BATAMTODAY.COM, Batam - Masih di momen hari raya lebaran Idul fitri 1444 Hijriah, sejumlah warga Kota Batam di dua kecamatan, yaitu, Kecamatan Batam Kota dan Kecamatan Nongsa mengeluh. Karena aliran air bersih ke rumah-rumah mereka mati total sejak pukul 07.00 WIB. Catatan 'prestasi' PT Moya menyusahkan warga Kota Batam semakin panjang dan panjang.
"Air dari pagi tadi tak mengalir. Mana banyak tamu di lebaran kedua. Jadi susah mau cuci piring dan gelas kotor," kata Nurhayati, warga perumahan Botania Garden, kelurahan Belian, Kecamatan Batam Kota, Batam, Minggu (23/4/2023).
Nurhayati adalah salah satu saja dari warga yang dirugikan karena kinerja buruk PT Moya, perusahaan pengelola air bersih di Kota Batam pengganti PT ATB. Warga Kota Batam itu menambahkan, bukan kali ini saja PT Moya 'berprestasi', sudah sering dan sangat sering sekali prestasinya menyusahkan warga Kota Batam itu.
Tidak ada pilihan lagi, tegas Nurhayati, kami terpaksa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli air galon. Air itu digunakannya untuk mencuci piring dan kebutuhan kamar mandi.
"Air di bak kamar mandi juga sudah habis, jadi tadi beli 6 galon untuk untuk cuci piring. Ini kenapa setiap momen hari raya atau libur besar selalu mati air gini. Katanya pengelola air sekarang perusahaan besar. Tapi kenapa dimomen hari besar selalu saja mati," ujarnya kesal.
Hal yang sama diungkapkan, warga Kavling Baru, kelurahan Kabil, kecamatan Nongsa, Kasman, yang mengaku kesal karena air di rumahnya mati saat momen lebaran kedua yang masih ramai digunakan untuk silaturahmi.
"Semenjak pengelolaan air bersih di Batam diganti dari ATB ke PT Moya ini, air selalu mati, terutama saat momen hari raya keagamaan. Masalahnya, sebelum mati tak ada pemberitahuan jadi kita tak ada persiapan," ujar Kasman kesal.
Kasman mengatakan, dirinya juga terpaksa membeli air bersih isi ulang untuk kebutuhan di kamar mandi. Dirinya terpaksa membeli 8 air galon persediaan di kamar mandi dan untuk cuci piring.
"Tadi beli air galon sudah delapan galon untuk isi bak di kamar mandi dan persediaan buat cuci piring. Emang bikin repot saja," sambungnya.
Kasman berharap kejadian mati air yang sering berulang ini bisa dievaluasi oleh pemerintah. Ia berharap ada perubahan lebih baik kedepannya untuk pelayaran distribusi air bersih.
"Kita minta BP Batam punya sikap tegas untuk air bersih ini karena air kan cukup krusial. Karena semenjak pengelola baru (PT Moya) ini tak ada peningkatan pelayanan malah sering mati di kondisi penting," ujarnya.
Warga Kota Batam itu menambahkan, kinerja Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam yang merangkap sebagai Walikota Batam, H. Muhammad Rudi bisa rusak hanya gara-gara PT Moya terus menerus menyusahkan warga Kota Batam. Padahal, Rudi sudah banyak menoreh prestasi dengan hasil kerjanya di bidang infrastruktur dan pembangunan pelabuhan cargo. "Karena Moya, Rudi bisa merana," tegasnya.
Sementara itu, Corporate Communication (Corcom) Spam Batam, Ginda Alamsyah mengatakan, penyebab matinya air di sejumlah wilayah akibat pemadaman listrik yang terjadi di daerah hulu di DAM Duriangkang, Sei Beduk, Batam. Namun menurutnya saat ini listrik sudah kembali menyala sehingga distribusi air bersih sudah mulai membaik.
"Ada pemadaman listrik tadi pukul 08.53 WIB di instalasi pengelolaan air di Duriangkang. Namun tadi pukul 09.53 WIB listrik sudah mulai menyala," kata Ginda, Minggu (23/4/2023).
Ginda menyebutkan, saat ini distribusi air ke beberapa wilayah yang sempat mati air, tapi kini sudah mulai kembali normal. Ia mengakui beberapa wilayah bagian hilir perpipaan memang sedikit lambat.
"Saat ini dalam tahap normalisasi distribusi air di sejumlah wilayah yang terdampak. Mudah-mudahan lebih cepat normalisasi. Yang biasanya agak lama normalnya adalah daerah area hilir area perpipaan dan pelanggan yang di daerah perbukitan, memang membutuhkan beberapa waktu. Botania, Batam Center sudah mulai normal," ujarnya.
Editor: Dardani