BATAMTODAY.COM, Bogor - Pakar komunikasi dan motivator nasional Dr Aqua Dwipayana menekankan betapa krusialnya peran komunikasi dalam menjaga hubungan antara Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan masyarakat, terutama menjelang Pilkada 2024.
"Komunikasi adalah jembatan penting antara Polri dan masyarakat. Melalui komunikasi yang tepat, Polri dapat memastikan bahwa masyarakat merasa aman dan terlindungi," ujar pembicara kawakan ini dengan penuh keyakinan.
Pada pertengahan pekan ini, Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana memusatkan aktivitas silaturahim serta Sharing Komunikasi dan Motivasi di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Sebelumnya selama dua hari di Bandung dengan beragam aktivitas.
Doktor komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran itu memberikan paparan di lingkungan Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Republik Indonesia (Humas Polri). Pria dengan jejaring pertemanan sangat luas tersebut menyampaikan materi sharing bertajuk "Pengemban Fungsi Humas Spirit Wawasan Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Peningkatan Soliditas". Sedangkan tema besar acara itu adalah "Strategi Komunikasi Publik Humas Polri dalam Mewujudkan Pilkada 2024 yang Aman, Damai, dan Kondusif Menuju Indonesia Maju".
Sharing disampaikan pada Kamis 7 November 2024 di Aston Sentul Lake Resort Jl. Pakuan No. 3 Kabupaten Bogor. Pesertanya adalah seluruh Kepala Bidang (Kabid) Humas dari 34 Polda, Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) satuan kerja Polri sejumlah 27 orang, serta yang terkait dengan fungsi Humas lainnya. Total peserta lebih dari 100 orang.
Dr Aqua Dwipayana yang dikenal luas karena jejaring pertemanan dan keahlian komunikasinya, menekankan pentingnya peran komunikasi publik dalam menjaga situasi yang kondusif pada masa Pilkada 2024. "Kepolisian memiliki tanggung jawab strategis dalam menciptakan ketenangan dan memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat. Strategi komunikasi yang efektif tidak hanya menciptakan kondisi yang aman tetapi juga mampu membangun kepercayaan publik," ungkap mantan wartawan di banyak media besar ini.
Menurut Dr Aqua Dwipayana setiap anggota Humas Polri berperan sebagai duta komunikasi yang membawa tanggung jawab besar dalam menjaga stabilitas bangsa. "semuanya adalah duta komunikasi, yang memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga stabilitas bangsa. Melalui komunikasi yang baik, saya percaya Pilkada 2024 akan berjalan damai dan membawa Indonesia menuju kemajuan," lanjut pria yang selama puluhan tahun intens komunikasi dengan jajaran Polri.
Dr Aqua Dwipayana juga menekankan bahwa keberhasilan komunikasi publik Humas Polri tidak hanya bergantung pada penyampaian informasi yang benar, tetapi juga pendekatan yang persuasif dan humanis, sehingga masyarakat tidak hanya menerima informasi, tetapi juga merasa terhubung dan percaya pada institusi kepolisian. Pendekatan seperti ini, menurutnya, akan membantu menurunkan potensi konflik serta meningkatkan rasa aman di tengah masyarakat yang menjalani proses demokrasi.
Pria berkarakter ini berharap setiap personel Humas Polri dapat menjalankan peran komunikasinya dengan bijaksana, merespons isu-isu yang muncul dengan cepat dan akurat, serta membangun kemitraan yang solid dengan media massa sebagai mitra strategis. Dengan demikian, sinergi antara Polri dan masyarakat dapat terjalin erat, menjaga stabilitas dan ketertiban selama Pilkada berlangsung.
Dr Aqua Dwipayana menekankan pentingnya peran komunikasi publik dalam menjaga situasi yang kondusif pada masa Pilkada 2024. "Kepolisian memiliki tanggung jawab strategis dalam menciptakan ketenangan dan memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat. Strategi komunikasi yang efektif tidak hanya menciptakan kondisi yang aman tetapi juga mampu membangun kepercayaan publik," ungkap mantan wartawan di banyak media besar ini.
Materi yang disampaikan Dr Aqua Dwipayana meliputi teknik komunikasi proaktif yang mencegah penyebaran hoaks, strategi menjaga hubungan baik dengan media, dan pendekatan humanis untuk meningkatkan kedekatan dengan masyarakat.
Dalam paparannya, pria rendah hati itu juga memberikan contoh-contoh konkret tentang bagaimana Humas Polri dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk media massa, dalam menyiarkan informasi yang kredibel, terutama di masa-masa sensitif seperti Pilkada.
Kegiatan yang berlangsung sepanjang hari ini diikuti dengan sesi tanya jawab yang interaktif. Para peserta, sangat antusias menggali lebih dalam berbagai strategi dan teknik komunikasi yang disarankan Dr Aqua Dwipayana. Melalui diskusi ini, para peserta ingin mengetahui seberapa besar pentingnya komunikasi dalam mensukseskan tugas-tugas Kehumasan.
Materi dari Dr Aqua Dwipayana sangat relevan dan aplikatif. Strategi-strategi yang disampaikan mengena sekali, terutama dalam mencegah hoaks dan isu negatif yang berpotensi memicu kerusuhan di tengah masyarakat.
Dr Aqua Dwipayana menyampaikan pentingnya Humas Polri sebagai garda depan komunikasi yang berperan vital dalam menjaga ketenangan dan memastikan transparansi informasi selama Pilkada. "Komunikasi publik yang efektif bukan hanya soal menyampaikan pesan, tetapi juga mengelola persepsi dan mengatasi informasi keliru yang bisa memicu kekacauan," ungkap pembicara laris ini. Ia menekankan bahwa tantangan komunikasi selama masa Pilkada cukup tinggi karena masyarakat sangat sensitif terhadap informasi yang beredar.
Dr Aqua Dwipayana memberikan beberapa strategi utama, termasuk pendekatan humanis untuk menjembatani hubungan antara Polri dan masyarakat serta teknik mengatasi hoaks yang berpotensi memicu ketidakstabilan. Menurutnya, Humas Polri harus bergerak cepat dan aktif memonitor isu-isu yang berkembang, terutama di media sosial, untuk merespons secara tepat sebelum informasi yang salah tersebar luas.
Ia juga mengingatkan bahwa masyarakat saat ini lebih kritis dan memiliki akses yang mudah ke berbagai platform informasi. Oleh karena itu, penting bagi Humas Polri untuk memastikan bahwa setiap informasi yang disampaikan tidak hanya akurat, tetapi juga mudah dipahami publik.
Selain strategi komunikasi untuk merespons krisis, Dr Aqua Dwipayana juga memberikan kiat tentang membangun hubungan baik dengan media massa. "Media adalah mitra strategis Humas Polri dalam menjaga kondusivitas. Dengan menjalin hubungan yang baik, kita dapat memastikan bahwa informasi yang benar tersebar dan masyarakat merasa terjamin keamanannya," jelas Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat ini. Ia menggarisbawahi bahwa komunikasi yang terbuka dan kerja sama yang erat dengan media dapat membantu mencegah penyebaran hoaks yang sering kali menjadi pemicu ketidakstabilan.
Sesi yang berlangsung interaktif ini disambut antusias oleh para peserta. Dr Aqua Dwipayana mengajak semua peserta termasuk para Kabid Humas dan PPID untuk berperan lebih aktif dalam membangun citra positif kepolisian. Ia juga memberikan contoh-contoh konkret dari pengalaman komunikasi yang sukses dalam menjaga stabilitas publik di wilayah lain, yang relevan diterapkan dalam konteks Pilkada.
Tak hanya itu, pria yang hobi silaturahim ini mengajak seluruh peserta untuk menerapkan prinsip komunikasi persuasif dan inklusif dalam mengedukasi masyarakat agar mereka menjadi lebih peka terhadap hoaks dan lebih cerdas dalam menerima informasi.
Di akhir sesi, Dr Aqua Dwipayana memberikan pesan inspiratif bahwa sinergi dan keterbukaan komunikasi antara Polri dan masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga kestabilan nasional. "Komunikasi adalah jembatan antara Polri dan masyarakat. Humas Polri harus mampu menjadi sumber informasi yang kredibel sekaligus menciptakan suasana yang menenangkan," ungkap motivator yang telah memotivasi lebih dari 2 juta orang di seluruh Indonesia dan puluhan negara itu.
