BATAMTODAY.COM, Batam - Kedatangan Calon Presiden (Capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto menyapa para pendukungnya di Batam, Rabu (13/3/2019) tidak hanya dihadiri oleh warga Batam dan Kepri saja. Tapi juga para pendukungnya dari negeri jiran Malaysia.

Ketua PADI Malaysia, Safri didampingi Sekretaris PADI Malaysia, Bren MN Nulangi kepada BATAMTODAY.COM mengatakan, para pendukung Capres 02 Prabowo Sandi telah tiba di Batam sejak hari Selasa (12/3/2019). Mereka ingin bertemu dan menyapa Prabowo Subianto yang di mata para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, banyak berjasa dan memberikan perhatian tanpa pamrih.

"Kami dari Malaysia sudah tiba di Batam, bersama-sama para pendukung Capres Prabowo-Sandi lainnya," ujar Safri saat sudah berada di Batam.

Selain PADI Malaysia, sejumlah relawan lain pendukung Capres 02 dari Malaysia juga berangkat ke Batam. "Kami ingin bersama-sama dengan para relawan Capres 02 lain di Malaysia, menggelar pertemuan akbar dengan Pak Prabowo dan Pak Sandi di Malaysia," ungkap Safri lagi.

Baca: Prabowo Minta Masyarakat Kepri Jangan Takut Diancam Kelompok Elit

Sementara itu, Sekretaris PADI Malaysia, Bren MN Nulangi menambahkan, pihaknya ingin berjuang bersama-sama memenjaga bahkan meningkatkan perolehan suara dukungan untuk Prabowo seperti tahun 2014 lalu. "Tahun 2014 lalu, suara Prabowo di atas enam puluh persen, kami yakin suara itu tidak akan turun, bahkan bertambah," tegas Bren.

Apalagi, saat menyapa para pendukungnya di Batam, Capres Prabowo sudah memberikan semangat agar jangan takut mendapat tekanan apa pun dari para elit di Jakarta yang mengancam bangsa Indonesia.

"Kelompok elit itu, adalah orang-orag dalam posisi pemimpin. Kadang mereka mengira begitu hebat, lihai dan pintar dalam membohongi rakyatnya terus menerus. Tanggal 17 April, mereka akan bangun dan melihat bagaimana rakyat Indonesia melawan para elit," ucap Prabowo di depan ribuan pendukungnya dalam menyapa masyarakat Kepri di kawasan Ocarina, Rabu (13/3/2019).

Prabowo bercerita, akhir-akhir ini Ia mendapat laporan, bahwa banyak Kepala Desa, Camat dan para ulama dipanggil dan diancam para sekelompok elit. Mereka mengira semua orang Indonesia bisa disogok dan semua orang bisa dibeli.

Editor: Dardani