BATAMTODAY.COM, Batam - Akhir Juli 2023 lalu, ribuan warga Perumahan Bukit Raya Batam Center, harus rela antre berjam-jam di halaman Masjid Al Hikmah untuk mendapatkan sekedar satu-dua galon air bersih. Karena hanya itulah sumber air bersih satu-satunya yang dapat mereka akses.
Ketua RT 02 RW 38 kelurahan Belian, Zuldi menjawab J5NEWSROOM.COM (jaringan BATAMTODAY.COM) mengatakan, saat aliran air bersih dari PT Moya 'mogok' berhari-hari, warga beruntung masih punya sebuah sumur bor di Masjid Al Hikmah. Sumur bor itu bantuan dari anggota DPRD Provinsi Kepri dari PAN, Yudi Kurnain. "Sumur bor ini bantuan dari anggota dewan, pak Yudi Kurnain bulan Maret 2023 lalu," ujar Zuldi.
Maka, untuk lebih menjalin silaturahmi dengan warga Perumahan Bukit Raya Batam Center, Minggu, 6 Agustus 2023 lalu, anggota DPRD Provinsi Kepri dari PAN (Partai Amanat Nasional) Yudi Kurnain mengadakan pertemuan dengan perwakilan warga Bukit Raya.
Pertemuan Yudi Kurnain dengan warga yang berlangsung santai itu dalam rangka reses anggota DPRD Provinsi Kepri. Kepada warga, politisi yang hobi gowes sepeda itu memberikan pendidikan politik praktis kepada warga. Termasuk, pendidikan politik mengenai hak-hak masyarakat sebagai pemilih anggota dewan.
"Bapak-bapak ibu-ibu, reses itu artinya, wakil rakyat tutup sidang, kantor DPRD tutup, tidak buka. Jadi, kalau bapak-ibu ke Kantor Dewan, pas reses gini, tutup. Karena para anggota dewan turun ke masyarakat. Mereka diberi biaya untuk menyerap aspirasi dari masyarakat," ujar politisi gondrong itu.
Dalam kunjungan reses itu, Yudi Kurnain ditemani oleh calon anggota DPRD Provinsi Kepri dari PAN, Istifiya'u Ihsaniah Eka Yudistina yang biasa disapa Fia dan calon anggota DPRD Kota Batam dari PAN, Sukartina yang kerap disapa Tina.
BACA JUGA: Lima Hari Tak Dialiri Air Bersih, Warga Perumahan Bukit Raya Berencana Demo PT Moya Batam
"Nah, aspirasi itu nanti wajib diperjuangkan, kenapa wajib? karena anggota dewan itu sudah dibiayai negara. Jadi, sekali reses seperti ini, anggota DPRD Provinsi Kepri dapat biaya reses dan transportnya itu sebesar Rp 150 juta. Untuk apa? Untuk turun menemui bapak-bapak ibu-ibu, cuma mau nanya, bapak-ibu mau bangun apa? gitu loh," papar anggota Komisi III DPRD Provinsi Kepri itu.
Pendidikan politik yang disampaikan Yudi untuk warga Bukit Raya itu juga menyinggung soal filosofi merdeka. "Jadi, bapak-bapak harus pintar, tujuan kita merdeka itu apa sih, untuk menggapai kesejahteraan, kebahagiaan rakyatnya. Itulah tujuan kita merdeka, diaplikasilan lewat apa, ya lewat Pemilu. Pemilu itu apa? Memilih pemimpin dan wakilnya. Pemimpin itu siapa, ada presiden, gubernur, bupati/walikota dan wakil rakyat. Lantas setelah dipilih, sejatinya wakil rakyat itu mewakili siapa? Ya mewakili siapa yang memilih dia, gitu kan."
Sebagai politisi yang sudah 20 tahun mengabdikan diri menjadi anggota dewan, Yudi Kurnain tidak sungkan memaparkan hak-hak dan fasilitas yang diterima para anggota dewan. "Setelah terpilih dapat apa? Anggota dewan itu dapat fasilitas, gaji dan tunjangan. Tujuannya apa? mengelola hasil sumber kekayaan alam dan pajak-pajak negara. Dari semua pajak-pajak itu dikumpulkan lalu didistribusikan oleh pemenang hasil Pemilu. Yaitu presiden, gubernur, bupati/walikota dan wakil rakyat. Dikelola oleh Presiden bersama dengan DPR RI, dikelola oleh Gubernur bersama dengan DPRD Provinsi dan dikelola oleh walikota/bupati dengan DPRD kota/kabupaten. Itulah filosofi Pemilu."
Kemudian, politisi yang dikenal sebagai 'petarung politik' itu juga mengungkap hak-hak masyarakat yang telah memilih wakilnya di dewan. "Tapi, jangan lupa, hasil Pemilu itu menentukan hak-hak bapak-ibu sekalian. Apakah ada hak-hak bapak-ibu? Ada! Kalau bapak-bapak dan ibu-ibu memanfaatkan hak-hak Pemilu itu, apalagi ada pak RT pak RW. Jadi dimanfaatkan lima tahun sekali itu. Saya contohkan, ada satu daerah yang setiap tahun menerima Rp 450 juta untuk proyek pembangunan dan Rp 55 juta diterima dalam bentuk uang cash, uang komunikasi atau uang reses, selama lima tahun. Itu untuk satu RW. Jadi satu tahun berapa yang mereka terima, lebih setengah miliar rupiah. Kalikan lima tahun, jadi mereka menerima Rp 2,5 miliar. Karena apa itu? Karena masyarakat di situ mampu memilih wakilnya, dan wakilnya terbuka, bahwa itu hak mereka, bukan uang dari anggota dewan ya pak."
Saat menyampaikan pendidikan politik tersebut, Yudi yang saat ini maju menjadi calon anggota DPR RI dari Jatim IV (Jember-Lumajang) itu, ditemani oleh calon anggota DPRD Provinsi Kepri dari PAN, Istifiya'u Ihsaniah Eka Yudistina dan calon anggota DPRD Kota Batam dari PAN, Sukartina itu, Yudi juga memaparkan soal APBD dan APBN.
"Jadi, yang namanya APBD dan APBN itu uang rakyat, jangan dibalik-balik. Pak Yudi bisa bantu saya?, ini proposalnya. Kalau di DPRD RI itu ada yang namanya biaya sosialisasi empat pilar. Itu biayanya ratusan juta, untuk apa? Ya mendidik, bagaimana mencerdaskan masyarakat tentang Pancasila, UUD 45, toleransi beragama dan sebagainya. Jadi, sekali lagi, semua wakil rakyat itu kerjanya dibiayai oleh negara dan pemerintah daerah," tegas Yudi Kurnain dalam pertemuan silaturahmi dengan warga Bukit Raya Batam Center.
Terakhir, 'politisi sepeda' itu juga mengingatkan para anggota dewan agar jangan bermalas-malasan menjalankan amanah masyarakat. "Saya bersemangat hadir di sini, karena ini kan masa jabatan saya belum selesai. Jadi nanti biar kita rasakan bersama hasilnya. Sehingga, saya menjadi wakil rakyat bisa bangga. Saya kan biasa bersepeda, keliling-keliling, pingin tahu, apa sih aspirasi warga, apa keinginannya, gitu."
Editor: Dardani