logo batamtoday
Jum'at, 22 November 2024
Panbil Group


SE Satgas Covid Nomor 17 Tahun 2022 Belum Akomodir Keluhan Wisman
Sabtu, 09-04-2022 | 18:37 WIB | Penulis: Paskalis RH
 
Wisman saat antre PCR di Pelabuhan Internasional Batam Center, beberapa waktu lalu. (Dok Batamtoday.com)  

BATAMTODAY.COM, Batam - Wisatawan mancanegara, baik dari Singapura maupun Malaysia yang hendak berkunjung ke Indonesia melalui Kota Batam masih mengeluhkan mahalnya biaya PCR.

Hal itu disampaikan Mr Ong, salah satu wisman Singapura yang berkunjung ke Batam, baru-baru ini. "Saat ini, salah satu syarat masuk bagi kami wisatawan ke Kota Batam, wajib mengantongi hasil negative tes PCR," kata Mr Ong, Jumat (08/04/2022).

Mr Ong mengatakan, rapid PCR sebagai salah satu syarat masuk ke Kota Batam sangat memberatkan para wistawan. Sebab, tarif atau biaya rapid PCR di Singapura sangat mahal.

"Biaya rapid PCR di Singapura sangat mahal. Sekali PCR para wisatawan harus merogoh kocek sebesar 98 Dolar Singapura (Rp 1.098.000) kurs Rp 10.500," terang Mr Ong.

Aturan wajib PCR, kata dia, merupakan kebijakan dari Pemerintah Indonesia. Kalau di Singapura, sebutnya, tidak ada aturan semacam itu.

"Saat hendak ke Batam kami wajib PCR. Setelah ditanya sama petugas pelabuhan di Singapura, kata mereka itu adalah syarat dari Pemerintah Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, Mr Lim, warga Singapura lainnya, saat dihubungi melalui sambungan selularnya mengatakan sudah sangat ingin berkunjung ke Kota Batam.

Namun, kata Mr Lim, persyaratan yang begitu ketat membuatnya menunda kunjungannya ke Batam. Padahal sebelum pandemi, dia bisa berkunjung ke Batam dua hingga tiga kali dalam sebulan.

"Sekarang masih susah lah bang, harus tes ini dan itu, harus bayar lebih, padahal saya sudah rindu sekali sama Batam, rindu sama makanan dan orang Batam yang ramah, banyak hal berbeda saya dapat di Batam, di Singapura tak ada," ucap Mr Lim dengan logat Melayu Singapura-nya, melalui sambungan telepon.

Hal senadah dikatakan Ita, warga Malaysia, yang juga selalu berkunjung ke Batam pada saat awal bulan. Dia mengatakan sangat ingin berlibur ke Kota Batam.

"Sebenarnya saya dan keluarga ingin sekali berkunjung ke Batam. Namun, karena adanya aturan yang berbelit-belit sehingga belum bisa ke Batam," kata Ita saat dihubungi, melalui selularnya, Sabtu (9/4/2022) sore.

Ita menjelaskan, saat ini dia bersama keluarga masih menunggu aturan-aturan terbaru yang bisa melonggarkan prosedur kunjungan. Sehingga dia dan keluarganya bisa berlibur di Kota Batam.

"Kalau ditanya rindu, ya saya pasti rindu lah sama Batam. Tidak hanya saya, keluarga saya yang biasa ke sana juga sama, bahkan ada orang Indonesia yang sudah menetap di sini juga sama rindunya mau pulang kampung. Kalau sudah tak banyak syarat, pasti kami ke sana," kata Ita.

Selain aturan yang begitu ribet untuk masuk ke Batam, seorang wisman asal Singapura Ahmad Samsuri (62) pun mengeluhkan pelayanan agen kapal yang melayani pelayaran dari Singapura ke Batam.

Pasalnya, kapal yang ditumpanginya mengalami delay selama 1 jam lebih. Bukan hanya itu, saar tiba di pelabuhan Batam center, hal buruk pun masih dialami, pelayanan PCR yang sangat lambat sehingga membuat antrian panjang bagi Wisman dan WNI yang pulang dari Negara Singapura.

Diakuinya, sudah dua tahun tidak mengunjungi istri dan anaknya di Batam, sejak masa pandemi covid-19. Kerinduan dengan susana Batam dan keluarganya, membuat dia datang ke Batam lagi, setelah mendengar info dari media per tanggal 1 April semua pelabuhan di buka.

"Di sana kami sudah delay 1 jam, disini kena antri lagi 2 jam lebih, tak semestinya beginilah, ko cuma satu meja saja yang layani PCR, disini ruangan semua panas, kami haus tak bisa belanja air minum," ucapnya dengan logat Melayu Singapura.

Editor: Gokli

Bawaslu Anambas
Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2024 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit