BATAMTODAY.COM, Jakarta - Modus penipuan transaksi menggunakan Quick Response Code Indonesia Standard alias QRIS palsu kerap terjadi.
Apalagi, transaksi menggunakan QRIS saat ini kian pesat. Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi QRIS melesat 213,31 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Juni 2024. Adapun jumlah pengguna QRIS mencapai 49,76 juta dan jumlah merchant 32,25 juta.
Modus penipuan QRIS umumnya si pelaku meniru QR identitas merchant termasuk nama, jenis barang, dan jumlah transaksi.
Melansir Situs Bank Mega Syariah, terdapat beberapa modus penipuan QRIS yang pernah terjadi:
1. Mengubah Barcode QRIS Tempat Umum
Salah satu bentuk penipuan QRIS yang cukup sering ditemukan yaitu pemasangan QRIS palsu di gerai-gerai umum.
"Biasanya, pelaku menaruh QR Code palsu di merchant makanan, minuman, atau tempat umum untuk mengecoh korban," tulis Bank Mega Syariah.
Contohnya, QRIS masjid karena barcode-nya ada di kotak amal tersebar di berbagai titik. Banyaknya kotak amal ini akhirnya dimanfaatkan oleh oknum masyarakat untuk mengubah barcode QRIS masjid menjadi QRIS dengan tujuan rekening pribadi sang penipu.
2. Screenshot QRIS Lama untuk Mengelabui Penjual
Bank Mega Syariah menyebut modus ini harus diwaspadai oleh para pedagang. Penipu bisa menggunakan screenshot QRIS yang sudah pernah dilakukan lalu mereka edit.
"Untuk modus ini, penipu memanfaatkan ketidaktelitian penjual yang sedang fokus dengan para pembeli lainnya," katanya.
Meskipun notifikasi memang bisa langsung terlihat jika sudah membayar. Tetapi jika dalam satu waktu banyak yang membayar dapat membingungkan para penjual dan akhirnya penipu berhasil melakukan modusnya.
3. Menukar Rekening pada QRIS
Banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui secara mendalam tentang QRIS, membuat modus ini dapat terjadi. Modusnya dengan menukar rekening tujuan pembayaran menjadi rekening pelaku.
Pelaku akan meminta korban untuk membayar apa yang mereka ingin beli ke nomor rekening yang berbeda. Caranya, dengan mengirim QRIS palsu yang menunjukkan nomor rekening sah.
4. Scamming
Selanjutnya adalah Scamming yang menggunakan taktik mengincar psikologi korban agar melakukan transfer dana melalui QRIS.
Pelaku penipuan akan mengaku sebagai pihak yang resmi dengan menawarkan hadiah atau keuntungan besar sebagai imbalan dari transfer dana yang akan korban lakukan.
5. Phishing
Modus penipuan ini yaitu phising menggunakan teknik penyamaran. Biasanya dilakukan membuat situs web palsu yang sangat menyerupai situs website resmi dari penyedia jasa pembayaran non-tunai yang ingin digunakan oleh korban.
Saat korban tidak menyadari hal tersebut, mereka memasukkan data pribadi dan melakukan transfer dana melalui QRIS yang dibuat oleh penipu. Setelah hal itu terjadi, penipu akan memperoleh data korban serta dana yang ditransferkan
Cara Menghindari Penipuan QRIS
Penipuan dengan menggunakan QRIS memang tidak dapat dihentikan. Tetapi, Anda dapat menghindarinya dengan mengetahui cara-caranya.
Pastikan Pemilik QR Adalah Lembaga Resmi
Hal ini merupakan cara paling mudah untuk menghindari Scam dan Phising. Pastikan jika Anda melakukan transaksi menggunakan QRIS, penerima merupakan nama yang sama dengan pembuat QRIS dengan landasan lembaga resmi.
Jangan pernah melakukan transaksi dengan QRIS dari sumber yang tidak jelas.
Periksa Keaslian Kode QR
Bagi Anda yang ingin melakukan pembayaran menggunakan QRIS, selalu perhatikan keaslian poster kode QR tersebut.
Contohnya, ketika Anda ingin membayar menggunakan QRIS di restoran, pastikan kode QR tersebut berasal dari resto tersebut, bukan dari sumber lainnya
Jika Anda sebagai penjual, pastikan bukti pembayaran yang ditunjukkan oleh pembeli sudah benar. Mulai dari waktu, jumlah, dan tujuan kode QRnya.
Namun, karena bukti bisa dipalsukan dengan screenshot pembayaran yang sudah di edit, penjual juga harus mengecek pada aplikasi yang mereka gunakan. Periksa juga di sistem Anda, apakah dana sudah masuk atau belum.
Jangan Asal Pindai QR di Website
Dalam melakukan transaksi QRIS yang berlandaskan pada situs website, selalu cek kembali dan jangan asal memindah, ya! Perhatikan apakah ada kejanggalan di dalamnya.
Jangan memindai kode QR yang memiliki perbedaan dari nama atau institusi pemilik website. Jika memang dari pihak penerima pembayaran sudah memberitahu bahwa ada perbedaan, Anda tetap harus pastikan ulang. Jangan sampai yang memberikan informasi tersebut merupakan penipu bukan pihak resmi.
Tidak Sembarang Membagikan Kode QR
Tidak hanya untuk transaksi pembayaran online, kode QR juga menjadi tautan untuk informasi pribadi. Oleh karena itu alangkah baiknya jangan membagikan kode QR dan dokumen pribadi kepada siapapun dalam bentuk cetak maupun unggahan pada media sosial.
Jadi selalu waspada dengan modus penipuan QRIS dan pastikan untuk selalu menerapkan cara-cara menghindari penipuan tersebut saat ingin melakukan transaksi menggunakan kode QR.
Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha