BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Selain menuntut pertanggungjawaban rektor, para pengunjuk rasa juga meminta aparat penegak hukum menyeret nama-nama yang muncul dalam fakta persidangan kasus korupsi di kampus UMRAH.
"Tindakan korupsi adalah tindakan yang bejat. Kami meminta aparat penegak hukum menyeret nama-nama yang muncul dalam fakta persidangan. Termasuk memeriksa saksi-saksi," ungkap Rian salah satu orator, Senin (12/2/2018).
Mahasiwa Fisip UMRAH ini mengatakan, tindak korupsi para oknum petinggi UMRAH tersebut merupakan bentuk rendahnya moral manusia. Di mana, uang negara yang seharusnya diperuntukkan sebagai sarana pendidikan, malah digunakan untuk memperkaya diri sendiri.
"Ini bentuk rendahnya moral pejabat kampus kita. Tidak bermoral," tegasnya.
Sebagaimana diketahui, salah satu kasus korupsi pengadaan Sarana dan Prasaran (Sarpras) Program Integritas Sistim Akademik dan Administrasi (PISAA) UMRAH dengan alokasi dana Rp30 miliar dari APBN 2015 telah menyeret Wakil Rektor, Heri Suryadi sebagai tersangka.
Beberapa sidang lanjutan kasus tersebut juga sudah menyeret sebagai petinggi UMRAH sebagai saksi. Bahkan, nama Rektor UMRAH Syafsir Akhlus kerap muncul dalam fakta persidangan.
Editor: Gokli
