senjata utama bagi setiap personel kepolisian. Meskipun, faktanya, banyak terjadi permasalahan di lingkungan internal Kepolisian Republik Indonesia (Polri) adalah juga karena masalah komunikasi.

Kecakapan aparat kepolisian dalam berkomunikasi, lanjut motivator ulung ini tidak hanya menjadi keuntungan instusi Polri, tetapi juga bangsa dan negara. "Senjata utama polisi adalah komunikasi, khususnya para personel kepolisian yang secara langsung terjun ke tengah masyarakat. Setiap polisi tidak boleh patah arang, patah semangat. Karenanya, polisi harus dapat memahami betul pentingnya komunikasi dan harus yakin. Tidak ada masalah di muka bumi ini yang tidak bisa diselesaikan dengan komunikasi," tegas Dr Aqua Dwipayana.

Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat Bidang Komunikasi Publik ini kemudian menjelaskan bahwa strategi komunikasi adalah perencanaan yang efektif dalam penyampaian pesan sehingga mudah dipahami oleh komunikan dan bisa menerima apa yang telah disampaikan sehingga bisa mengubah sikap atau perilaku seseorang.

Oleh karena itu, memperkuat kemampuan komunikasi sangat strategis untuk mewujudkan Polri yang PRESISI. Di awal penyampaian materinya Dr Aqua Dwipayana menegaskan agar sukses melaksanakan tugas-tugasnya, senjata utama Polri adalah komunikasi. Namun di sisi lain masalah utama kepolisian juga komunikasi.

"Semua anggota Polri dan keluarganya adalah humas bagi Polri. Untuk itu komunikasinya harus bagus. Salah satu manfaatnya mensyiarkan semua hal positif tentang institusi ini," terang Dr Aqua Dwipayana.

Kemudian Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat ini menyampaikan berbagai contoh lemahnya komunikasi di Polri baik di internal maupun eksternal. Akibatnya menimbulkan banyak masalah yang membuat citra dan reputasi institusi ini turun drastis.

Dr Aqua Dwipayana menyarankan agar semua anggota Polri tanpa terkecuali memperbaiki dan meningkatkan kemampuan komunikasinya. Ini sangat penting karena efektif sekali untuk mensukseskan tugas-tugasnya.

Garda Terdepan

Menurut Dr Aqua Dwipayana peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) aparatur kepolisian dan prajurit TNI sangat strategis untuk memastikan keamanan dan ketertiban selama proses demokrasi berlangsung, guna menjamin pemilu yang adil, bersih, dan lancar.

"Polisi adalah garda depan dalam setiap upaya pengamanan dan penertiban selama berlangsungnya proses demokrasi seperti pemilu. Oleh karena itu, beratnya beban tugas tersebut harus diimbangi oleh peningkatan kemampuan SDM," ungkap pria yang hobi silaturahim tersebut.

Lebih jauh Dr Aqua Dwipayana menyampaikan, keberadaan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) dan Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang selama ini menjadi garda terdepan Polri dan TNI Angkatan Darat (AD) dalam berinteraksi dengan masyarakat sangatlah srategis. Apalagi menghadapi momen pemilu yang bermakna sangat penting bagi keberlangsungan demokrasi negeri ini.

"Saya telah ketemu banyak anggota Bhabinkamtibmas dan Babinsa yang bertugas mulai dari Aceh sampai Papua. Saya sangat mengapresiasi mereka. Cuma kemampuan komunikasinya beragam, tidak standar," papar Dr Aqua Dwipayana.

Pria yang memiliki jejaring sangat luas ini melihat ada anggota Bhabinkamtibmas dan Babinsa yang komunikasinya bagus, ada yang biasa-biasa saja, namun ada juga yang perlu diperbaiki. Padahal senjata utama mereka agar sukses melaksanakan tugas-tugasnya adalah komunikasi.

Terkait itu Dr Aqua Dwipayana menyarankan agar kemampuan komunikasi semua anggota Bhabinkamtibmas dan Babinsa terus ditingkatkan. Sehingga keberadaan mereka di tengah-tengah masyarakat dapat memperbaiki dan meningkatkan citra institusi tempatnya bekerja.

Mantan wartawan di banyak media nasional ini juga menyoroti tentang terbatasnya jumlah anggota Bhabinkamtibmas dan Babinsa. Sehingga sampai sekarang belum dapat diwujudkan satu anggota bertugas di satu desa atau kelurahan.

"Bahkan beberapa bulan lalu, saya dapat info ada seorang Bhabinkamtibmas yang mendapat tugas menangani 36 desa. Hal itu terjadi karena terbatasnya anggota Polri yang bertugas di sana," ucap Dr Aqua Dwipayana.

Pria yang hobi membantu sesama itu menyarankan agar semua anggota Polri dan TNI memperbaiki dan meningkatkan kemampuan komunikasinya. Ini sangat penting karena efektif sekali untuk mensukseskan tugas-tugasnya.

Untuk mewujudkan semua itu Dr Aqua Dwipayana menyarankan seluruh anggota polisi dan prajurit TNI di mana saja berada agar secara konsisten melaksanakan Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble, Action dan Consistensy (REACH Plus A+C). Jadi tidak hanya saat bertugas saja.

Menurut Dr Aqua selama ini telah terbukti REACH Plus A+C sukses mengatasi berbagai persoalan komunikasi. Jadi semua anggota polisi dan TNI tinggal menjalankannya saja secara konsisten.

Aspek pertama adalah sikap menghargai orang lain tanpa kecuali yang diwakili dengan kata "Respect". Penulis buku super best seller "The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi" ini menegaskan di mana pun kita berada, jangan pernah menganggap remeh siapa pun. Hormati dan hargai semua orang yang berkomunikasi dengan kita.

"Jangan karena punya pangkat dan jabatan, merasa lebih hebat dari yang lain. Sehingga tidak menghargai orang lain," kata pria yang selalu bicara apa adanya ini.

Amanah sebagai anggota polisi dan TNI, ujar Dr Aqua Dwipayana, sebaiknya dimanfaat sebaik-baiknya dengan menghargai semua orang. Sehingga semuanya merasa nyaman saat bekomunikasi.

Selain itu, tambah Dr Aqua Dwipayana, masyarakat tidak ragu-ragu menyampaikan berbagai informasi kepada anggota polisi dan TNI. Sedikit banyak info yang disampaikan mereka bermanfaat personil yang bekerja di dua institusi itu.

Kedua adalah sikap 'empathy'(empati). Semua anggota polisi dan TNI harus bisa merasakan yang dirasakan orang lain. Ini juga penting buat para komandan kepada seluruh anggotanya.

"Upayakan bisa merasakan yang dialami orang lain. Dengan begitu semuanya merasa nyaman. Apalagi kalau kemudian dapat membantu mengatasi kesulitan mereka," tutur Dr Aqua Dwipayana.

Ketiga, tambah pria yang hobi berteman ini adalah Audible atau dapat dimengerti yaitu semua yang disampaikan dengan mudah dipahami seluruh orang meski latar belakang termasuk pendidikannya berbeda-beda.

Untuk melengkapi itu, lanjut pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara pada 23 Januari 1970 ini maka perlu yang keempat yakni Clarity atau penyampaiannya menggunakan kalimat terbuka dan sederhana.

Terakhir adalah Humble atau rendah hati, tidak ada yang perlu disombongkan. REACH akan sangat berarti jika dilengkapi dengan huruf 'A' dan 'C' yakni Action dan Consistency atau Tindakan nyata dan cepat serta Konsistensi dalam pelaksanaannya.

Editor: Dardani

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2024 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit