logo batamtoday
Senin, 23 Desember 2024
Panbil Group


Batam Krisis Air Bersih, Warga Belian dan Nongsa Terpaksa Tampung Air Hujan
Senin, 23-01-2023 | 16:36 WIB | Penulis: Aldy Daeng
 
Warga Perumahan Bukit Raya terpaksa menampung air hujan dampak krisis air di Batam. (Aldy/BTD)  

BATAMTODAY.COM, Batam - Kota Batam yang digadang-gadang akan menjadi kota modern, kini mengalami krisis air bersih. Beberapa bulan terakhir, teriakan masyarakat terkait buruknya pengelolaan air, hampir terdengar di seluruh penjuru kota madani ini.

Seperti saat ini, di kawasan Kelurahan Belian, Kecamatan Batam Kota dan Kecamatan Nongsa, warga hanya bertumpu pada air galon dan menampung air hujan untuk kebutuhan sehari-hari.

Berbagai komentar warga dan tokoh masyarakat berseliweran di portal media dan medsos, terkait buruknya pengelolaan air bersih. Namun seolah tidak ada solusi dari pihak pengelola air bersih yang saat ini digawangi PT Moya di bawah kendali SPAM Batam.

Salah seorang warga Perumahan Bukit Raya, Kelurahan Belian, Romauli Sianturi, menilai hal ini menunjukkan krisis air bersih di Kota Batam semakin parah. Ia mengungkapkan, air bersih di perumahannya terakhir mengalir empat hari lalu.

"Ya, sudah empat hari tidak jalan. Kami sampai beli galon," ujarnya, Senin (23/1/2023).

Menurutnya, hal itu sangat menyulitkan warga untuk beraktivitas sehari-hari. Untungnya hujan sempat turun hingga airnya bisa ditampung warga.

Hal serupa sampaikan warga lainnya, Roliah. Ia menjelaskan, kondisi itu semakin parah sejak beberapa bulan terakhir ini. Padahal dahulu, air di perumahan itu selalu mengalir lancar. "Saya bisa habis 10 galon dalam sehari. Soalnya kebutuhan anak-anak kan banyak," tutur Roliah.

Roliah mengungkapkan, air dari mobil tangki selaku pengelola Sistem penyediaan air minum (SPAM) Batam memang sampai ke perumahannya. Namun, air tersebut tak mencukupi kebutuhan para warga. "Saya tidak pernah dengar ada pemberitahuan kalau air mau mati," tambahnya.

Para warga juga berharap, agar pihak pengelola air bersih memperhatikan kebutuhan primer masyarakat. Jangan hanya memberikan alasan kepada masyarakat, akan tetapi tidak ada solusi yang kongkrit.

Akhirnya, masyarakat selalu membandingkan pengelolaan air dengan pengelola sebelumnya. "Dulu waktu, dikelola ATB kami tidak pernah mati berkepanjangan seperti ini, sudahlah bayaran kadang mahal, air pun tak lancar," kesal warga.

Editor: Yudha

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2024 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit