BATAMTODAY.COM, Batam - Momentum Tahun Baru 2023 seolah menjadi momok baru bagi masyarakat Kota Batam. Kota yang baru saja dicanangkan sebagai Kota Baru dan Modern, disambut dengan terputusnya aliran air bersih dan pemadaman listrik selama 12 jam lebih.
Dua kebutuhan primer masyarakat ini kompak membuat kejutan di Tahun Baru 2023. 'Surprise' ini begitu membekas di hati masyarakat Batam, tak terkecuali kaya maupun miskin, tinggal di perumahan elit maupun di rumah liar.
Berbebagi respon dari masyarakat atas kejutan di Tahun Baru 2023 ini, banyak dicurahkan di berbagai platform media sosial. Tak sedikit pula yang mengadu lewat wakil rakyat, dengan harapan air segera mengalir, listrik kembali menyala dan pemadaman berjam-jam tak terulang kembali.
Ketua Komisi l DPRD Batam, Lik Khai, mengungkapkan terganggunya pasokan air bersih, tidak hanya selalu dikeluhkan oleh masyarakat yang berada di pemukiman, namun pelaku usaha seperti pengusaha perhotelan juga dibuat menjerit oleh ulah PT Moya, sebagai perusahaan yang diberikan kewenangan mengelola bersih di Kota Batam.
"Sekian lama dikelola oleh PT ATB, tidak pernah seburuk ini pelayanan air bersih. Pengelola kali ini memang cukup parah. Kami minta BP Batam segara memanggil PT Moya, ada apa dengan pengelolaan air bersih di Batam? Sehingga hampir semua masyarakat menjerit dibuatnya," tegas Lik Khai, saat ditemui di ruang kerjanya, Kantor DPRD Batam, Senin (2/1/2023).
Lik Khai menjelaskan, jeritan dan laporan masyarakat terkait buruknya suplai air bersih, tidak hanya dirasakan saat pemadaman listrik pada momen tahun baru ini. Namun, jauh sebelum itu, sejumlah pengaduan masyarakat juga sudah terdengar nyaring dengan buruknya perusahaan pengelola air yang baru.
"Lebih dari 200-an aduan masyarakat yang masuk ke HP saya, pas tahun baru itu, saya ga berani balas. Kalo sekarang ini alasan mereka (PT Moya), tidak mendapatkan pasokan listrik, masa perusahaan pengelola air tidak punya cadangan listrik?" heran Lik Khai.
Dengan melihat dua kejadian buruk di momen pergantian tahun, Lik Khai mengaku sangat miris disebabkan kedua perusahaan pengelola kebutuhan primer masyarakat itu menunjukkan kinerja buruk, disaat Batam sedang giat-giatnya menggaet investor.
"Hal ini harus menjadi perhatian khusus bagi semua pemangku jabatan, bahkan Pemerintah Pusat bisa melihat ini sebagai atensi bagi daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, karena ini akan menjadi preseden buruk di mata internasional," terang Lik Khai.
Ia pun mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan untuk meng audit kinerja PLN dan pengelola air bersih (PT Moya). "KPK dan Kejaksaan, semestinya juga turun mengaudit PLN dan PT Moya," pungkasnya.
Editor: Gokli