Kegiatan ini diharapkan memperkuat kesiapan Humas Polri dalam menghadapi Pilkada 2024, sehingga tercipta situasi yang aman, damai, dan kondusif di seluruh wilayah Indonesia.
Tingkatkan Kemampuan Komunikasi
Di awal paparannya Dr Aqua Dwipayana dengan tegas mengatakan senjata utama Polri adalah komunikasi. Agar sukses melaksanakan semua tugasnya, perlu memperbaiki dan meningkatkan kemampuan komunikasi seluruh personil Polri.
"Komunikasi merupakan senjata utama Polri. Sebagian besar pekerjaan polisi baik internal maupun eksternal, terkait dengan komunikasi," ucap Dr Aqua Dwipayana.
Cuma, lanjut motivator kawakan itu, sampai sekarang kelemahan utama di Polri adalah komunikasi. Kesalahan yang pernah dilakukan oleh anggota Polri ada yang berulang sehingga berpengaruh pada citra Polri di mata masyarakat.
Dr Aqua Dwipayana sudah sejak lama menegaskan bahwa senjata utama Polri adalah komunikasi. Jika mau sukses dalam melaksanakan semua tugasnya maka para polisi disarankannya untuk mendalami komunikasi.
Menurut pria yang suka membantu sesama ini, belajar komunikasi itu tidak sulit. Terpenting memperhatikan dasarnya yakni memiliki hati yang bersih. Lakukan secara konsisten.
"Jika hal yang mendasar itu dapat diwujudkan secara konsisten maka insyaAllah komunikasinya sukses. Baik di internal maupun eksternal," tegas Dr Aqua Dwipayana.
Bapak dari Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana itu dengan gayanya yang khas berpesan agar seluruh personil Polri di manapun bertugas untuk membiasakan dirinya berkomunikasi dengan hati dan hati-hati. Berpikir dulu baru menyampaikan sesuatu. Bukan menyesal setelah pesannya disampaikan karena umpan baliknya tidak sesuai dengan harapan.
Menurut Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat itu selama ini banyak persoalan yang terjadi baik di internal maupun eksternal institusi karena masalah komunikasi. Kondisi di dalam lembaga lebih mendominasi.
Terkait dengan itu Dr Aqua Dwipayana menyarankan kepada semua peserta untuk lebih serius menuntaskan semua masalah komunikasi di internal institusi. Dengan menekankan dalam diri masing-masing bahwa para personil Polri adalah saudara sehingga harus saling mengasihi, menolong, dan bersama-sama mencari solusi atas seluruh persoalan yang muncul.
"Jangan sampai ada yang beranggapan bahwa sesama personil di Polri adalah saingan. Buang jauh-jauh pemikiran seperti itu. Kedepankan kekompakan dan kerja sama tim. Wujudkan selalu super tim. Dengan begitu yakinlah semua target bakal tercapai," ungkap Dr Aqua Dwipayana.
Untuk mewujudkan semua itu Dr Aqua Dwipayana menyarankan semua anggota Polri di mana saja berada agar secara konsisten melaksanakan REACH Plus A+C. Jadi tidak hanya saat bertugas saja.
Menurut pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, tanggal 23 Januari 1970 itu, selama ini telah terbukti REACH Plus A+C sukses mengatasi berbagai persoalan komunikasi. Jadi semua anggota polisi tinggal menjalankannya saja secara konsisten.
Aspek pertama adalah sikap menghargai orang lain tanpa kecuali yang diwakili dengan kata 'Respect'. Penulis buku "super best seller" trilogi The Power of Silaturahim ini menegaskan di mana pun kita berada, jangan pernah menganggap remeh siapa pun. Hormati dan hargai semua orang yang berkomunikasi dengan kita.
"Jangan karena punya pangkat dan jabatan, merasa lebih hebat dari yang lain. Sehingga tidak menghargai orang lain," kata pria yang selalu bicara apa adanya itu.
