logo batamtoday
Kamis, 10 Juli 2025
BATAM TODAY


Jaga Ekosistem dan Genjot Ekspor, KKP Dorong Budidaya Rajungan
Rabu, 14-05-2025 | 09:24 WIB | Penulis: Redaksi
 
Rajungan bersama kepiting tercatat sebagai komoditas ekspor perikanan utama keempat Indonesia pada tahun 2024. (Foto: KKP)  

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memperkuat pengembangan budidaya rajungan sebagai strategi menjaga keberlanjutan sumber daya alam sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Langkah ini ditempuh seiring meningkatnya permintaan ekspor rajungan dari berbagai negara.

Menurut data KKP, rajungan bersama kepiting tercatat sebagai komoditas ekspor perikanan utama keempat Indonesia pada tahun 2024, setelah udang, tuna-cakalang, serta cumi-sotong-gurita. Nilai ekspornya mencapai USD 513,35 juta atau sekitar 8,6 persen dari total ekspor perikanan nasional. Negara tujuan utama mencakup Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, dan Uni Eropa.

"Budidaya rajungan adalah langkah strategis agar ekosistem rajungan tetap terjaga, sekaligus menjaga stabilitas perekonomian bagi masyarakat pesisir secara berkelanjutan," ujar Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP, Tb Haeru Rahayu, dalam siaran pers di Jakarta, Senin (12/5/2025).

Sebagai upaya konkret, KKP menggandeng Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI) dalam pengembangan teknologi pembenihan rajungan. Kolaborasi dilakukan melalui Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara yang memberikan pendampingan teknis kepada APRI.

Dalam kerja sama tersebut, BBPBAP Jepara dan APRI berhasil melewati fase kritis pembenihan rajungan, yakni transisi dari zoea ke megalopa. Tahapan ini sangat bergantung pada kualitas air, pakan, dan nutrisi. Setelah itu, benih rajungan atau crablet diseleksi melalui proses grading untuk memastikan keberhasilannya.

"Budidaya rajungan dengan pengembangan teknologi pembenihannya menjadi peluang menjanjikan untuk keberlanjutan menuju ekonomi biru," ujar Wita Setioko, Board of Director APRI.

Sebanyak 250 ribu crablet hasil kolaborasi tersebut telah dilepaskan ke perairan Situbondo sebagai bagian dari program restocking. Kepala BBPBAP Supito menjelaskan bahwa kerja sama ini ditujukan agar unit pembenihan (hatchery) APRI mampu memproduksi crablet secara rutin dan berkelanjutan.

BBPBAP Jepara sendiri telah mengembangkan teknologi pembenihan rajungan sejak 2004. Sejak 2016, balai ini telah memproduksi lebih dari 3,5 juta crablet yang disalurkan ke kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) di sejumlah daerah, antara lain Jepara, Demak, Pati, Lamongan, Pangandaran, Cilacap, Brebes, Pekalongan, dan Semarang.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan pentingnya pengembangan budidaya perikanan pada lima komoditas unggulan ekspor, salah satunya rajungan. Selain untuk memenuhi permintaan pasar global, langkah ini juga bertujuan menjaga kelestarian habitat perikanan di alam.

Editor: Gokli

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2025 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit