BATAMTODAY.COM, Batam - Dugaan penggelapan uang sumbangan pengembangan pendidikan (SPP) oleh karyawan Universitas Batam (Uniba) terus mencuat. Setiap mahasiswa lulusan Uniba yang menjadi korban mulai menyuarakan kekesalannya.
Pasalnya, ratusan mahasiswa lulusan Uniba dari berbagai jurusan, yang menjadi korban dikabarkan belum bisa menerima ijazah.
Melalui kanal sosial media Instagram BATAMTODAY.COM, ratusan mahasiswa Uniba juga memberikan berbagai macam tanggapan terkait viralnya pemberitaan sebelumnya.
Bahkan, beberapa akun sosial media memberikan tanggapan dan memberikan informasi bahwa salah satu akun diduga merupakan pelaku penggelapan dana SPP mahasiswa itu.
"@egi_gumalasari gimana wak? Diem-diem aja udah nikmatin duitnya, kok kabur sama suamimu. Di IG bahas-bahas agama rupanya kau pula iblisnya ku tengok. BTW sini lah kami kangen loh, kok kabur sih. Down kah kau manis?" tulis akun @afdalvitra, Selasa (12/7/2022).
"Akhirnya, bangkai yang disimpan kecium juga, buat orang itu saya dpt pelajaran, orang yang kita pandang taat ibadah, agamis dan mengajarkan apa itu riba, eh ternyata dia juga makan duit ribanya jadi jangan mudah percaya sama orang, sekali pun cover depannya baiknya, nyatanya diam-diam seperti setan," tulis akun @inggrit_06_.
Sebelumnya, Ketua Riau Corruption Watch (RCW), Mulkansyah, mengungkapkan adanya dugaan penyelewengan uang SPP mahasiswa Uniba. Hal itu menyebabkan ratusan mahasiswa lulusan Uniba tidak dapat menerima ijazah.
"Ada ratusan mahasiswa lulusan Uniba yang tidak mendapatkan ijazah sampai sekarang. Informasinya kerugian mencapai Rp 11 miliar," kata Mulkansyah, Senin (11/7/2022).
Lanjut Mulkan, dengan adanya kejadian itu pihak yayasan Uniba harus bertanggung jawab agar tidak menyebabkan ratusan mahasiswa Uniba merugi.
Dia menilai kejadian yang sudah berlangsung tersebut merupakan akumulasi dari lengahnya pengawasan internal dalam proses pembayaran uang kuliah mahasiswa. Sebenarnya harus ada sistem yang tidak bisa dipermainkan dalam hal keuangan.
"Seperti, bila mahasiswa belum ada pembayaran uang kuliah maka system akan melakukan tindakan bahwa mahasiswa tersebut tidak bisa kuliah atau ujian. Tetapi yang terjadi di Uniba malah lost control. Mahasiswa membayar uang kuliah kepada oknum dan oknum tersebut tidak menyetor uang kuliah ke yayasan," ujarnya.
Editor: Gokli