BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Sebanyak 55 mahasiswa Akademi Kebidanan Anugerah Bintan, Tanjungpinang, mengeluhkan ketidaktransparanan pihak kampus. Puluhan mahasiswa dari jalur khusus itu mengaku pihak kampus telah memanipulasi nilai ujian mereka.
Selain itu, janji pihak kampus tidak akan mempersulit mahasiswa dari jalur khusus itu pun tak sesuai dengan kenyataan. Kampus yang terletak di Jalan Merpati Km13 Tanjungpinang itu dituding telah menipu mahasiswa. Satu per satu mahasiswa Akbid Anugerah Bintan pun "bernyanyi".
"Saat penerimaan mahasiwa tahun 2011 lalu, pihak kampus berjanji tidak akan mempersulit proses kuliah mahasiswi jalur khusus yang mendaftar. Namun kenyataannya, nilai ujian semester kami saja banyak yang dimanipulasi. Penilaiaan ujian tidak transaparan dengan maksud memperlama proses kuliah mahasiswi," tuding Ad, salah seorang mahasiswi Akbid Anugerah Bintan kepada BATAMTODAY.COM, di Tanjungpinang, Senin (9/12/2013).
"Saat penerimaan mahasiwa tahun 2011 lalu, pihak kampus berjanji tidak akan mempersulit proses kuliah mahasiswi jalur khusus yang mendaftar. Namun kenyataannya, nilai ujian semester kami saja banyak yang dimanipulasi. Penilaiaan ujian tidak transaparan dengan maksud memperlama proses kuliah mahasiswi," tuding Ad, salah seorang mahasiswi Akbid Anugerah Bintan kepada BATAMTODAY.COM, di Tanjungpinang, Senin (9/12/2013).
Dia mengungkapkan, awalnya, untuk menarik minat mahasiswa baru pada saat kampus ini dibuka, pihak kampus menyatakan masa perkuliahan paling lama hanya lima semester. Namun hingga akhir Desember 2013 ini, mahasiwa angkatan pertama yang mengaku sudah mati-matian belajar dan membayar biaya kuliah, tetap dinyatakan tidak lulus dan nilai ujiannya di bawah standar.
"Kalau penilaiannya transaparan dan kami memang tidak mampu, tidak ada masalah. Tapi kenyataannya justeru kami menduga ada manipulasi dan permainan nilai," papar Ad.
Dia juga menuturkan, saat penerimaan mahasiswa baru, puluhan mahasiswa ini juga mengaku dikenakan biaya Rp14 juta per orang. Biaya itu untuk pembelian baju olahraga, baju dan celana putih serta celana biru 2 pasang, pakaian muslim 1 pasang lengkap dengan logo Yayasan Anugerah Bintan, dan sepatu kuliah warna putih 1 pasang.
"Tapi kenyataannya, hingga saat ini pihak yayasan tidak pernah memberikan pakaian olahraga, baju muslim, serta sepatu kuliah kepada mahasiswa. Selain itu, pakaian yang diberikan juga sangat tidak layak pakai," timpal mahasiswi lainnya.
Sementara itu, beberapa mahasiswa yang kesal itu menuturkan, protes merea atas kecurangan dan dugaan manipulasi serta penipuan yang dilakukan pihak kampus, muncul setelah pelaksanaan ujian teori pada Kamis (5/12/2013) lalu.
Dari 55 mahasiswa yang mengikuti ujian, 29 orang dinyatakan tidak lulus. Padahal, menurut mahasiswa, mereka ebrkeyakinan mampu menjawab soal-soal ujian itu.
"Karena kami kurang puas dengan peniliaan yang dilakukan, kami meminta panitia untuk membuka lembar hasil ujian karena kami merasa bisa menjawab soal yang diujikan tapi diberi nilai rendah," ujar seorang mahasiswi lainnya.
Lucunya, atas protes tersebut, nilai lima orang dari 29 mahasiswa yang tak lulus ujian itu tiba-tiba "berubah". Nilai kelima mahasiswa yang semula 60 "disulap" menjadi 70. Sementara, nilai 24 mahasiswa lain yang tak lulus sama sekali tak berubah.
"Atas dasar itu, kami meminta panitia ujian membuka secara transparan hasil kunci jawaban dan peniliaan yang dilakukan pada semua mahasiswa. Tapi pihak kampus enggan membeberkannya tanpa alasan jelas," kata mahasiswa tersebut.
Akibat ketidakjelasan ini, sejumlah mahasiswa mengancam akan menuntut pihak rektor, dosen, dan yayasan.
"Atas kejadiaan ini, kami merasa tertipu kuliah di kampus ini. Selain mahal, ada manipulasi nilai, dan biaya kuliah yang tidak sesuai dengan peruntukan juga sangat merugikan kami sebagai mahasiswa. Karena itu kami akan menuntut pihak yayasan," ujar mahasiswa lainnya.
Sementara itu, dosen sekaligus ketua panitia pelaksana ujian terori, Akbid Anugerah Bintan, Prima, yang dikonfirmasi, membantah jika pihaknya memanipulasi nilai ujian mahasiswanya.
Kendati demikian, Prima menolak untuk merinci secara detail atas permasalahaan yang diutarakan mahasiwa, dengan alasan jika dirinya hanya sebagai dosen dan ketua pelaksana ujian. Prima mengarahkan BATAMTODAY.COM agar menanyakan langsung kepada pimpinan Akbid Anugerah Bintan.
"Tidak ada manipulasi nilai. Untuk memberikan keterangan, silakan datang dan menanyakan langsung saja kepada direktur di kampus ini," ujarnya. (*)
Editor: Dodo