BATAMTODAY.COM, Batam - Kepulauan Riau (Kepri) dikenal sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Dengan letak geografis strategis ini, sektor pariwisata menjadi tulang punggung utama Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun, meski memiliki potensi besar, pemerataan kunjungan wisatawan di seluruh wilayah Kepri masih menjadi tantangan.
Ketua Asosiasi Pariwisata Bahari Indonesia (Aspabri) Kepri, Surya Wijaya, mengungkapkan hanya Kota Batam dan Kabupaten Bintan yang berhasil menjadi destinasi favorit wisatawan, baik mancanegara (wisman) maupun domestik (winus). Sementara itu, Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Karimun masih tertinggal jauh dalam menarik minat wisatawan.
"Pada libur Natal dan Tahun Baru ini, hotel-hotel di Batam dan Bintan penuh. Namun, di Tanjungpinang dan Karimun, kondisinya berbeda. Wisatawan cenderung menghindari perjalanan panjang, seperti ke Tanjungpinang yang memakan waktu hingga 3,5 jam dengan kapal ferry," ujar Surya, Sabtu (28/12/2024).
Surya menyarankan agar Tanjungpinang belajar dari Kota Malaka di Malaysia, yang meski jauh dari akses langsung negara tetangga, tetap mampu menarik wisatawan melalui paket perjalanan terpadu. "Pemerintah Tanjungpinang harus lebih proaktif bekerja sama dengan travel agen untuk menciptakan tur terintegrasi, misalnya Batam-Tanjungpinang atau Batam-Bintan," imbuhnya.
Pulau Penyengat saat ini menjadi satu-satunya daya tarik utama Tanjungpinang. Namun, infrastruktur dan fasilitas wisata di kota tersebut dinilai masih minim. "Pemerintah Tanjungpinang perlu membenahi destinasi wisata mereka agar lebih menarik bagi wisatawan," tegas Surya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri pada September dan Oktober 2024, terlihat jelas ketimpangan jumlah kunjungan wisman di empat wilayah utama:
- Batam: 115.384 kunjungan (September) dan 110.677 kunjungan (Oktober).
- Bintan: 16.058 kunjungan (September) dan 15.916 kunjungan (Oktober).
- Karimun: 6.814 kunjungan (September) dan 6.770 kunjungan (Oktober).
- Tanjungpinang: 4.898 kunjungan (September) dan 4.632 kunjungan (Oktober).
"Batam dan Bintan sudah menjadi magnet wisatawan, sementara Karimun dan Tanjungpinang perlu strategi besar untuk menarik lebih banyak pengunjung," kata Surya.
Surya menyoroti pentingnya sinergi antara Dinas Pariwisata Kepri dan travel agen untuk mendorong pemerataan kunjungan wisatawan. Menurutnya, pemerintah tak hanya boleh fokus pada acara seremonial atau pengumpulan data, tetapi harus turun tangan langsung membantu menciptakan paket wisata yang menarik.
"Kami di lapangan memahami apa yang dibutuhkan wisatawan. Pemerintah perlu mendengarkan dan mendukung travel agen agar pariwisata Kepri tidak hanya bergantung pada Batam dan Bintan," ujar Surya.
Ia juga berharap, dengan pergantian kepemimpinan di Tanjungpinang pada 2025, akan ada perubahan signifikan dalam pengelolaan sektor pariwisata "Semoga wali kota baru bisa memberikan perhatian lebih besar pada pembangunan destinasi dan infrastruktur wisata," tutupnya.
Ke depan, kolaborasi antar wilayah di Kepri menjadi kunci untuk menjadikan provinsi ini sebagai tujuan wisata unggulan yang merata di seluruh kabupaten dan kota.
Editor: Gokli