BATAMTODAY.COM, Batam - Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kepri, Wahyu Wahyudin, mengunjungi Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) PT Putra Kelana Selaras Permai (PKSP) di Kabil, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Rabu (27/12/2023).
Kunjungan Wahyu Wahyudin, menyusul banyaknya keluhan masyarakat kawasan Punggur-Nongsa dan sekitarnya terkait sulitnya mendapatkan gas LPG 3 kilogram alias gas melon.
"Ketepatan ini merupakan Dapil saya, banyak sekali aduan masyarakat di sini. Makanya saya datang ke sini untuk memastikan seperti apa sebenarnya stok gas LPG 3 kilogram di Batam," kata Wahyu Wahyudin, di sela kunjungannya.
Wahyu menyebutkan, pascapenyesuaian harga LPG bersubsidi 3 kilogram pada Jumat (22/12/2023) lalu, terjadi kelangkaan dan sejumlah pengecer yang tidak memiliki izin menjual gas LPG 3 kilogram di pinggir jalan memanfaatkan situasi ini. Bahkan tidak sedikit pengecer yang menjual gas melon tersebut diharga Rp 30-35 ribu.
"Saya rasa tidak pas penyesuaian harga ini dilakukan saat Nataru, ini sangat riskan. Masyarakat lagi banyak butuh gas itu. Kalau Januari depan mungkin lebih baik. Tetapi kami tetap menghargai keputusan bersama antara Pemko Batam dengan Hiswana Migas," katanya.
Sementara Sales Manager Pertamina Kepri, Gilang Syam, yang hadir dalam kunjungan tersebut mangatakan, distribusi dan ketersediaan stok hingga Desember ini sangat aman dan mencukupi. Bahkan untuk bulan ini pihak Pertamina telah menambah alokasi sebesar 4 persen dari jumlah kuota bulanan.
"Belajar dari tahun sebelumnya, kebutuhan di bulan Desember biasanya menurun. Namun, untuk tahun ini kita tambahkan sebesar 4 persen," ungkap Gilang.
Dijelaskan Gilang, dari segi pendistribusian gas LPG 3 kilogram, saat ini Pertamina beserta mitranya, telah melakukan Coverage Date (CD) selama lima hari ke depan. "Artinya Setok kita aman sampai 5 hari, itu untuk mengantisipasi bila ada kendala dari segi transportasi atau pengiriman," ungkapnya.
Masih kata Gilang, untuk tahun 2023, alokasi LPG 3 kilogram dari Dirjen Migas sebesar 40.964 MT. "Untuk Desember 2023 ini kalau kita konversi ke tabung 3 kilogram, itu sebanyak 1.220.240 tabung kemudian ada penambahan sebanyak 46.504 tabung," jelasnya.
Disinggung terkait maraknya penjualan gas LPG 3 kilogram di pinggir jalan oleh pengecer, dengan harga melambung tinggi, Gilang memaparkan, kalau itu bukan wewenang dari Pertamina. Dari segi rantai pendistribusian, Pertamina bertanggungjawab kepada agen hingga ke pangkalan resmi.
Akan tetapi, dari segi aturan pengawasan, pihaknya tidak tinggal diam atau menutup mata. Semua aduan dari masyarakat tetap diakomodir, dan memberikan perhatian khusus melalui agen dan akan diteruskan ke pangkalan.
"Baru-baru ini beberapa pangkalan kita lakukan Pemutusan Hubungan Usaha (PHU), itu berkat laporan masyarakat, bahwa ada pangkalan yang nakal, agen kita surati dan ditindak lanjuti langsung, sesuai bukti yang kita punya," ungkapnya.
"Kalau pengecer itu bukan wewenang kami, itu mungkin lebih kepada Pemerintah Daerah, dari segi penertiban," pungkas Gilang Syam.
Editor: Gokli