Amanah sebagai anggota polisi, ujar Dr Aqua Dwipayana, sebaiknya dimanfaat sebaik-baiknya dengan menghargai semua orang. Sehingga semuanya merasa nyaman saat bekomunikasi.
Selain itu, tambah Dr Aqua Dwipayana, masyarakat tidak ragu-ragu menyampaikan berbagai informasi kepada polisi. Sedikit banyak info yang disampaikan mereka bermanfaat buat polisi.
Kedua adalah sikap "empathy" (empati). Semua anggota polisi harus bisa merasakan yang dirasakan orang lain. Ini juga penting buat para komandan kepada seluruh anggotanya.
"Upayakan bisa merasakan yang dialami orang lain.Dengan begitu semuanya merasa nyaman. Apalagi kalau kemudian dapat membantu mengatasi kesulitan mereka," tutur Dr Aqua Dwipayana itu.
Mantan anggota Dewan Pakar Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) tersebut menyarankan untuk selalu berempati pada setiap orang terutama yang ada kaitan dengan aktivitas yang dilakukan. Hal itu dapat membuat komunikasinya jadi nyaman dan lancar sehingga tujuan melaksanakan komunikasi tercapai.
Ketiga adalah 'audible' atau dapat dipahami dan dimengerti. Berusahalah agar semua yang disampaikan kepada orang lain termasuk masyarakat pesannya dapat mereka terima dengan baik.
"Upayakan semua pesan yang kita sampaikan diterima secara maksimal dan dapat dipahami oleh penerima pesan. Ini sangat penting agar mereka tidak salah memahaminya sehingga umpan baliknya sesuai dengan yang diharapkan," ungkap penulis buku "super best seller" yang berjudul "The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi" ini.
Aspek selanjutnya adalah 'clarity' atau kejelasan dari semua pesan yang disampaikan. Jangan sampai menimbulkan multi interpretasi atau tafsir yang akhirnya tujuan berkomunikasi tidak tercapai.
'Clarity' bisa juga diartikan sebagai upaya melakukan transparansi dalam berkomunikasi. Perlu membiasakan hal ini, tanpa menutup-nutupi informasi, agar penerima pesan menjadi percaya.
Apapun pesan komunikasi yang disampaikan harus dapat dipahami oleh pihak lain, dengan penyampaian yang sederhana dan apa adanya.
"Semua pesan yang disampaikan harus jelas agar tidak terjadi multi interpretasi atau penafsiran yang berbeda dari penerima pesan. Jika itu terjadi dampaknya bisa fatal," tegas Dr Aqua Dwipayana.
Terakhir adalah "humble" atau rendah hati. Jangan pernah tinggi hati dan sombong karena itulah awal dari keterpurukan kita sebagai manusia.
"Contohnya adalah jabatan seseorang. Itu ibarat kapas di ujung telunjuk. Begitu ditiup bisa langsung hilang. Sebagai manusia tidak ada yang perlu kita sombongkan. Semuanya milik Tuhan. Kita hanya dititipkan saja. Setiap saat yang kita miliki bisa diambil pemilikNya dan kita diminta pertanggungjawabannya," terang Dr Aqua Dwipayana yang sangat rendah hati.
Semakin tinggi jabatan dan pangkat seseorang, kata Dr Aqua Dwipayana, seharusnya orang tersebut makin rendah hati. Bukan sebaliknya yang akhirnya dapat merugikan dirinya dalam jangka panjang.
'REACH' menurut laki-laki yang hobi membaca ini tidak ada artinya jika tidak dilengkapi dengan huruf 'A' dan 'C' yakni Action dan Consistency atau Tindakan nyata dan cepat serta Konsistensi dalam pelaksanaannya. Jadi yang paling penting adalah implementasi pelaksanaannya secara terus-menerus.
Komunikasi itu ungkap Dr Aqua Dwipayana kelihatannnya sederhana. Bahkan ada orang yang menyepelekannya. Apalagi merasa sejak lahir setiap hari telah berkomunikasi.
"Padahal komunikasi itu vital sekali. Jika tidak hati-hati dalam berkomunikasi dampaknya bisa fatal. Telah banyak contoh mengenai hal ini," tegas Dr Aqua Dwipayana.
