logo batamtoday
Jum'at, 19 April 2024
JNE EXPRESS


Peneliti Stanford Ciptakan Gas Hidrogen dari Air dengan Sebiji Baterai
Sabtu, 23-08-2014 | 14:43 WIB | Penulis: Redaksi
 
Elektrokatalis buatan peneliti Stanford yang berhasil memisahkan hidrogen cair dan oksigen dari air hanya dengan menggunakan daya sebiji baterai. (Foto: Universitas Stanford)
 

BATAMTODAY.COM - PROFESOR Hongjie Dai dan rekan di Universitas Stanford, AS, telah berhasil menciptakan bahan bakar murah hanya dengan sebiji baterai AAA. Alat elektrolit yang diciptakan itu berguna untuk memisahkan hidrogen dan oksigen melalui elektrolisis air pada suhu kamar, di mana hidrogen merupakan salah satu bahan bakar bebas emisi.

Dikutip dari laporan Universitas Stanford pada situs resminya, baterai mengirimkan arus listrik melalui dua elektroda yang memisahkan air menjadi hidrogen cair dan gas oksigen. Tidak seperti pemisah air lainnya yang menggunakan katalis (bahan untuk mempercepat proses) logam mulia, elektroda dalam perangkat Stanford terbuat dari besi dan nikel yang murah dan berlimpah.

"Dengan menggunakan nikel dan besi, yang merupakan bahan murah, kami mampu membuat eleltrokatalis yang cukup aktif untuk memisahkan air pada suhu kamar dengan baterai 1,5 volt tunggal," kata Hongjie Dai, seorang profesor kimia di Stanford.

"Ini adalah pertama kalinya seseorang telah menggunakan katalis logam non-mulia untuk memisahkan air pada tegangan yang rendah. Ini sangat luar biasa, karena biasanya Anda membutuhkan logam mahal, seperti platinum atau iridium, untuk mencapai tegangan itu," katanya.

Menurut Profesor Dai, selain menghasilkan hidrogen, pemisah air itu juga dapat digunakan untuk membuat gas klorin dan natrium hidroksida, bahan kimia yang penting bagi industri. Dia dan rekan-rekannya menjelaskan perangkat baru dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications pada edisi 22 Agustus 2014.

Sejauh ini, produsen mobil telah lama menganggap hidrogen sebagai sel bahan bakar alternatif yang menjanjikan untuk mesin bensin. Teknologi sel bahan bakar pada dasarnya memisahkan air secara terbalik.

Sel bahan bakar campuran itu menyimpan gas hidrogen dengan oksigen dari udara untuk menghasilkan listrik untuk menggerakkan mobil. Satu-satunya produk sampingannya hanyalah air - tidak seperti pembakaran bensin, yang memancarkan karbon dioksida dan menyebabkan efek rumah kaca.

Sementara, pemisahan air yang dikembangkan peneliti Universitas Stanford untuk membuat hidrogen itu tidak memerlukan bahan bakar fosil dan tidak memancarkan gas rumah kaca. Tetapi para ilmuwan belum mengembangkan pemisah air aktif dengan katalis yang mampu bekerja pada skala industri dengan biaya terjangkau.

"Selama beberapa dekade banyak kalangan berusaha membuat elektrokatalis murah dengan aktivitas tinggi dan daya tahan lama," kata Dai. "Ketika kami menemukan bahwa katalis berbasis nikel seefektif platinum, itu merupakan sebuah kejutan," imbuhnya.

Penemuan itu dilakukan oleh mahasiswa pascasarjana Stanford, Ming Gong,  penulis pembantu penelitian tersebut. "Ming menemukan struktur nikel-metal/nikel-oksida yang ternyata lebih aktif daripada logam nikel murni atau nikel oksida murni saja," kata Dai.

Katalis nikel/nickel-oksida secara signifikan menurunkan tegangan yang diperlukan untuk memisahkan air, yang akhirnya bisa menyelamatkan produsen hidrogen miliaran dolar dalam biaya listrik, menurut Gong. Tujuannya berikutnya adalah untuk meningkatkan daya tahan perangkat.

"Elektrodanya cukup stabil, tetapi mereka perlahan-lahan teroksidasi dari waktu ke waktu," katanya. (*)

Editor: Roelan

Ucapan Idul Fitri

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2024 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit