BATAMTODAY.COM, Batam - Keluhan masyarakat Kota Batam terkait pengelolaan air bersih terus menjadi perhatian. Mulai dari pasokan air yang sering terhenti hingga penurunan kualitas air, warga menyampaikan keresahan mereka yang semakin meningkat.
"Air sering mati total hingga beberapa hari. Ini menyulitkan, apalagi kalau ada anak kecil di rumah. Sekarang, masalahnya kualitas air juga buruk," ujar seorang warga Taman Raya, Kecamatan Batam Kota.
Keluhan serupa disampaikan Ocha, warga perumahan Botania Garden. Ia menyoroti keruhnya air yang mengalir ke rumahnya. "Hampir setiap hari kami harus membersihkan bak air karena kotoran menempel di dindingnya. Kalau dibiarkan dua atau tiga hari saja, bak air jadi sangat kotor. Kami berharap pemerintah dan pengelola memperhatikan ini karena air yang buruk bisa menjadi sumber penyakit," katanya.
Menanggapi hal ini, Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad, yang juga Wali Kota terpilih, bersama Li Claudia Chandra mengadakan pertemuan dengan jajaran PT Air Batam Hilir (ABH), operator pengelola air bersih di Batam, pada Senin (16/12/2024).
"Kami ingin melihat langsung kondisi aktual dari pelayanan air bersih yang dilakukan PT ABH di tengah berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat," kata Amsakar, usai pertemuan.
Dalam pertemuan yang berlangsung di kantor PT ABH, hadir pula Anggota DPRD Batam, Hendra Asman. Mereka disambut oleh Direktur Utama PT ABH, Mujiaman; Direktur Operasional PT ABHi, Jefry Maulidani, dan Direktur PT Air Batam, Hulu Sutopo.
Menurut Amsakar, pengelolaan pelayanan air bersih harus terus ditingkatkan agar masyarakat Batam dapat menikmati hak mereka atas air bersih yang layak. Ia menegaskan, air bersih menjadi salah satu program prioritasnya bersama Li Claudia untuk masa kepemimpinan mereka.
"Pada prinsipnya, kami ingin memastikan masyarakat mendapatkan akses air bersih yang memadai. Ini adalah kebutuhan mendasar yang tidak bisa ditawar," tegasnya.
Direktur PT ABH, Mujiaman, menjelaskan tantangan utama dalam pengelolaan air bersih di Batam, yaitu ketersediaan air baku yang stagnan di tengah laju pertumbuhan penduduk yang pesat. "Grafik pertumbuhan penduduk terus naik, sementara ketersediaan air tetap datar," jelasnya, saat mempresentasikan data kepada Amsakar dan Li Claudia.
Li Claudia menekankan meskipun soal teknis merupakan tanggung jawab operator, pemerintah harus memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi. "Kami mendengar banyak keluhan dari masyarakat soal air. Ini harus jadi prioritas karena air adalah kebutuhan mendasar," ujarnya.
Baik Amsakar maupun Li Claudia mengapresiasi komitmen PT ABH untuk meningkatkan pelayanan. Mereka berharap, upaya bersama ini dapat segera mengatasi masalah air bersih di Batam.
"Kami optimis dengan koordinasi yang baik, masalah ini dapat diselesaikan. Air bersih harus tersedia untuk semua warga," pungkas Amsakar.
Editor: Gokli