Memahami secara Komprehensif
Menariknya saat paparan, Dr Aqua Dwipayana menceritakan pengalamannya sekitar enam tahun (1988 - 1994) bekerja sebagai wartawan di media besar seperti harian Jawa Pos dan harian Bisnis Indonesia. Juga selama 10 tahun (1995 - 2005) sebagai Humas di Semen Cibinong. Kemudian namanya berubah jadi Holcim Indonesia. Setelah itu ganti nama lagi menjadi Solusi Bangun Indonesia yang merupakan anak perusahaan Semen Indonesia.
"Saya pernah jadi wartawan selama 6 tahun dan Humas 10 tahun. Sehingga tahu persis kebutuhan kedua profesi itu," tutur Dr Aqua Dwipayana.
Pengalaman sebagai wartawan membuat Dr Aqua Dwipayana memahami secara komprehensif semua hal yang perlu dilakukan seorang jurnalis agar sukses melaksanakan seluruh tugasnya. Salah satunya adalah berusaha secara optimal menjaga, memelihara, mengembangkan, dan meningkatkan silaturahim termasuk dengan para narasumber. Hubungannya selalu terjaga dengan baik. Berkomunikasi dengan mereka tidak saat membutuhkan informasi saja.
Dr Aqua Dwipayana melakukan hal serupa saat menjadi Humas Semen Cibinong. Selalu memelihara hubungan dengan para wartawan. Komunikasinya lebih banyak non formal sehingga akrab sekali.
Pengalamannya sebagai wartawan, membuat pria yang berasal dari Kota Padang, Sumatera Barat itu, tahu persis kebutuhan para jurnalis. Paling utama adalah data dan memperhatikan tenggat waktunya.
Hal serupa dilakukan Dr Aqua Dwipayana saat membuat rilis. Mengetahui secara detail kebutuhan media termasuk semua data yang perlu ditampilkan dan sistematika penulisannya. Sehingga para wartawan dan redaktur yang menerima rilis tersebut langsung memuatnya, tidak perlu mengeditnya karena seluruh informasi yang disampaikan telah memenuhi kaidah jurnalistik.
"Biasakanlah melakukan hubungan pribadi, tidak formal dengan teman-teman wartawan. Penuhi kebutuhan mereka terkait data dan informasi," pesan Dr Aqua Dwipayana.
Visi dan Misi Divisi Humas Polri
Divisi Humas Polri adalah salah satu unsur pengawas dan pembantu pimpinan di bidang Hubungan Masyarakat pada tingkat Mabes Polri. Berkedudukan langsung di bawah Kapolri. Dipimpin oleh perwira tinggi Polri berpangkat Inspektur Jenderal Polisi atau Jenderal Bintang Dua.
Divisi Humas Polri dibentuk pada 30 Oktober 1951 sesuai dengan Surat Keputusan Kapolri Jenderal Polisi Said Soekanto saat itu. Sebelumnya bernama Dinas Penerangan Kepolisian Republik Indonesia (Dispen Polri).
Visi
Terwujudnya layanan informasi Kepolisian yang objektif, dipercaya, dan partisipatif.
Misi
1. Mengembangkan sistem pelayanan informasi publik terkait Kepolisian Republik Indonesia.
2. Mewujudkan manajemen media yang modern, akuntabel, dan terpercaya.
Tugas
Divisi Humas Polri memiliki beberapa tugas, yaitu:
1. Menyampaikan informasi dari internal organisasi dan sebaliknya.
2. Menyelenggarakan fungsi kemitraan dan penerangan masyarakat dalam mendukung pelaksanaan penyampaian informasi baik internal Polri maupun masyarakat umum.
3. Membina, mengolah dan menyajikan data, dokumentasi dan informasi dalam mendukung penyampaian informasi baik informasi di internal Polri maupun di eksternal Polri.
Pimpinan: Kadiv Humas Polri Irjen. Pol. Dr. H. Sandi Nugroho, S.I.K., S.H., M.Hum.
Nilai-Nilai yang selalu ditekankan pimpinan kepada semua jajaran:
1. Obyektif
2. Dipercaya
3. Partisipasi.*
Editor: Dardani