BATAMTODAY.COM, Batam - Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Kepri, Suryono menyebutkan, bahwa stok beras di Kepri terbilang aman hingga Ramdhan dan Idul Fitri 2024 mendatang.
Hal itu diungkapkan usai menggelar rapat koordinasi bersama Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kepri, di Gedung Bank Indonesia (BI) Kepri, Jumat (23/2/2024) sore.
Soryono mengatakan, ada empat poin dalam menjamin ketersediaan dan kestabilan harga untuk bahan pokok, pertama stok yang mencukupi, kemudian keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan terakhir komunikasi yang baik antara instansi terkait, dalam hal ini tim TPID kepada masyarakat.
"Stok kita sangat aman, kenaikan harga kita masih di bawah Pulau Jawa. Distribusi ke pulau-pulau juga masih lancar, tim TPID kita solid seperti hari ini kita langsung melakukan rapat dengan komisi II," ungkap Suryono.
Oleh sebab itu, Suryono meminta kepada seluruh masyarakat agar tidak resah dan panik buying atas kenaikan harga beras, seperti dalam pemberitaan secara nasional. Sebab, Batam dan Kepri dipastikan memliki stok yang mencukupi, bahkan sampai enam bulan kedepan.
"Tim TPID Kepri sangat solid, termasuk komunikasi dengan pihak Bulog dan distributor. Jadi untuk beras kita no problem. Walaupun ada kenaikan, tapi masih dalam tahap wajar padahal kita bukan daerah penghasil," ucap Suryono.
Sementara Ketua komisi II DPRD Provinsi Kepri, Wahyu Wahyudin, menyebutkan, dalam rapat koordinasi bersama BI Kepri, pihaknya menyampaikan secara umum terkait pertumbuhan ekonomi. pembahasan kenaikan beras juga menjadi salah satu poin pembahasan pada rapat kali ini.
"Kenaikan harga beras secara nasional ini menjadi poin pembahasan kita, tadi didapati informasi bahwa kenaikan harga beras di Kepri relatif terkendali. Bahkan kita masih berada dibawah harga kenaikan nasional, dan stok kita masih aman," ujar Wahyu Wahyudin.
Disaat yang sama, Anggota Komisi II DPRD Kepri, Asmin Patros menambahkan, selain pembahasan terkait kenaikan harga beras secara nasional, pada rapat tersebut juga membahas poin pemerataan pertumbuhan ekonomi di 7 kabupaten/kota.
"Bagaimana pertumbuhan ekonomi secara umum merata di di 7 kabupaten/kota, termasuk pertumbuhan ekonomi digital. Ada dua kabupaten yang masih sedikit tertinggal, yakini Lingga dan Bintan," kata Asmin Patros.
Ditambahkannya, faktor pembayaran non tunai atau dengan cara digital, sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi disaat ini. Menurutnya,kota Batam merupakan salah satu kota penyumbang peningkatan ekonomi tertinggi di Kepri.
"Pertumbuhan Batam sangat pesat, sehingga terlihat tidak merata di Kepri, akan tetapi secara umum, pertumbuhan ekonomi Kepri, termasuk tertinggi di Sumatra," pungkas Asmin Patros.
Editor: Yudha