logo batamtoday
Senin, 31 Maret 2025
BATAM TODAY


Indonesia Percepat Eliminasi TBC, Targetkan Penurunan Kasus Secara Signifikan
Rabu, 26-03-2025 | 13:44 WIB | Penulis: Redaksi
 
Capaian eliminasi kasus TB di Indonesia. (Kemenkes)  

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Indonesia menghadapi tantangan besar dalam upaya mengeliminasi Tuberkulosis (TBC), dengan lebih dari 1 juta kasus dan 125.000 kematian setiap tahun.

Saat ini, Indonesia menempati peringkat kedua kasus TBC terbanyak di dunia, dengan beberapa provinsi di Jawa, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan mencatat lebih dari 40.000 kasus masing-masing.

Direktur Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, dr Ina Agustina, menegaskan pentingnya percepatan program penanggulangan TBC secara komprehensif. "Setiap jam, 14 orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Kita harus bergerak bersama agar target eliminasi pada 2030 dapat tercapai,” ungkap dr Ina dalam temu media pada Senin (24/3/2025), demikian dikutip laman Kemenkes.

Pada 2024, tercatat 889 ribu notifikasi kasus TBC, namun angka inisiasi pengobatan TBC sensitif obat (SO) masih 81%, di bawah target 90%. Sementara itu, tingkat keberhasilan pengobatan TBC resisten obat (RO) baru mencapai 58%, jauh dari target 80%. Untuk mempercepat eliminasi TBC, Kementerian Kesehatan menerapkan enam strategi utama, termasuk penguatan promosi, pemanfaatan teknologi, serta integrasi data dengan rumah sakit dan Puskesmas.

"Kami terus meningkatkan penemuan kasus melalui teknologi seperti X-ray portable, Tes Cepat Molekuler, dan PCR, serta memberikan insentif bagi tenaga kesehatan yang terlibat," jelas dr Ina.

Inovasi lainnya mencakup e-learning TBC yang telah diakses lebih dari 491.000 tenaga kesehatan serta penerapan sertifikat kesembuhan otomatis bagi pasien.

Pemerintah juga memperkuat kolaborasi lintas sektor dengan membentuk Tim Percepatan Penanggulangan TBC (TP2TB) sesuai Perpres Nomor 67 Tahun 2021. Saat ini, TP2TB telah terbentuk di 21 provinsi dan 142 kabupaten/kota, didukung oleh kerja sama dengan berbagai kementerian, komunitas, media, serta pemanfaatan dana desa.

Peran Pemerintah Daerah dalam Eliminasi TBC

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menegaskan komitmennya dalam menurunkan kasus TBC sebesar 50% dalam lima tahun melalui Program Quick Win. Program ini mencakup pemeriksaan kesehatan gratis serta upaya signifikan dalam penurunan jumlah kasus.

"Pemerintah daerah memiliki peran strategis dalam kebijakan penanggulangan TBC. Kami mendorong agar setiap daerah mengalokasikan anggaran yang memadai untuk program ini," ujar Dr TBC Chaerul Dwi dari Kemendagri.

Pada 2025, target nasional meliputi 90% deteksi kasus, 100% inisiasi pengobatan, serta tingkat keberhasilan pengobatan di atas 80%. Diharapkan pencapaian ini dapat menurunkan angka kasus dan kematian akibat TBC secara signifikan.

Peran Komunitas dalam Eliminasi TBC

Deputi Perwakilan WHO di Indonesia, dr Momoe Takeuchi, mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam penanggulangan TBC, khususnya dalam memperkuat peran pemerintah daerah dan komunitas. "Mengakhiri TBC bukan hanya isu kesehatan, tetapi juga sosial, ekonomi, dan hak asasi manusia. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat menjadi kunci utama," kata Momoe.

Perwakilan komunitas TBC, dr Henry Diatmo, menegaskan peran komunitas dalam eliminasi TBC. Program komunitas telah menjangkau 160 kabupaten/kota dan ditargetkan meluas ke 229 wilayah pada 2025. Dari wilayah intervensi di 150 kabupaten/kota, komunitas berkontribusi terhadap 29% dari total kasus yang ter-notifikasi.

Capaian terapi pencegahan TBC (TPT) juga meningkat, dengan 81,2% kontak rumah tangga telah memulai TPT. Komunitas turut mendampingi pasien selama pengobatan melalui konseling, pemantauan minum obat, hingga pendampingan digital. Beberapa daerah, seperti DIY dan Kalimantan Barat, telah memberikan insentif serta bantuan transportasi bagi kader komunitas.

Meskipun banyak kemajuan telah dicapai, tantangan terbesar tetap pada aspek pendanaan. Komunitas mendesak pemerintah untuk menyediakan pendanaan nasional yang stabil serta melibatkan sektor swasta dalam investasi alat diagnostik, teknologi digital, dan program CSR. Dukungan sosial bagi pasien TBC juga dinilai penting agar mereka dapat menyelesaikan pengobatan hingga sembuh.

Harapan Baru dari Vaksin TBC

Dalam momentum Hari TBC Sedunia, WHO menetapkan target eliminasi TBC dengan menurunkan insidensinya menjadi kurang dari 1 kasus per 1 juta penduduk pada 2050. Salah satu strategi utama untuk mencapai target ini adalah pengembangan vaksin yang lebih efektif.

Prof Erlina, peneliti utama nasional vaksin TBC, mengungkapkan bahwa vaksin M72/AS01E saat ini dalam uji klinis fase 3 global yang dimulai pada Maret 2024. Uji coba ini berlangsung di lima negara, termasuk Indonesia, dengan melibatkan hingga 20.000 peserta.

"Jika berhasil, M72/AS01E bisa menjadi vaksin pertama dalam lebih dari satu abad yang mampu mencegah TBC paru pada remaja dan dewasa," jelas Prof Erlina.

WHO memperkirakan bahwa dalam 25 tahun ke depan, vaksin ini dapat menyelamatkan 8,5 juta jiwa, mencegah 76 juta kasus baru TBC, dan menghemat USD 41,5 miliar dalam biaya pengobatan.

Kementerian Kesehatan mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus mendukung penelitian vaksin TBC, meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan. Dengan kerja sama yang erat, target eliminasi TBC pada 2050 dapat terwujud, membawa Indonesia menuju masa depan yang bebas dari penyakit ini.

Editor: Gokli

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2025 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit