BATAMTODAY.COM, Batam - Bea dan Cukai yang memiliki fungsi trade fasilitator dan community protector, terus melakukan upaya-upaya peningkatan dalam sistem pelayanan dan pengawasan barang yang masuk ataupun keluar dari wilayah Republik Indonesia.
Untuk peningkatan fungsi tersebut, Bea dan Cukai membuat Aplikasi CEISA Barang Kiriman Kawasan Bebas Batam, sebagai wujud peningkatan pelayanan dan pengawasan barang kiriman berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor:120/PMK.04/2017.
Aplikasi CEISA (Customs-Excise Information System and Automation) ini telah disiapkan dalam waktu kurang lebih 1 tahun dan mulai diimplementasikan pada tanggal 1 Februari 2019, berdasarkan KEP Dirjen Bea Cukai Nomor KEP-O7/BC/2019.
Ada beberapa tahapan yang dilakukan, seperti sosialisasi mulai awal November 2018 kepada Pengusaha Jasa Titipan (PJT) dan PT Pos Indonesia yang berada di Kota Batam.
Kemudian uji coba sejak Desember 2018 (dalam waktu 2 bulan sebelum di implementasikan). Selanjutnya, penunjukan piloting kepada beberapa PJT pada tanggal 14 Januari 2019.
Mandatory (penerapan penuh) implementasi aplikasi CEISA pada tanggal 1 Februari 2019 juga telah dilakukan.
Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai (KPU BC) Tipe B Batam, Susila Brata mengatakan, pada awal implementasi terdapat beberapa kendala. Seperti, perlunya adaptasi aplikasi PJT ke aplikasi CEISA Barang Kiriman Bea dan Cukai.
Kemudian, sistem barcode belum semuanya standar, dan kurangnya SDM. Layout gudang juga belum sepenuhnya ideal.
"Kendala tersebut kadang mengakibatkan barang tidak bisa diselesaikan pengirimannya pada hari itu. Sehingga, terjadi penumpukan pada gudang kargo bandara dan kantor pos," ujarnya, saat press conference di kantor BC Batam, Selasa (12/2/2019).
Hal ini lanjutnya, merupakan salah satu faktor pengiriman barang yang dilakukan dari Batam tersendat akhir-akhir ini. Selain itu, kapasitas yang overload juga menjadi faktor lainnya.
Untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan barang kiriman di gudang kargo bandara dan kantor Pos dan menyelesaikan seluruh permasalahan terkait dengan CEISA, pihaknya telah mengambil langkah dengan tujuan mencarikan solusinya.
Dijelaskan, langkah tersebut seperti, terus menerus dilakukan komunikasi intensif antara Bea dan Cukai dan PJT. Tujuannya, untuk mencari solusi terkait permasalahan barang kiriman (antara lain dengan FGD dan WA grup).
Pihaknya juga telah melakukan rapat koordinasi dengan PJT dalam rangka evaluasi implementasinya.
Sementara itu, beberapa hal yang sudah dan akan dilakukan untuk mendorong kelancaran arus barang kiriman dan implementasi CEISA, yakni PJT akan memperbaiki sistem internal merk. Agar, struktur data sinkron dengan aplikasi.
"Penyelenggara jasa titipan akan membuat barcode yang standar dan memudahkan untuk dibaca oleh alat scanner Bea dan Cukai," jelasnya.
"Bea dan Cukai telah menambah SDM di layanan PJT sesuai kebutuhan, serta menambah 2 unit komputer layanan dan alat scanner di layanan PJT," jelasnya lagi.
Pihaknya juga akan menerapkan sistem manajemen resiko layanan barang kiriman dengan mempertimbangkan ketentuan terkait batasan harga barang dan pihak penerima barang kiriman (de minimus dan antispliting).
"BC dan PJT akan terus melakukan edukasi kepada agen-agennya terkait pemahaman mereka terhadap proses barang kiriman. Kita juga telah meminta pihak penyelenggara tempat penimbunan barang di gudang bandara memperbaiki layout gudang kargo bandara untuk kelancaran arus barang kiriman," paparnya.
Sementara koordinasi yang dilakukan dengan PT Pos Indonesia, mereka telah memperluas ruang gudang kargo kantor pos dari yang sebelumnya 45 M2 menjadi 159 M2.
"Mereka juga sudah melakukan perubahan flow pekerjaan untuk memperlancar arus pemeriksaan dan pengiriman barang," lanjutnya.
Ia sendiri berharap, implementasi aplikasi CEISA Barang Kiriman memperlancar proses pelayanan, meningkatkan efektifitas pengawasan, dan meningkatkan kepatuhan Pengguna Jasa. Serta, mencegah adanya pengiriman barang-barang yang dilarang," harapnya.
Tidak hanya itu, aplikasi CEISA barang kiriman akan memberikan kemudahan tracking status barang secara real time kepada pengirim dan penerima.
Editor: Yudha