logo batamtoday
Sabtu, 04 Mei 2024
JNE EXPRESS


Hasil Survei Lembaga Indikator Politik Indonesia
Tingkat Ketidakpuasan Penyelenggaraan Pemilu di Sumatera Tertinggi, Paling Tidak Puas Etnis Minang
Minggu, 21-04-2024 | 16:32 WIB | Penulis: Redaksi
 
Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi (Foto: Istimewa)  

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis survei terbarunya mengenai tingkat kepuasan terhadap penyelenggaraan Pemilu 2024. Survei dilakukan pada 4-5 April 2024 melalui telepon.

Berdasarkan survei, ditemukan bahwa tingkat ketidakpuasan masyarakat Sumatera terhadap penyelenggaraan pemilu paling tinggi dibandingkan wilayah lainnya, yakni mencapai 36,2 persen.

"Sumatera tingkat kepuasannya relatif lebih rendah dibanding wilayah lain. Itupun warga Sumatera yang puas mencapai 63 persen," kata Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam paparan rilis survei nasional bertema 'Persepsi Pubik atas Penegakan Hukum, Sengketa Pilpres di MK, dan Isu-Isu Terkini Pasca-Pilpres', Minggu (21/4/2024).

Sedangkan tingkat ketidakpuasan masyarakat di wilayah lainnya, yakni Maluku dan Papua berada di urutan kedua, sebesar 35,5 persen. Kemudian diikuti Jateng dan DIY 34,7 persen, Kalimantan 33,8 persen, DKI Jakarta 23,7 persen, Banten 19,9 persen, Jabar 18,1 persen, serta Bali Nusa 12,7 persen.

Kendati demikian, Burhanuddin mengatakan, mayoritas masyarakat menyatakan cukup puas dengan penyelenggaraan pemilu, yang mencapai 75,7 persen. Sedangkan masyarakat yang tidak puas ditemukan sekitar 23,7 persen.

Menurut Burhanuddin, temuan angka kepuasaan masyarakat ini menurun jika dibandingkan dengan survei pascapemilu atau setelah pemilu 2024 selesai diselenggarakan, yakni pada 17-19 Februari lalu.

Saat itu, tingkat kepuasan publik terhadap penyelenggaraan pemilu mencapai 82 persen. Sedangkan saat ini hanya 75,7 persen atau mengalami penurunan sekitar 6 persen.

Ia menilai, penurunan tingkat kepuasaan publik itu terjadi setelah masyarakat mengetahui pasangan calon yang dipilihnya mengalami kekalahan.

Selain itu, faktor lainnya seperti adanya pernyataan dan tudingan kecurangan selama pemilu juga mempengaruhi tingkat kepuasan masyarakat.

Meskipun begitu, Burhanuddin menilai tingkat penurunan kepuasan penyelenggaraan pemilu sebesar 6 persen tersebut masih tergolong rendah. Jika dibandingkan pada Pilpres 2019 silam, angka penurunan kepuasannya sangat tinggi, yang mencapai 30 persen.

"Di tahun 2019 itu penurunannya nggak main-main, awalnya 90 persen puas waktu exit poll tahun Pemilu 2019, dalam 2 bulan kemudian yang puas cuma tinggal 60 persen, turunnya 30 persen saat itu 2019 waktu Prabowo masih berkompetisi melawan Pak Jokowi. Kalau sekarang turunnya hanya 6 persen. Jadi mayoritas mutlak masyarakat puas terhadap penyelenggaraan pemilu dengan segala kelemahannya," jelas dia.

Burhanuddin memaparkan, mayoritas masyarakat puas terhadap penyelenggaraan pemilu, kecuali etnis Minang. Menurut dia, sebanyak 63,6 persen masyarakat etnis Minang menyatakan ketidakpuasannya.

"Hanya etnik Minang yang mayoritas tidak puas terhadap penyelenggaraan pemilu," ujar Burhanuddin.

Putusan MK
Dalam kesempatan ini, Lembaga Indikator Politik Indonesia melakukan survei terkait tingkat kepercayaan masyarakat terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) 2024.

Dari hasil survei tersebut ditemukan sebanyak 71,8 persen responden percaya Mahkamah Konstitusi akan mengeluaran putusan yang adil.

Hanya 21,2 persen responden saja yang menyatakan tidak percaya terhadap putusan MK. Berdasarkan pola demografi secara umum di semua kategori juga menunjukkan hasil yang sama yakni percaya terhadap kemampuan MK memutuskan secara adil, kecuali etnis Minang.

"Pola berdasarkan demografi secara umum semua kategori demografi cenderung percaya terhadap kemampuan MK mengeluarkan keputusan yang adil kecuali untuk kategori etnis adalah warga Minang," kata Burhanuddin Muhtadi.

Selain itu, dari hasil survei ini juga ditemukan mayoritas konstituen Ganjar Pranowo juga percaya terhadap kemampuan MK, yakni sebesar 70,8 persen.

"Apakah ini wishful thinking atau ekspektasi yang lahir dari hati yang terdalam. Tetapi kalau kita lihat dari data ini pendukung dari Mas Ganjar Mahfud MD tingkat kepercayaannya lebih tinggi,” ujar Burhanuddin.

Begitu juga dengan tingkat kepercayaan pendukung Prabowo-Gibran terhadap kemampuan MK dalam memutuskan secara adil, yang sebanyak 77,2 persen.

Meski demikian, tingkat kepercayaan para pendukung Prabowo ini tidak setinggi terhadap keputusan KPU, yang mencapai 90 persen. Menurut Burhanuddin, para pendukung Prabowo tersebut masih berharap cemas terhadap hasil putusan MK.

"Karena pendukung Pak Prabowo ini masih harap-harap cemas. Kalau putusan KPU kan jelas mengatakan Prabowo menang. Sementara kalau soal MK kan belum tahu, mungkin mereka masih wait and see," kata dia.

Sedangkan tingkat kepercayaaan para pendukung Anies Baswedan terhadap kemampuan MK dalam mengeluarkan putusan yang adil, masih rendah.

Lebih lanjut, berdasarkan basis pemilih partai, survei Indikator juga menemukkan mayoritas basis Partai Nasdem dan PKS tak percaya terhadap kemampuan MK.

"Yang menarik PDIP dan PKB karena kedua partai ini tidak mendukung Pak Prabowo, tetapi basis konstituennya cenderung percaya MK akan mengambil keputusan adil," ujarnya.

Survei ini dilakukan pada periode 4-5 April 2024 melalui telepon. Dalam survei ini, margin of error diperkirakan sekitar 2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen, dan menggunakan asumsi simple random sampling. Sampel dipilih melalui metode random digit dialing sebanyak 1201 responden.

Editor: Surya

Ucapan Idul Fitri

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2024 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit