BATAMTODAY.COM, Batam - Rencana pembangunan Jembatan Batam - Bintan dinilai dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan menunjang aktivitas pelabuhan peti kemas Tanjung Sauh. Sebaliknya pemanfaatan Jembatan Batam - Bintan akan lebih maksimal jika pelabuhan Tanjung Sauh sudah beroperasi.
Pembangunan Tanjung Sauh diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 6 sampai 10 tahun. Sehingga, pembangunan Tanjung Sauh dan Jembatan Batam - Bintan bisa dikerjakan secara bersamaan.
"Pengalaman saya membangun seaport di Indonesia bisa memakan waktu 6 sampai 10 tahun. Tapi Tanjung Sauh bisa dibangun dalam waktu 5 tahun," ujar Deputi II Bidang Pengembangan BP Batam, Yusmar Anggadinata saat ditemui di kantornya, Kamis (1/3/2018).
Terkait rencana pembangunan pihaknya menyerahkan kebijakan pemerintah pusat dengan masukan dari Provinsi Kepri. Namun ia mengaku BP Batam sudah pernah melakukan studi awal rencana pengembangan Tanjung Sauh.
"Tapi kajiannya masih makro, belum sampai kepada outline bussiness case (OBC). Kalau kajian ini dipakai, belum bisa masuk unsur ke pendanaan. Jadi perlu ada kajian lagi untuk menentukan DED, " ungkapnya.
Menurutnya pembangunan Tanjung Sauh bisa dikembangkan dengan menggabungkan beberapa pulau di wilayah sekitar menggunakan dermaga. Karena keuntungan ganda bisa didapat apabila dilakukan konektivitas antar pulau. Dimana di tengah pulau yang digabungkan melalui dermaga bisa dijadikan waduk untuk memenuhi kebutuhan air.
"Konektivitas antar pulau akan membentuk sebuah waduk baru. Bendungan itu bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih," ungkap Yusmar.
Ia mengaku potensi Tanjung Sauh sangat besar, mengingat kedalaman air mencapai 20 meter. Sehingga bisa dilalui kapal-kapal bermuatan besar.
Editor: Yudha