BATAMTODAY.COM, Batam - Aktivitas pengrusakan lingkungan, khususnya hutan mangrove, marak terjadi di Kota Batam. Hal ini sangat bertolak belakang dengan misi Presiden RI Joko Widodo dalam melakukan perbaikan hutan mangrove di Tanah Air.
Presiden Joko Widodo sedang gencar-gencarnya melakukan rehabilitasi hutan mangrove di seluruh Indonesia, termasuk rehabilitasi di Pulau Setokok, Kota Batam, beberapa waktu lalu.
Hanya saja, rehabilitasi hutan mangrove yang digadang-gadang orang nomor satu di Indonesia, tak bisa diteladani pengusaha di Batam yang suka menimbul hutan mangrove, seperti yang terjadi di Sei Nayon, Bengkong Sadai.
Bahkan, puluhan masyarakat melakukan penolakan penimbunan sungai dan pembabatan hutan mangrove yang terjadi di Sei Nayon pada Senin (18/10/2021). Namun, penolakan masyarakat tak akan mampu menghentikan penimbunan bakau itu jika saja Pemerintah Daerah dan aparat hukum tak memberikan dukungan.
Alasan mayarakat menolak penimbunan dan pengerusakan hutan mangrove tersebut lantaran dinilai merusak lingkungan dan merugikan, mulai dari banjir dan debu yang berasal dari setiap truk pengangkut pasir yang hendak melakukan penimbunan di lokasi tersebut.
Pantauan BATAMTODAY.COM di lokasi, hampir setengah hektar hutan bakau di kawasan tersebut telah tertimbun. Salah satu mandor proyek penimbunan yang tidak mau menyebutkan namanya mengungkapkan, lokasi yang sedang ditimbunnya tersebut milik PT Harmonie.
Akan tetapi, mandor itu enggan dimintai keterangan lebih jauh ketika dipertanyakan terkait legalitas perusahaan tersebut melakukan penimbunan di lokasi tersebut. "Saya tidak mau komentar terkait legalitas, langsungke pihak perusahaan saja, PT Harmonie. Saya di sini hanya pengawas penimbunan," ujarnya di lokasi, Selasa (19/10/2021).
Tidak hanya itu, dia juga enggan membeberkan lebih jauh akan dijadikan apa lokasi penimbunan tersebut dan jangka waktu proyek penimbunan tersebut berjalan. Sementara beberapa alat berat tengah melakukan penimbunan di lokasi tersebut.
Editor: Gokli
