ENTAH sengaja atau keseleo lidah. Sehari menjelang pelaksanaan sertijab, atau hari kedua berkantor, Hatanto Reksodipoetro sebagai Ketua Badan Pengelola (BP) Batam sudah cari musuh. Bagaimana tidak. Di forum terhormat, "orang pusat" ini sudah menuduh media di Batam sebagai pengadu-domba antara BP Batam vs Pemko Batam.
Berikut catatan wartawan BATAMTODAY.COM, Roni Ginting, saat Ketua BP Batam Hatanto Reksodipoetro melontarkan tuduhan yang menyakiti hati awak media di Batam itu.
Selasa, 12 April 2016, adalah hari kedua Hatanto Reksodipoetro bersama dengan wakil dan para deputinya, masuk kantor di BP Batam, setelah dilantik Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, tanpa melalui proses fit and proper test. Hatanto pun langsung melakukan roadshow silaturrahmi di Batam.
Agenda pertamanya, mengadakan pertemuan dengan Wali Kota Batam, H. Muhammad Rudi di Kantor Wali Kota Batam di Batam Center. Kemudian, roadshow dilanjutkan dengan bersilaturrahmi dengan Ketua DPRD Kota Batam, Nuryanto, SH. MH beserta jajaran.
Nah, saat mengadakan pertemuan dengan Ketua DPRD Kota Batam, di ruang Rapat Pimpinan DPRD Batam itulah Hatanto mengeluarkan kata-kata yang menyakiti hari para wartawan. Bagaimana tidak? Relawan Presiden Jokowi saat Pilpres itu menuduh media di Batam sebagai pengadu-domba antara BP Batam dengan Pemko Batam.
Potongan rekaman pertemuan itu menyebar di berbagai kalangan, termasuk ke BATAMTODAY.COM. Simak transkrip ucapan orang nomor satu BP Batam itu.
"Media ini mudah sekali membuat berita, dan sering kali, lebih condong beritanya itu mengadu di antara kita. Tadi pun, setelah acara itu, kami ketemu dengan media, yang ditanya itu selalu, apa masalah antara Pemkot dengan BP."
Tampaknya, nahkoda baru BP Batam ini alergi dengan media. Buktinya, selain melontarkan tuduhan yang menyakitkan hati, Hatanto Reksodipoetro juga menggelar acara serah terima jabatan secara tertutup. No journalist!
"Iya tertutup, karena hanya mengundang kalangan internal," kata Direktur Promosi dan Humas BP Batam, Purnomo Andiantono menjawab BATAMTODAY.COM soal acara serah-terima jabatan tersebut.
Menanggapi tuduhan itu, Ketua PWI Kepri, Ramon Damora menyayangkan sikap Hatanto itu. Sebagai orang baru yang bertugas di Batam, seharusnya dia membangun jaringan komunikasi yang kondusif dengan semua pihak, termasuk dengan pers. Tidak malah seperti ini, mencari musuh.
"Kalau memang Anda memiliki historis negatif dengan media di tempat lain, jangan dibawa ke sini. Media di Batam ini kompak dan nawaitunya adalah membangun Batam," tegas Ramon.
Jadi, tambah Ramon, buktikanlah bahwa para pejabat baru BP Batam ini datang untuk membangun Batam. "Buktikan dengan terobosan dan gebrakan untuk membangun Batam. Bukan malah menciderai kemitraan antara BP Batam dan Pemko Batam dengan media," tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris PW Kepri, Saibansah Dardani mengatakan, statemen Ketua BP Batam itu, sangat menyakitkan hati wartawan dan menghina pers di Batam. Mana buktinya bahwa media telah mengadu-domba antara BP Batam dan Pemko Batam.
"Kalau begini cara Hatanto memimpin BP Batam, itu kontra produktif. Seharusnya, media dirangkul untuk mendorong program-program BP Batam dalam menarik investasi asing. Media adalah mitra, bukan musuh atau dikondisikan menjadi musuh seperti itu," tegasnya.
Meski demikian, lanjut Saibansah, jika Hatanto keseleo lidah, sebaiknya segera minta maaf secara terbuka kepada pers. Hal yang sama juga diungkapkan wartawan harian Kompas di Batam, Krismada. "Kalau memang salah ucap, mari kita bantu untuk meralatnya," ujarnya.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi wartakepri.co.id yang juga Ketua Forum Diskusi Publik-Kepri, Dedy Suwadha mengatakan, sangat disayangkan statemen Hatanto itu. "Tidak elok, sebagai orang yang dipercaya Presiden Jokowi untuk memajukan Batam justru dicoreng dengan statemen yang menyakitkan hati wartawan itu," tutur Dedy Suwadha.
Ini catatan pertama untuk Hatanto. Mulutmu, harimaumu!
Editor: Dodo