logo batamtoday
Sabtu, 05 Oktober 2024
BANK BRI


Kemenperin Dorong Efisiensi Industri Batik Lewat Teknologi Industri 4.0
Sabtu, 05-10-2024 | 11:04 WIB | Penulis: Redaksi
 
Kemenperin kini mendorong transformasi industri batik melalui penerapan teknologi industri 4.0 untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing. (Kemenperin)  

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Batik, sebagai warisan budaya Indonesia yang diakui UNESCO, terus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kini mendorong transformasi industri batik melalui penerapan teknologi industri 4.0 untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing.

Upaya ini disampaikan dalam rangkaian peringatan Hari Batik Nasional, dengan peluncuran buku 'Batik Berkelanjutan: Rantai Pasok Industri 4.0', yang disusun oleh tim penulis dari berbagai latar belakang.

"Buku ini adalah bagian dari komitmen kami untuk mendukung industri batik agar mampu bersaing di era digital yang semakin kompetitif melalui implementasi teknologi industri 4.0," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, Jumat (4/10/2024), demikian dikutip laman Kemenperin.

Industri batik, yang merupakan sektor padat karya, menyerap hingga 200 ribu tenaga kerja. Namun, proses produksinya dikenal panjang dan kompleks. Oleh karena itu, Kemenperin mendorong pelaku industri batik untuk mulai mengadopsi digitalisasi secara bertahap guna menciptakan efisiensi. Salah satu teknologi yang diusulkan adalah Enterprise Resources Planning (ERP), yang mampu mengintegrasikan berbagai proses bisnis, mulai dari produksi, pemasaran, hingga logistik.

"Kami ingin pelaku industri batik bisa mengadopsi ERP agar seluruh proses bisnis mereka, termasuk produksi dan pemasaran, lebih efisien dan terintegrasi," ujar Reni.

Dalam peluncuran buku tersebut di Mal Kota Kasablanka, Kamis (3/10/2024), Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Alexandra Arri Cahyani, menjelaskan bahwa buku ini memaparkan sejarah, filosofi, dan rantai pasok industri batik, serta contoh sukses IKM batik yang telah mengimplementasikan ERP. Salah satu contohnya adalah CV Paradise Batik dari Yogyakarta, yang menjadi percontohan dalam penerapan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi.

"Paradise Batik sudah berhasil menerapkan digitalisasi dalam proses produksinya. Ini menjadi bukti bahwa industri batik dapat naik kelas dengan adopsi teknologi," tambah Alexandra.

General Manager CV Paradise Batik, Muhammad Anwar Karim, mengakui bahwa teknologi industri 4.0 adalah hal baru bagi perusahaannya, namun sangat membantu dalam meningkatkan efisiensi.

"Kami memulai transformasi ini dengan keyakinan bahwa meskipun masih berskala IKM, industri batik bisa lebih efisien dan ramah lingkungan dengan penerapan teknologi," ungkap Karim.

Implementasi ERP di Paradise Batik juga dilakukan dengan hati-hati dan terukur, bekerja sama dengan startup teknologi untuk mendukung pengembangan bisnis. Karim menambahkan, "Dengan satu smartphone, kami sekarang bisa memantau persediaan kain dan bahan baku lainnya, yang membuat proses produksi lebih mudah dikelola."

Dosen Kimia dan Tekstil Politeknik STTT Bandung, Khaerul Umam, yang turut menulis buku tersebut, menyatakan bahwa Kemenperin bersama akademisi berupaya menyederhanakan proses produksi batik dalam bahasa yang mudah dipahami oleh pelaku IKM. "Kami ingin agar proses bisnis batik bisa lebih efisien dan universal, tanpa terkotakkan oleh bahasa lokal yang spesifik," ujar Khaerul.

Lewat penerapan teknologi industri 4.0, Kemenperin berharap industri batik Indonesia semakin efisien, berkelanjutan, dan mampu bersaing di pasar global.

Editor: Gokli

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2024 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit