BATAMTODAY.COM, Batam - Dampak kericuhan warga Rempang dengan aparat penegak hukum, sejumlah siswa sekolah di kawasan itu terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Batam pun menyayangkan kejadian tersebut hingga anak-anak yang menjadi korban.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Batam, Setyasih Priherlina menyayangkan kejadian di sekolah hari ini. Anak-anak harusnya tidak menjadi korban. Baginya, sekolah harusnya menjadi tempat teraman bagi anak.
"Saya lihat video yang beredar hari ini, anak-anak dipaksa keluar, padahal mereka lagi bersekolah. Nampak jelas wajah kaget dari mereka. Ini sangat disayangkan, dan harusnya tidak terjadi," ujar Setyasih saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (7/9/2023).
Ia juga menyesalkan, tidak adanya antisipasi dan tidak ada yang berempati dengan anak-anak dan perempuan. Para ibu-ibu syok dan trauma dengan kejadian itu. Bahkan, dari video yang beredar, terlihat ibu-ibu sulit bernafas, akibat gas airmata yang ditembakkan oleh petugas.
"Demikian juga dengan anak-anak, ada salah satu video di sekolah SD di Rempang sana, itu juga sama semuanya dievakuasi oleh gurunya, semua dengan ketakutan berlarian kesana kemari, ada yang mengarahkan bapak guru kemudian dikeluarkan dari dari kelasnya," ungkapnya.
Intinya adalah, Setyasih melanjutkan, apapun kebijakan dari pemerintah entah itu industri pertanian atau relokasi, atau apapun, seharusnya pemerintah mengedepankan kepentingan masyarakat, terutama anak-anak.
"Terkait hal ini, kepentingan anak tidak pernah dibicarakan, apalagi diutamakan, yang diutamakan hanyalah pemilik lahan atau kepala keluarga terkait relokasi," ujarnya.
Menurutnya, tidak ada antisipasi sebelumnya atas kejadian ini. Sehingga dapat menimbulkan trauma pada anak dan perempuan. Pihaknya tidak akan ikut campur urusan lahan dan lainnya, namun masalah anak dan perempuan harus menjadi perhatian.
"Kami tidak bisa turun sendiri. Butuh bantuan dari pemerintah seperti Dinas Sosial dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, dan pihak lainnya untuk segera membantu pemulihan anak-anak tadi," terangnya.
Lebih lanjut Setyasih, yang juga sebagai Pimpinan Daerah Asiyiyah Kota Batam ini menyebutkan, pendampingan ini bisa berupa memberikan dukungan moral terhadap anak dan perempuan yang menjadi korban. Semua pihak harus menjamin keamanan siswa ketika bersekolah.
Kami berharap ada dari perwakilan pemerintah seperti Dinas sosial, KPPAD atau pemberdayaan perempuan segera turn, itu mungkin lebih baik dan diterima masyarakat. Jangan bicara soal relokasi, bicara lah tentang anak disana.
"Kita hanya berkepentingan terhadap anak bukan terkait lainya, seperti investasi atau relokasi. Harus ada kepastian bahwa anak berangkat dari rumah ke sekolah itu aman. Sekarang karena sudah kejadian harus segera dilakukan pendampingan," ucapnya.
Editor: Yudha