BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan komitmennya untuk mendukung langkah Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam meningkatkan penyerapan susu segar dalam negeri (SSDN) sebagai bahan baku industri pengolahan susu.
Agus menekankan, langkah ini merupakan bentuk keberpihakan pemerintah terhadap peternak lokal, dalam mendorong ketahanan pangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Ini adalah langkah strategis untuk mendukung kesejahteraan peternak rakyat dan memperkuat ketahanan pangan nasional," ujar Agus dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (11/11/2024), demikian dikutip laman Kemenperin.
Saat ini, kebutuhan industri pengolahan susu baru dapat dipenuhi sebesar 20 persen dari produksi lokal atau sekitar 750 ribu ton. Dari angka itu, sebagian besar dipasok oleh Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), yang mencakup 44.000 peternak dengan kualitas susu yang memenuhi standar. Sisanya, yaitu 80 persen kebutuhan bahan baku, masih dipenuhi oleh impor.
Industri pengolahan susu terus berkembang dengan pertumbuhan rata-rata 5 persen per tahun, namun produksi susu segar dalam negeri hanya meningkat 0,9 persen. Kesenjangan antara produksi lokal dan kebutuhan inilah yang, menurut Agus, perlu dijembatani melalui pembinaan yang lebih baik dari pemerintah terhadap peternak.
Menperin berharap Kementerian Pertanian dapat terus mendampingi peternak mulai dari tahap pemerahan hingga distribusi, agar susu yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi industri.
Inovasi dan Partisipasi Generasi Muda
Selain itu, Agus juga menekankan pentingnya program Petani Milenial yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian. Program ini diharapkan bisa menarik minat generasi muda untuk berkarier di bidang peternakan dan produksi susu, sehingga tercipta regenerasi peternak yang mampu menjaga ketahanan pangan di masa mendatang.
"Dengan mengajak kaum milenial, kami berharap sektor peternakan susu bisa menjadi industri yang berkelanjutan dan menarik bagi generasi penerus," ungkap Agus.
Digitalisasi dan Fasilitasi Penyerapan Susu Lokal
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan penyerapan susu lokal, Kemenperin telah memfasilitasi kerja sama antara industri dan koperasi peternak melalui kontrak jangka panjang. Selain itu, program digitalisasi dan peningkatan teknologi di Tempat Penerimaan Susu (TPS) yang tersebar di Jawa Barat dan Jawa Timur turut dilaksanakan, dengan 96 titik TPS yang telah diperbarui sejak tahun 2022 hingga 2024. Upaya ini bertujuan untuk menjaga kualitas susu, mengurangi risiko kontaminasi mikroba, serta memastikan kandungan nutrisi seperti protein dan lemak tetap terjaga.
Susu Sebagai Komoditas Pokok
Dalam langkah strategis lainnya, Kemenperin juga mendukung agar susu segar masuk ke dalam kategori Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting (Bapokting). Inisiatif ini akan mendorong seluruh pemangku kepentingan bekerja bersama untuk memastikan ketersediaan dan kualitas susu segar dalam negeri, yang sangat diperlukan oleh industri pengolahan susu.
"Dengan kolaborasi dan sinergi antarinstansi, kami berharap produksi susu dalam negeri bisa memenuhi kebutuhan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor," ujar Agus, menutup keterangannya.
Upaya ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional, menjadikan Indonesia lebih mandiri di sektor bahan pangan strategis.
Editor: Gokli