BATAMTODAY.COM, Jakarta - Sultan B Najamudin, Senator asal Bengkulu secara resmi terpilih menjadi Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) untuk periode 2024-2029, menggantikan AA LaNyalla Mahmud Mattalitti (LaNyalla).
Pemilihan Ketua DPD RI yang dimulai Selasa, (1/10/2024) pukul 19.30 WIB dan berakhir Rabu, (2/10/2024) pukul 01.52 dini hari itu berlangsung panas berbeda dengan pemilihan ketua DPD RI yang adem ayem. Pemilihan Ketua DPD nyaris diwarnai baku pukul antara Sultan Najamudin dengan LaNyalla.
Pemilihan Ketua DPD RI dipimpin Ismeth Abdullah selaku Pimpinan DPD RI sementara, Senator asal Kepulauan Riau sebagai anggota DPD RI tertua. Ismeth didampingi Larasati Moriska, Senator asal Kalimantan Utara sebagai Anggota DPD RI termuda.
Aksi bakul nyaris terjadi saat pembagian form pemberian dukungan 25% yang dihadiri 151 senator dari 152 anggota DPD RI. Mulanya, La Nyalla terlihat mendekat ke arah tengah. Namun, tiba-tiba Sultan menghampiri La Nyalla.
Mereka sempat terlihat cekcok. Sultan terlihat menunjuk La Nyalla. Terlihat anggota DPD lainnya mendekat untuk melerai keduanya. La Nyalla pun terlihat meninggalkan Sultan yang masih emosional. Dia hendak kembali ke tempat duduknya.
Namun, Sultan yang masih emosi hendak kembali menghampiri La Nyalla. Para anggota Dewan dengan sigap menahan Sultan. Wakil Ketua MPR periode 2019-2024, Fadel Muhammad, pun terlihat menenangkan Sultan. Fadel meminta Sultan kembali duduk di tempatnya.
Ismeth selaku pimpinan sidang pun meminta keduanya untuk tenang dan kembali ke tempat duduk masing-masing agar proses pemilihan Ketua DPD RI bisa dilanjutkan sesuai Tatib dengan komposisi dukungan 25 persen.
Pada periode ini, sistem pemilihan Ketua DPD RI dilakukan secara paket calon pimpinan. Terdapat dua paket yang masing-masing terdiri dari empat Anggota DPD RI sebagai calon pimpinan.
Sultan dari Sub Wilayah Barat I dalam paket pimpinan yang dibentuknya menggandeng GKR Hemas, Senator asal Daerah Istimewa Yogyakarta dari Sub Wilayah Barat II, Yorrys Raweyai, Senator asal Papua yang mewakili Sub Wilayah Timur II, dan Tamsil Linrung, Senator asal Sulawesi Selatan dari Sub Wilayah Timur I.
Sultan meraih suara terbanyak dengan 95 suara, mengungguli LaNyalla dengan paketnya, yang hanya memperoleh sebanyak 56 suara. Senator asal Provinsi Jawa Timur yang menggandeng paket pimpinan bersama Nono Sampono, Senator asal Maluku, Elviana, Senator asal Jambi dan Andi Muhammad Ihsan, Senator asal Sulawesi Selatan.
Berdasarkan voting ini, Sultan ditetapkan sebagai Ketua DPD RI. Kemudian, GKR Hemas sebagai Wakil Ketua I, Yorrys Raweyai sebagai Wakil Ketua II dan Tamsil Linrung sebagai Wakil Ketua III DPD RI. Mereka kemudian diambil sumpah oleh Ketua Mahkamah Agung Muhammad Syarifudin.
Dalam penyampaian visi misinya, Sultan Najamudin optimis eksistensi dan legitimasi DPD RI akan semakin maju dibawah kepemimpinannya. Dirinya juga menawarkan kepemimpinan yg lebih kolaboratif dan humanis.
"Izinkan kami berempat hanya tampil sebagai pimpinan, bukan sebagai bos. Insya Allah kami akan memimpin secara demokratis tanpa tekanan. Karena paket yang kami rumuskan terdiri dari orang-orang yang berpengalaman dalam memimpin daerah dan kompeten dalam memperjuangkan aspirasi rakyat daerah. Peran Pak LaNyalla selama ini sudah baik, namun izinkan kami menyempurnakan dengan lebih baik," ucap Sultan Najamudin.
Mantan Wakil Gubernur Bengkulu ini menyatakan bahwa DPD RI harus kolaboratif dan inklusif. Menurutnya kolaborasi antara DPD RI dan pemerintah atau antara legislatif dan eksekutif bisa memperkuat peran dan wewenang DPD RI.
La Nyalla Mattalitti, Senator asal JawaTimur ini akhirnya memeluk Sultan Najamudin setelah mengetahui kalah telak dalam voting, dan tidak terpilih sebagai Ketua DPD RI untuk periode kedua.
Setelah proses penghitungan suara selesai, para anggota DPD terdengar bersolawat. Kemudian, komedian Alfiansyah Komeng pun terlihat memeluk Sultan Najamudin.
Dalam pemilihan ini, Komeng mendukung LaNyalla sebagai Ketua DPD RI. Namun, ada momen unik saat debat panas terjadi dalam pemilihan pimpinan DPD periode 2024-2029. Anggota DPD sekaligus komedian Alfiansyah Komeng dicari dan dipanggil.
Mulanya, rapat paripurna dipenuhi dengan interupsi anggota. Kemudian, terdengar salah satu anggota DPD mencari sosok Komeng.
"Komeng mana suaranya Komeng?" tanya anggota tersebut.
Para anggota DPD lain pun langsung meneriakkan 'uhuy'. Mereka juga terdengar saling tertawa.
"Uhuy, uhuy," kata para anggota DPD.
Komeng pun menyahut. Komeng mengatakan mikrofon miliknya mati.
"Mik saya dimatiin, Pak," kata Komeng yang disambut gelak tawa anggota DPD.
Editor: Surya